Happy reading all♡
•••••
"Hai ra". Sapa seseorang di dalam telfon.
"Eh safa kenapa?". Jawab nara di dalam telfon.
"Gue mau minta maaf soalnya besok gue gabisa jemput lo buat bareng ke sekolah". Jelas safa.Safa adalah sahabat nara dari mereka SMP kelas 7 karena memang nara orang yang tertutup dan selama di smp hanya safa yang bisa mengerti nara dalam keadaan apapun.
Makanya mereka memutuskan untuk masuk ke SMA yang sama yaitu SMA pelita bangsa. SMA favorite di Jakarta ini menjadi Pusat yang di pilih semua orang.
"Yaudah gapapa gue bisa berangkat sama bang akmal". Jawab nara
"Maaf ya soalnya mamah gue minta dianterin ke bandara sama gue". Jelas safa.
"Gapapa fa santai aja kali". Balas nara.
"Yaudah deh sekali lagi maaf ya ra". Ucap safa.
"Iya safaaaa". Jawab nara.
"Bye ra". Ucap safa di akhir percakapan.
"Bye fa". Jawab nara lalu mematikan telfon nya.Nara menyimpan ponsel nya diatas meja rias nya lalu turun ke bawah untuk mencari keberadaan kakak nya.
"Bang akmalll". Teriak nara Sambil menghampiri bang akmal yang sedang duduk santai di depan tv.
"Kenapa sih adek aku ini". Jawab bang akmal sambil mengacak rambut adik nya itu.
"Bang besok anterin ke sekolah ya". Ucap nara.
"Gabisa besok kan ospek". Jawab bang akmal sambil fokus ke layar tv.Bang akmal memang baru masuk di salah satu Universitas di Jakarta.
Jadi otomatis bang akmal harus menghadapi ospek di awal masuk nya dia ke kampus nya."Yaudah deh naik taksi aja". Ucap nara lalu berdiri dari duduk nya.
"Gapapa kan?". Tanya bang akmal menahan tangan nara.
"Gapapa kok". Jawab naluri tersenyum lalu berjalan ke kamar nya.Naluri membuka pintu kamar lalu langsung menghempaskan tubuh nya diatas kasur empuk nya.
"Besok naik taksi deh". Gumam nara.
"Yaudah deh nasib". Ucap nara akhirnya lalu memejamkan matanya dan tertidur.--Thanks udah baca:)
--jangan Lupa vote!
KAMU SEDANG MEMBACA
Nara [END]
Teen Fiction//typo bertebaran\\ nara adalah seorang cewe yang dingin dan cuek dia hanya bersikap seperti biasa hanya kepada sahabat nya. semua masalah yang dia hadapi membuat nya merasa terpuruk itulah yang membuat sikap nya sangat dingin. mungkin dengan kehadi...