Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Senyum Masumi terus- terusan mengembang, bak kerupuk yang kena minyak goreng panas, saat menatap wajah cantik yang tertidur dalam dekapannya. Sudah setengah jam Maya tertidur, tapi Masumi enggan memindahkan gadis itu ke kamarnya, jika dia pindahkan gadis itu artinya mereka akan tidur dikamar masing- masing, dan Masumi lebih baik mati jika harus berpisah dengan Maya saat ini.
Dia lebih memilih mendekap Maya semalaman di sofa meskipun kakinya yang panjang harus tertekuk dan saat ini mereka bergelung meringkuk berdesakan di sofa santai di Villanya.
Apalagi beberapa jam lagi Maya akan kembali ke Tokyo dan dia harus menyelesaikan tugasnya, menghadang dan meredam badai yang dia undang, Masumi harus berada di Hongkong sebelum sore tiba, untuk bertemu beberapa investor yang telah dia cadangkan, menghadapi serangan Takatsu seharusnya tidak serumit dan sesulit bayangan Eisuke Hayami, karena Masumi telah memikirkan jalan keluar sebelum dia memutuskan menolak Shiori jauh sebelum gadis itu mengalami depresi. Yang dia lebih khawatirkan adalah keselamatan gadis yang tertidur dalam pelukannya, yang semakin lama semakin menempel dan menyusup di bawah ketiaknya.
Masumi tersenyum lagi, pasti aroma ketiaknya sangat memabukkan hingga Maya begitu pulas tertidur, bahkan saat dia mencuri 3 atau 4 kali ciuman gadis itu tidak juga terjaga. Masumi tersenyum geli sudah beberapa kali dia melakukan itu, mencuri ciuman sebelum hari ini, dan ternyata Maya juga melakukan hal yang sama pada dirinya. Baru dia sadari jika sedari dulu mereka saling tertarik, tapi tetap dengan keras kepala tidak ingin mengakuinya.
Setelah aksi pernyataan cinta darinya, dan Maya menerima dengan sukarela lalu dilanjutkan dengan ciuman panas yang amat panjang dan mereka hanya berhenti untuk mengambil nafas, kini Masumi bisa melihat efeknya pada bibir mungil itu, sedikit bengkak dan warnanya lebih merah daripada biasanya.
Jika saja Maya tidak tidur, mungkin saat ini dia masih ingin tetap menyosor Maya dibanding mencuri ciuman diam- diam seperti yang baru saja dia lakukan. Bibir Maya adalah candu baginya, keseluruhan dari gadis ini adalah candu yang memabukkan baginya, dia ingat sejak Maya datang ke Pulau ini belum satu kali dia menyentuh rokok ataupun minuman alkohol, ya berada di dekat gadis ini hanya membuat kesehatan jantungnya yang terganggu karena sejak mereka berdekatan, berpelukan dan berciuman jantungnya tidak berhenti untuk berdentam dentum dengan kerasnya.
Masumi merasakan hidup dan pertama kalinya dalam hidup dia begitu sangat bersemangat memperjuangkan kebahagiaan dan keinginannya sendiri, pilihan hatinya.
Masumi mengarahkan jemarinya pada kalung berbentuk hati yang beberapa saat lalu dia kenakan di leher Maya, gadis itu memekik girang, bukan karena harganya, kalung itu sangat sederhana, hanya terbuat dari emas, bukan juga berlian, Maya memekik senang karena pada liontin itu yang berbentuk loket didalamnya terdapat foto Masumi dan Maya, dan bagian luar loket tentu saja di grafir dengan gambar berbentuk bunga Mawar.
Masumi berfikir memberikan Maya kalung , kala mengetahui Sakurakoji pernah mengenakan kalung dengan liontin lumba- lumba yang sama seperti yang dikenakan oleh Maya. Rasanya jika dia tidak ingat siapa dirinya saat menemukan pria itu mengenakan kalung itu, Masumi sudah ingin merampas dan membuang kalung lumba- lumba sialan itu jauh- jauh. Untuk itu dia langsung menyempatkan membeli kalung dengan loket hati dan memesan khusus grafir bunga mawar Ungu, dan dari dokumentasi Hijiri dia menemukan foto Maya lalu memasang foto itu di loket berdampingan dengan fotonya.