Chapter 15

1.6K 227 10
                                    

💖. Happy Reading 💖.

🍁🍁🍁

Setelah dua hari tidak pulang ke rumah, sore itu Wang Yibo baru saja memarkirkan mobil di pelataran mansion besar Wang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah dua hari tidak pulang ke rumah, sore itu Wang Yibo baru saja memarkirkan mobil di pelataran mansion besar Wang.

Paman Fengmin menyambutnya dengan ekspresi sendu, seperti merasa prihatin dengan nasib tuan mudanya.

Wang Yibo mengernyit tidak mengerti, tapi akhirnya dia paham ketika masuk ke ruangan tamu melihat kedua orang tuanya yang memandangnya tajam. Ayahnya duduk bersilang kaki, sedangkan ibunya berdiri menyandar pada kepala sofa.

Wang Haoxuan duduk di kursi piano, menatap khawatir padanya.

Wang Yibo melangkah mendekati kakaknya.

“Apa kau baru saja bertemu pacar laki-lakimu, Wang Yibo?” tanya Wang Jiali dingin.

Raut muka Wang Yibo langsung berubah. Tiba-tiba saja dia merasa takut akan terjadi sesuatu pada Xiao Zhan. Ayahnya bisa bertindak nekad demi apapun. Dia menatap kakaknya dengan pandangan memohon.

“Jangan bersembunyi di belakang kakakmu! Ayah sudah tahu semuanya. Suatu keteledoran yang menguntungkan, bukan?” ujar Wang Jiali sinis. Tangannya yang dari tadi bersidekap mengeluarkan ponsel dari genggamannya yang tersembunyi.

Wang Yibo langsung merasa lemas. 

Wang Haoxuan berdiri memegang tangannya.

“Jadi dia yang menyebabkan kau melawan ayahmu akhir-akhir ini? Kita lihat sampai dimana kekuatan cinta kalian,” dengus Wang Jiali.

“Jangan coba-coba menganggunya, Ayah. Atau aku akan berbuat hal yang tidak pernah ayah bayangkan selama ini,” desis Wang Yibo tertahan. Emosinya mulai naik ke kepala.

Wang Jiali tertawa remeh.

“Kau tidak mengenal ayahmu, Yibo. Ayah bisa berbuat apapun tanpa ada yang berani melawan. Ayah sudah mencari tahu tentang dia, dia memang cukup berada. Tapi masalahnya kau mencintai laki-laki. Kau pikir dirimu merasa benar? Memangnya sudah tidak ada perempuan di dunia ini? Sangat memalukan!” geram Wang Jiali dengan wajah merah karena amarah.

“Apa salahnya jatuh cinta? Ayah tidak bisa menentukan aku harus mencintai seorang perempuan. Bahkan mereka hanya menginginkan kekayaan dan status sosial demi kenyamanan hidup. Perempuan rendahan,” desis Wang Yibo lepas kendali.

“Wang Yibo!!!” suara ayahnya menggelegar di ruangan mewah itu. Tangannya meremas ponsel anaknya hingga buku jarinya memutih. Dia berdiri melotot pada Wang Yibo.

Wang Yibo tak mau kalah. Dia menatap tajam pada ayahnya dengan kedua tangan mengepal kuat.

Tiba-tiba tanpa disadari yang lainnya, nyonya Wang melangkah mendekati Wang Yibo dan terdengar suara tamparan keras.

𝑻𝒆𝒎𝒑𝒕𝒊𝒏𝒈 𝑯𝒆𝒂𝒓𝒕 [𝓔𝓷𝓭] (Dibukukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang