Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Villa milik Masumi ternyata sangat nyaman, walaupun hanya terdiri dari dua kamar, ruang santai dengan sofa- sofa yang sangat besar dan empuk, teras yang menghadap ke laut, dapur minimalis dengan peralatan canggih dan dua kursi bar yang difungsikan sebagai kursi makan.
Maya tentu saja gugup saat masuk ke Villa tersebut, mengingat bukan hanya dia yang pernah berada di Villa ini, apalagi setelah Masumi menjelaskan jika Shiori pernah berada di Villa ini, membongkar album pementasannya dan mengambil ijazah SMAnya, astaga buah naga, masa depan Maya berada ditangan Nona Takamiya itu, Maya harus ingat untuk membujuk Masumi agar bersedia meminta kembali ijazah SMAnya dari tangan Shiori.
"Maaf kau harus menunggu untuk makan malam, pelayan yang datang ke Villa ini hanya untuk bersih- bersih saja, aku terbiasa masak sendiri jika aku menginap disini."
Menginap? Bersama Nona Shiori? Tentu saja anda yang memasak atau Nona Shiori? Kalian makan apa? Ah tentu saja sangat romantis sekali ya, jika saja Nona Shiori tidak terjebak macet, kalian berdua juga pasti bermalam di kamar mewah di Kapal Astoria itu kan?
Hentikan Maya , jangan mewek meskipun kau hanya punya hari ini bersamanya, cukupkan itu, jangan berharap lebih pria ini bukan untukmu, dia bukan kelasmu. Hardik batinnya.
" Eh tidak..tidak apa-apa, aku dan Rei juga biasa masak sendiri untuk sarapan atau bekal makan siang ku." Ucap Maya pelan.
"Oya? Apa yang biasa kalian masak? Kamu bisa masak?" Tanya Masumi dengan tatapan curiga.
Wajah Maya merona seketika.
Maya mengangguk " Tentu saja, aku bisa masak air." Jawab Maya singkat.
Tawa Masumi seketika pecah, dan wajah Maya memerah saat tahu pria itu menertawakannya.
Masumi menuju kulkas dan mengeluarkan bawang merah, putih, paprika, ayam dan mie.
"Kamu keberatan kita makan malam dengan spagheti?" Tanya Masumi, masih dengan sisa-sia tawanya.
"Tentu tidak pak, aku golongan pemakan segalanya, segalavora." Ujar Maya.
Masumi kembali tertawa. Lihat aku mudah sekali tertawa saat bersamanya, tidak perlu harus kencan di restoran mewah, membawanya jalan- jalan , mengajaknya nonton opera atau menonton pameran, seperti yang biasa Shiori inginkan, cukup seperti ini saja aku sudah sangat bahagia. amat bahagia. Hatiku rasanya hangat, terlalu hangat, dan aku sangat menyukai rasa ini.
Maya ikut tersenyum melihat tawa Masumi, dia berusaha mematrikan tawa pria itu dalam benaknya, meresapi betapa merdunya suara itu, apalagi Maya sangat jarang melihat pria tampan dihadapannya ini sangat santai, tidak dengan stelan jas kaku seperti biasanya, hanya celana flanel berwarna khaki, kemeja putih lengan panjang yang digulung sampai sebatas siku, dan wajah Masumi berwarna kemerahan karena sinar matahari sore.