Duapuluh Satu

272 20 47
                                    

Ruangan Direktur, Daito Genio

Ruangan Direktur itu nyaris tidak ada yang berubah sejak hampir 3 minggu ditinggalkan oleh Direktur definitifnya, yakni Masumi Hayami, sementara sang wakil Direktur yang selama 3 minggu menjabat sebagai pelaksana tugas tetap menempati ruangannya y...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruangan Direktur itu nyaris tidak ada yang berubah sejak hampir 3 minggu ditinggalkan oleh Direktur definitifnya, yakni Masumi Hayami, sementara sang wakil Direktur yang selama 3 minggu menjabat sebagai pelaksana tugas tetap menempati ruangannya yang lama.

Sang Jenderal, pemimpin tertinggi dan pemegang saham terbesar di  Daito Genio tampak duduk di kursi rodanya menghadap ke kaca jendela yang luas dan tatapan pria itu seakan bisa menembus gedung- gedung pencakar langit yang ada dihadapannya.

Seharusnya wajah tua itu lebih ceria dibandingkan minggu- minggu sebelumnya ketika saham Daito melorot turun bak kaus kaki yang karetnya sudah kembang alias kendor.

Kondisi Daito saat ini  jauh lebih baik dari pada minggu pertama saat Takamiya Grup menarik pasokan dana, dan memboikot beberapa proyek yang seharusnya ditangani oleh Daito.

Tidak diragukan lagi, Masumi menepati ucapannya, dia membalikkan keadaan yang sebagian besar para Dewan Direksi  meragukan kondisi keuangan Daito akan pulih dalam hitungan minggu.

Eisuke menghela nafasnya, dia menyadari Masumi sangat tangguh untuk dikalahkan, dia seharusnya tahu pasti meskipun bukan anak kandungnya, urusan pekerjaan Masumi tidak bisa diragukan, dia terlalu handal dan tidak ada kata takut untuk membuatnya takluk dan berlutut sekalipun dihadapan Tenno Takamiya.

Rumor  jika Masumi di depak dari Daito akibat pernikahan yang batal dengan cucu grup Takatsu bukan malah menjatuhkan nama besar Masumi, puluhan perusahaan besar baik di luar Jepang dan di dalam Jepang berlomba- lomba menawarkan posisi tertinggi dengan besaran gaji yang sangat fantastis untuk Masumi.

Dan raut wajah tua yang sudah banyak bermunculan keriput disana sini itu semakin tertekuk menyadari hal itu, apalagi dia mengetahui Masumi melakukan negosiasi dengan perusahaan entertainment raksasa di Hongkong.

Bagaimana Eisuke tidak gusar, tanpa perlu mengkonfirmasi kepada Masumi, dia sudah bisa membaca secara jelas sepak terjang yang akan dilakukan Masumi. Dan membayangkan jika hal itu terjadi, membuat dadanya semakin sesak, Tekanan darahnya terus saja naik meski internist paling hebat di Tokyo sudah meresepkan obat kombinasi paling paten untuk membuat tekanan darahnya  tetap stabil.  Beban pikiran dan kekhawatiran beberapa minggu belakangan memperberat  kerja jantungnya yang sudah memasuki usia 60 tahun itu sehingga penyumbatan pembuluh darah jantung yang di deritanya akibat Hipertensi berat, dan meskipun sudah dipasangi 4 buah ring agar aliran darahnya ke jantung bisa tetap lancar, masih membuat Eisuke sering merasa sesak dan nyeri dada tiba- tiba.

Rasanya umur Eisuke semakin singkat saja sejak Masumi memutuskan keluar dari kediamannya, kontras dengan Masumi yang kelihatannya semakin bahagia, santai, lebih tenang dan tidak meledak- ledak bahkan lebih sering tersenyum dan tertawa.

Ketukan di pintu membuyarkan lamunan Eisuke, sekretaris Direktur , Mizuki Saeko membawakan secangkir teh dan sepiring kue- kue dan menghidangkannya di coffee table, Eisuke hanya menoleh sejenak lalu kembali menatap keluar jendela.

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang