Chapter 6

2K 263 20
                                    

💖. Happy Reading 💖.

🍁🍁🍁

Heng Shan Residence

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heng Shan Residence.

Menjelang malam, keduanya tiba di rumah Xiao Zhan. Wang Yibo memarkirkan motor di luar garasi rumah. Lalu mengikuti Xiao Zhan masuk ke dalam. Matanya langsung terpana, merasakan rumah itu sangat nyaman.

Dengan arsitektur yang unik dan klasik. Banyak perabotan antik, lukisan ternama yang terpasang di beberapa bagian dan guci-guci besar. Ruang tengah diisi sofa berwarna krem dengan meja kaca panjang, kandelar besar yang menggantung di antara tangga naik dengan balustrade besi berukir yang berbelok setengah lingkaran.

Berbatasan dengan ruang makan yang dipasangi cermin bulat dan satu set meja makan persegi, terdapat meja bar panjang serta gelas goblet yang tergantung. Di dekat jendela yang melengkung terdapat meja piano hitam mengkilat, tempat duduk panjang beralas bantal empuk warna coklat tua. Di samping piano, di atas meja bulat tinggi, terdapat satu piringan hitam.

Wang Yibo langsung merasakan kedamaian di rumah itu.

Setelah membuka jaket, dia duduk di kursi piano. Mulai membuka penutupnya dan perlahan memainkan jemari di atas tuts. Suara denting piano itu terdengar menggema di dalam rumah.

Xiao Zhan menuruni tangga setelah berganti pakaian. Buket bunga tadi dia letakkan di atas piano di sebelah partitur yang terpasang. Setelah mengambil segelas Red Wine dalam goblet kecil, dia duduk di sebelah Wang Yibo.

Pemuda tampan itu menerima minuman dan menyesapnya sedikit.

Xiao Zhan memperhatikan kekasihnya sambil menekan sikut pada pinggiran piano setelah meletakkan gelas di sebelah partitur.

"Kedua orang tuamu sering pergi, Zhan?" tanya Wang Yibo.

"Hm, ayahku kadang pindah ke berbagai negara, tanpa batas waktu. Aku sering sendirian, hanya piano ini teman dalam kesendirianku."

"Siapa yang suka memainkannya?"

"Piano ini milik ibuku. Hampir setiap hari memainkan musik dan mengajariku, tapi aku tidak bisa menguasai sepenuhnya," sesal Xiao Zhan.

"Ibumu seorang seniman?" Wang Yibo kembali bertanya.

"Dulu, ibuku suka mengisi acara di setiap pertunjukan dan teater, dalam acara itu ayahku bertemu dengannya. Yah mereka berkenalan dan akhirnya jatuh cinta. Tidak terduga, bukan? Cinta memang bisa muncul tanpa bisa kita prediksi dimana dan dengan siapa."

𝑻𝒆𝒎𝒑𝒕𝒊𝒏𝒈 𝑯𝒆𝒂𝒓𝒕 [𝓔𝓷𝓭] (Dibukukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang