💖. Happy Reading 💖.
🍁🍁🍁
Sejak malam itu, besoknya Xiao Zhan terpaksa minta libur sehari. Dia benar-benar drop, sama sekali semua anggota badannya tidak bisa diajak kerjasama. Xiao Zhan hanya diam merenung dan suhu badannya sedikit hangat. Seharian dia tertidur dalam keadaan gelisah bahkan makanan pun tidak bisa masuk ke perutnya.
Paman Huang sudah berusaha membujuknya untuk makan tapi Xiao Zhan hanya terbaring lemas di tempat tidur. Walaupun pada akhirnya dia memaksakan diri untuk makan karena harus minum obat.
Dirinya terus berusaha mencerna setiap kejadian dan perkataan pemuda yang selalu ditemuinya.
Xiao Zhan merasa kalau pemuda itu berusaha menunjukkan sesuatu padanya, tapi apa?
Xiao Zhan benar-benar dibuat sakit kepala. Sampai akhirnya dia kembali tertidur karena pengaruh obat yang dia minum. Tidak terasa waktu pun terus berlalu. Xiao Zhan terbangun di sore hari, merasakan suhu tubuhnya mulai turun. Perlahan dia bangkit dari tempat tidur dan beranjak ke kamar mandi.
Setelah merasa segar, Xiao Zhan menuruni tangga menuju ke teras depan. Duduk termenung memandangi pohon maple yang mulai berwarna kelabu.
Setelah beberapa menit Xiao Zhan duduk merenung sendiri, pintu pagar terbuka dan mobil pamannya terlihat memasuki halaman rumah.
Paman Huang tergesa keluar melihat Xiao Zhan duduk di kursi teras. Dia menghampiri keponakannya, menyentuh keningnya sesaat.
"Jangan duduk di luar dalam cuaca dingin seperti ini, apalagi kau baru saja sembuh. Dengarkan paman sekali ini saja, masuklah!"
Xiao Zhan menurut, dia akhirnya beranjak masuk dan menghempaskan diri di sofa tengah.
Paman Huang tampak masuk ke kamarnya setelah menyimpan bungkusan yang ia bawa ke meja makan. Beberapa menit kemudian dia keluar sudah berganti pakaian. Matanya melirik Xiao Zhan yang cuma diam menatap kosong ke luar jendela.
Paman Huang menggeleng pelan. Lalu membuatkan Xiao Zhan dan dirinya sendiri secangkir teh hangat. Membawa cangkir itu dan menyodorkannya pada keponakannya yang melirik enggan.
"Terima kasih, Paman," ucap Xiao Zhan pelan sambil menerima cangkir teh.
Paman Huang duduk di depannya. Perlahan mulai menyeruput teh. Matanya memperhatikan Xiao Zhan yang sudah sedikit tenang dibanding malam sebelumnya.
"Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanyanya hati-hati.
Bibir pucat Xiao Zhan berusaha mengulas senyum. Perlahan dia menyeruput tehnya.
"Aku baik-baik saja, Paman."
Paman Huang meletakkan cangkir teh di atas meja.
"Paman tidak tahu harus bagaimana lagi melihat kondisimu sekarang, paman benar-benar khawatir padamu," kata paman Huang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑻𝒆𝒎𝒑𝒕𝒊𝒏𝒈 𝑯𝒆𝒂𝒓𝒕 [𝓔𝓷𝓭] (Dibukukan)
RomanceBagaimana kau bisa melihat seseorang yang sama sekali tidak terlihat oleh orang lain selain dirimu? Xiao Zhan menanyakan pertanyaan yang sama pada dirinya sendiri. Setelah dia direnggut dari kehidupan lamanya, terlempar ke kehidupan baru di negara b...