Bagian 26

72 14 2
                                    

Hallo Minna,

Jangan Lupa Beri Vote pada cerita ini ya.

Sejujurnya aku masih bingung, cerita ini akan berakhir dengan BoruSara atau ShikaSara.


Boruto POV

Aku bertemu dengan Shikadai di acara pertunangan Chocho. Aku sangat terkejut saat mengetahui bahwa Sarada tidak bersama dengan Shikadai. Aku mengira mereka bersama setelah pernyataan Sarada di koridor sekolah saat itu. Saat kami sedang berbincang, tiba-tiba Hikka menghampiri kami.

"Dia kekasihmu Boruto?"

"Iya, kami bertemu setahun yang lalu"

"Pantas saja kau menghilang, bahkan Sarada setiap hari mencarimu dan menanyakan kabarmu padaku"

"Oh, aku sibuk kuliah. Kalau begitu kami permisi dulu"

Sembari berjalan menjauh, aku memikirkan setiap perkataan Shikadai kepadaku. Untuk apa Sarada mencariku? Kenapa ia mencariku? Dan pertanyaan lainnya yang membuat kepalaku berputar.

Pada saat itu juga, tanpa sengaja aku melihat Sarada berlari keluar ruangan. Aku menatap Hikka dan menggenggam tangannya.

"Hikka, kau bisa pulang sendiri? Aku ada urusan lain" kataku

"Tentu, aku akan mencoba mencari taksi untuk pulang"

"Terima kasih Hikka"

Aku berlari menyusul Sarada. Ku temukan ia sedang duduk sendiri di taman. Samar aku mendengar ia menangis. Aku berjalan mendekatinya dan bersembunyi di salah satu pohon, namun tetap saja aku tak dapat mendengar suaranya dengan jelas.

Tiba-tiba siluet seseorang mendekati Sarada. Ku tajamkan penglihatanku dan ku yakini ia adalah Shikadai.

Ku lihat Shikadai sedang berbicara dengan Sarada, lalu ia merengkuh Sarada dalam pelukannya.

Ku coba semakin mendekat agar mampu mendengar semua pembicaraan mereka.

"Tenangkan dirimu Sarada" ucap Shikadai sembari mengelus puncak kepala Sarada

"Aku tak mengerti, apa perasaanku selama ini salah? Aku mencintai orang yang salah, hingga aku merasakan patah hati setelah bertahun-tahun aku mencarinya" ucap Sarada dalam tangisan

"Siapa orang yang dicintai Sarada? Bukankah itu Shikadai? Lalu kenapa ia menangis saat Shikadai masih berada disampingnya?" batinku

Aku kembali mempertajam pendengaranku dan mengamati interaksi mereka. Aku masih berharap mereka tidak menyadari keberadaanku disini.

"Apa benar selama ini cintaku hanya bertepuk sebelah tangan pada Boruto? Apa selama ini sikap Boruto bukan karena ia mencintaiku juga. Maaf jika aku salah meletakkan hatiku padamu, Boruto. Aku akan mencoba melupakanmu, semoga kau bahagia" rancu Sarada dalam pelukan Shikadai

Aku sungguh terkejut mendengar pernyataan Sarada. Apa benar selama ini ia mencintaiku? Lalu kenapa ia mengungkapkan perasaannya pada Shikadai saat itu?

Ku lihat Shikadai yang hanya diam mendengarkan semua yang dikatakan Sarada dan semakin mengeratkan pelukannya sembari mengelus puncak kepala Sarada untuk menenangkannya. Ada sebersit rasa tidak rela dalam hatiku, terlebih setelah mendengarkan kenyataan yang Sarada ungkapkan saat ini. Namun aku tak bisa berbuat apa-apa. Bagaimanapun perasaanku, aku tak mungkin dapat menyakiti perasaan Hikka. Aku lah yang sudah memilihnya dan perasaanku itu akan ku pertahankan untuk Hikka.

Aku terus bersembunyi di dekat mereka, hingga aku mendengar suara tangis Sarada mereda dan mereka berjalan menjauhi taman.

Aku ikuti mereka sampai di depan rumah Sarada. Aku masih sangat mengingat rumah itu, karena rumah itu adalah rumah yang sering aku datangi saat sekolah menengah atas dulu.

Aku melihatnya dari seberang jalan hingga Sarada memasuki rumah dan saat itu juga aku berbalik melangkah pergi sembari menatap langit malam.

"Maafkan aku Sarada, aku tak tau apakah aku masih bisa membalas perasaanmu itu" kataku lirih

FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang