💖. Happy Reading 💖.
🍁🍁🍁
Xiao Zhan terlihat berjalan di lorong rumah sakit bersama Zhao Lin. Hari itu dia merasa sangat sibuk, dari pagi dia sudah sampai di rumah sakit dan langsung menangani banyak pasien.
"Kenapa hari ini tidak seperti biasanya?" keluh Zhao Lin.
"Entahlah. Oh ya kau akan menangani 20 pasien hari ini, di lantai 4, aku memegang di lantai 5."
"20?"
"Hmm, mahasiswa magang akan membantu untuk peralatan," sahut Xiao Zhan.
Saat melewati lorong dekat laboratorium, Xiao Zhan melihat pasien yang ada di luar tanpa perawatan.
"Kenapa pasien ini masih disini?" tanyanya pada salah satu suster.
"Pihak MRI harus menunggu untuk bagiannya, Dokter," suster itu menyahut.
Xiao Zhan melihat pasien itu mengalami sesak nafas. Dia pun menyerahkan berkas yang daritadi dipegangnya pada Zhao Lin.
"Biar aku yang tangani," ujar Xiao Zhan.
Lantas mendorong ranjang pasien ke lorong menuju ruang MRI.
"Ayo, Tuan.. Aku akan membawamu ke suatu tempat," ujar Xiao Zhan ramah.
Pasien itu menatap putus asa seraya bertanya pada Xiao Zhan.
"Apakah -- apakah aku akan bertahan...?" nafasnya terengah.
Xiao Zhan tersenyum lembut.
"Tentu saja, jangan khawatir," sahutnya menenangkan.
Sementara Zhao Lin berlalu menuruni lantai yang dimaksud.
Setelah menangani hampir 22 pasien hari itu, Xiao Zhan kini duduk lelah di ruangannya. Kursinya dia putar menghadap jendela yang memperlihatkan jalanan di bawah. Langit malam diterangi gemerlap lampu jalan dan gedung-gedung tinggi yang terlihat meramaikan suasana kota.
Dia melirik jam tangannya, sudah lewat tiga puluh menit dari jam delapan malam.
Apakah Yibo masih menunggu di taman?
Dengan pikiran itu, Xiao Zhan melepas jas dokter, memakai blazer coklat Mackintosh-nya dan keluar dari ruangan. Dia berpapasan dengan Zhao Lin saat mau menuruni eskalator.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑻𝒆𝒎𝒑𝒕𝒊𝒏𝒈 𝑯𝒆𝒂𝒓𝒕 [𝓔𝓷𝓭] (Dibukukan)
RomanceBagaimana kau bisa melihat seseorang yang sama sekali tidak terlihat oleh orang lain selain dirimu? Xiao Zhan menanyakan pertanyaan yang sama pada dirinya sendiri. Setelah dia direnggut dari kehidupan lamanya, terlempar ke kehidupan baru di negara b...