Chapter 5

2.1K 290 15
                                    

💖. Happy Reading 💖.

🍁🍁🍁

Wang Yibo menunggu dengan gelisah di depan gerbang kampus, seperti biasa dalam setelan jaket sport Nike-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wang Yibo menunggu dengan gelisah di depan gerbang kampus, seperti biasa dalam setelan jaket sport Nike-nya. Hari menjelang sore dan langit seperti menunjukkan tanda-tanda akan turun hujan.

Hari ini dia bertekad untuk menemui Xiao Zhan. Asalkan bisa bersamanya walau cuma sahabat itu tidak menjadi masalah.

Tiba-tiba saja gadis yang selama ini mengejarnya berjalan menghampiri. Chen Xiao tersenyum dan berdiri persis di samping motornya.

"Yibo, kenapa kau selalu memakai motor? Apalagi sekarang mulai sering turun hujan," usik Chen Xiao.

Wang Yibo hanya diam sambil terus menatap ke dalam pelataran gedung.

"Kenapa kau tidak pernah memperhatikanku, Yibo? Apa yang kurang dariku? Bahkan orang tua kita sudah merencanakan perjodohan kita," ujar Chen Xiao lagi.

Wang Yibo masih tidak peduli. Dia bahkan tidak melirik sedikitpun.

Xiao Zhan tampak berjalan bersama Zifan, dalam balutan blazer Mackintosh tebal coklat muda. Terlihat berbincang sambil tersenyum sehangat biasanya. Tapi senyumnya seketika menghilang saat melihat pemandangan di depannya. Matanya melebar.

Bagaimana tidak.

Pemuda yang selama ini merenggut hatinya, yang beberapa minggu ini bahkan hampir dua bulan tidak muncul sekarang ada di depan mata. Tapi bersama seorang gadis yang tengah memeluk lehernya. Dan gadis itu mencium pipinya sekilas.

Walaupun pemuda itu terlihat berontak dan marah tak urung semua hal itu membuat jantung Xiao Zhan seperti ditarik paksa dari tempatnya.

Tanpa mempedulikan temannya, Xiao Zhan bergegas ke arah halte bus. Dengan perasaan gugup, marah, benci dan semacamnya, Xiao Zhan bertahan untuk tidak mendengar panggilan pemuda itu.

Wang Yibo yang kaget karena tindakan berani Chen Xiao yang tiba-tiba menarik leher dan mencium pipinya terlihat emosi. Dia mendorong gadis itu bertepatan dengan munculnya Xiao Zhan. Tapi melihat ekspresi Xiao Zhan yang emosi, Wang Yibo yakin kalau pemuda manis itu melihat semuanya.

"Zhan?!"

Wang Yibo segera menghidupkan motor dan menyusul ke halte. Bus yang ditunggu Xiao Zhan belum muncul hingga Wang Yibo sempat turun dan mencoba memegang tangan Xiao Zhan.

"Zhan? Kenapa kau pergi? Aku menjemputmu, ikutlah denganku," Wang Yibo memohon.

"Aku bukan siapa-siapamu, Yibo. Kau tidak harus selalu menjemputku," sahut Xiao Zhan datar.

𝑻𝒆𝒎𝒑𝒕𝒊𝒏𝒈 𝑯𝒆𝒂𝒓𝒕 [𝓔𝓷𝓭] (Dibukukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang