"Jadi kamu sangat yakin jika perasaan Akoya itu nyata?" Masumi bertanya disaat mereka sedang menikmati pemandangan matahari terbenam dari Pantai Izu. Dan keduanya tengah berjalan dengan bertelanjang kaki menyusuri pantai, merasakan hangatnya pasir pantai yang terbakar sinar matahari sore.
Masumi menanyakan itu karena dia penasaran tentang latihan Maya, mengingat senin ini Tim Onodera akan tampil lebih dulu, dan dilanjutkan oleh Tim Kuronuma pada malam berikutnya, tentu saja dia sudah tidak sabar melihat kedua Akoya itu tampil.
Masumi kembali meminta Maya melakukan lagi latihannya, dan dia berpura- pura menjadi Isshin, kali ini bukan seperti di Kapal Astoria, yang saat Masumi memintanya melakukan dialog cinta Akoya, Maya hanya memeluk jasnya, kali ini Maya bahkan meminta Masumi berlutut, dan menyaksikan dialog itu, hati Masumi terasa hangat, entah mengapa dia merasakan Maya bukan sekedar berakting, Maya menjelma menjadi Akoya itu sendiri, perasaan Akoya sangat jelas dapat dia rasakan, sangat nyata, senyata tangan gadis itu yang kini dia gandeng dan jemari mereka saling bertaut.
"Aku pernah meragukan jika belahan jiwa itu ada, belahan jiwa hanyalah di dunia panggung dan mustahil ada di dunia nyata." Ujar Masumi.
"Pak Masumi pernah meragukannya? Berarti sekarang sudah percaya ?" Tanya Maya
"Hmm.. ya begitulah." Jawab Masumi singkat, dia tersenyum simpul ketika Maya menatapnya lekat, tidak puas dengan jawaban singkatnya.
"Sewaktu di lembah plum, aku sudah merasakan perasaan yang berbeda saat mendengar dialog Akoyamu, hatiku mendadak terasa hangat, jiwaku terasa lepas dan berlari padamu, kufikir itu hanya ilusi karena mendengar pengekspresianmu terhadap dialog itu, tapi perasaan dan kesan yang ditinggalkan begitu kuat, bukan saja merasa hangat, aku juga merasa sangat bahagia bisa bersama denganmu, tanpa harus berdebat atau bicara sembari berteriak terhadapmu, rasanya sangat menyenangkan, hingga saat kita terjebak di kuil, aku berharap waktu bisa berhenti selamanya disana. Tapi saat pagi menjelang aku tahu harus mengusir mimpiku jauh- jauh, tidak mungkin aku mengkhayalkan sesuatu seperti ini, karena yang kutahu kamu masih membenciku saat itu."
Seketika Maya menghentikan langkahnya, dan membuat Masumi juga berhenti, Maya berbalik dan menghadap Masumi,dengan tangan yang masih bertaut. Senyum mengembang di bibirnya.
"Aku tidak membenci anda lagi, bahkan aku sudah mencintai anda saat kita memandang bintang dari lembah plum."
"Malam itu?" Tanya Masumi terperanjat.
"Ya saat memandang taburan bintang di langit lembah plum, tiba- tiba yang terbayang wajah anda." saat mengatakan itu wajah Maya memerah, sudah kepalang basah, toh mereka sudah saling berjanji untuk saling jujur pada perasaan satu sama lain.
Masumi terkekeh " Betapa banyak waktu yang terbuang dan kita malah saling menolak dan tidak mengakui perasaan yang sebenarnya."
" Bagiku saat itu untuk menyampaikan perasaanku melalui dialog Akoya sudah butuh keberanian luar biasa, mengingat anda selalu kemana- mana bersama Nona Shiori, aku tidak berani membayangkan anda membalas perasaanku. Apalagi sepulang dari lembah plum yang kudapati malah pesta pertunangan anda." Ucap Maya muram
"Maafkan aku, kukira kamu masih terus membenciku, meskipun aku berusaha menolak dan membohongi hatiku sendiri, sekeras apapun aku berusaha untuk menjaga jarak denganmu sekeras itu juga aku selalu tertarik untuk mencari tahu tentangmu. Hingga akhirnya aku bertanya kepada Bu Mayuko tang belahan jiwa itu apa."
"Hah? Yang benar Pak Masumi? Kapan anda menanyakannya? Apa disaat yang sama dengan kedatanganku juga?"
Masumi mengangguk " Ya, disaat yang sama, Bu Mayuko menertawakanku , dia tertawa hingga airmata keluar dari sudut matanya, dan satu- satunya orang yang pertama kali tahu jika aku mencintaimu, adalah Bu Mayuko."

KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE
FanfictionFFTK lainnya dari Author Kacangan, silahkan komen dan Vote jika terhibur, agar Author bisa Terhuraaaa.....