Pagi ini masih berjalan seperti biasa, hiruk pikuk kendaraan, asap knalpot hitam kelabu sesekali menutupi jarak pandang. Suara bising mesin dan klakson pun turut memekakkan gendang telinga pendengarnya tidak terkecuali Danu begitu sapaan akrabnya. Hari ini Senin, dimana semua saling bersaing menempati posisi depan agar segera tiba di tempat tujuan masing-masing. Berbagai macam raut wajah tampil dari balik kaca helm, kaca mobil, kaca kendaraan umum dan dibalik cadar wanita muslim yang sedang berjalan kaki menyeberangi zebra cross. Danu tampak sedikit emosi saat menghadapi lawan pengendara motor di depannya. Pengendara motor tersebut terlihat ugal-ugalan dan tidak menghiraukan aturan lalu lintas. Mulutnya komat kamit dengan sumpah serapah ia ucapkan di dalam kendaraan pribadinya. Untungnya si pengendara yang menjadi teman duelnya itu tidak mendengar sehingga tidak ada balasan sumpah serapahnya. Tepat pukul 07.45 mobil Danu telah terparkir dengan aman di lantai dasar gedung tempatnya bekerja. Di sana sudah banyak kendaraan yang juga terparkir dan lalu lalang rekannya berpakaian rapi turun dari kendaraannya masing-masing.
"Pagi pak Danu..." suara genit memecahkan kesibukan pria berbadan atletis yang sedang membenahi perlengkapan kerjanya dan merapikan hem biru muda dengan dasi berwarna biru gelap. Sambil sesekali celingukan mencari asal suara yang menyapanya tadi. Meskipun sebenarnya Danu mengenali pemilik suara itu tapi ia tidak menemukan sumber suara berasal. Tanpa pikir panjang Danu berlalu dengan diiringi suara alarm mobilnya terkunci.
Sesampainya diruangan berukuran 5 X 6 meter Danu telah disambut oleh aroma kopi. Dari tampilannya sepertinya kopi itu baru saja disajikan karena masih terlihat asap lembut menyelimuti permukaan cangkir putih dengan motif bunga-bunga kecil berwarna biru. Ya, ini sudah menjadi rutinitas Office Boy atau Office Girl di gedung tempat Danu bekerja. Sesuai permintaan Danu setiap pagi harus sudah tersedia kopi mocca favoritnya di meja sebelum Ia sampai ruangan. Parfum penyegar udaranya pun memiliki aroma khusus pilihan Danu, sehingga karyawan maupun tamu yang memasuki ruangan Danu sudah hafal benar aroma itu. Ruangannya tertata rapi, sirkulasi udara melalui jendela yang setiap pagi terbuka lebar juga menjadi ciri khas ruangan Danu Septi Anggoro yang merupakan salah satu Manager perusahaan ternama di kotanya tinggal. PT Wijaya Hanum Sejahtera adalah perusahaan tempat Danu bekerja selama 5 tahun terakhir. Dengan modal ijasah Sarjana Ekonomi Danu telah dipercaya menjabat posisi manager di perusahaan yang didirikan sejak tahun 1990 oleh WNA asal negeri gingseng tersebut. Perushaan itu adalah salah satu perusahaan ternama di Indonesia dan memiliki nilai saham yang cukup tinggi. Kejayaan perusahaan itu pun diimbangi dengan fasilitas yang diberikan kepada seluruh karyawannya. Sehingga sangat tidak mudah masuk dan bisa diakui menjadi salah satu karyawan di perusahaan yang bergerak dibidang tekstil dan menjadi salah satu pengekspor kain terbesar di Indonesia.
Sedari tadi Danu celingukan mencari sosok yang Ia tunggu-tunggu sambil menyeruput kopi ditangannya. Bola matanya pun mengerling sesekali melihat jarum jam bermerek rolex dengan strap hitam ditangan.
"Pagi Pak Danu..." sapa wanita berpakaian modis sedikit terbuka dan berjalan menuju meja kerjanya tanpa tahu kalau kehadirannya sedang ditunggu oleh atasannya itu.
Danu yang menyadari kehadiran sekretarisnya itu pun sontak berdiri dan menatap tajam ke arah sosok wanita bertubuh sexi yang tidak jauh dari ruangannya. Sosok wanita cantik itu tentu tidak terlihat jelas karena ada sekat terbuat dari anyaman bambu dengan tampilan etnik diantara mereka.
"Carolina Angela Putri !!" ucap lantang Danu memanggil pemilik nama yang telah menambah list daftar emosinya pagi ini.
Sambil tergopoh-gopoh memperbaiki lipatan rok mini pleated skirt berwarna putih yang dikenakan Carol begitu ia disapa berjalan menuju meja kerja managernya itu. "Iya pak, ada yang bisa saya bantu ?" sambil tersenyum simpul.
"Kamu tau ini sudah jam berapa ? dan jam kerja kantor ini jam berapa ? apa perlu saya kirim kamu ke HRD untuk membaca ulang berkas kontrak karyawan tetap kamu ?" rentetan luapan emosi Danu dengan tatapan tajam khas yg dimilikinya. Wanita manapun akan hilang kesadaran melihat tatapan itu. Belum lagi ketampanan yang siap membuat hati wanita terbelah-belah saat melihatnya. Tidak terkecuali Carol yang merupakan sekretarisnya selama hampir 2 tahun. Ya, Carol baru 4 bulan ini menandatangani kontrak menjadi karyawan tetap dengan menjabat sebagai sekretaris manager pemasaran setelah 1,5 tahun ia jalani sebagai karyawan kontrak. Meskipun sudah hampir 2 tahun ia berhadapan dengan pria tampan atletis bak oppa korea yang merupakan managernya itu, Carol masih saja gugup saat bosnya itu menatapnya.
"Maaf pak saya tadi ke pantry untuk menyimpan bekal saya, tapi saya bertemu dengan teman dan mengobrol sebentar" jelas Carol diikuti dengan senyum manisnya.
"Jam berapa pertemuan saya dengan Pak Berto pemilik Butik Asri ? Siapkan bahan meetingnya saya tunggu sekarang." Ucap datar Danu tanpa menggubris alasan sekretarisnya kenapa terlambat masuk ruangan.
"Bahan sudah saya siapkan Pak. Pukul 9.00 pak Berto pesawatnya landing dan pukul 10.40 diperkirakan sampai di kantor, rapat akan dilaksanakan pukul 11.00 bersama dengan Direktur, manager logistic beserta staf dan manager operasional beserta staf. Pukul 12.30 makan siang bersama pak Berto. Untuk restoran sudah saya reservasi dengan menu sesuai selera pak Berto" terang Carol dengan lantang tanpa terbata-bata sedikitpun. Sudah menjadi keharusan seorang sekretaris memiliki skil seperti itu, karena sekretaris dituntut dengan segala kondisi dapat membantu mengatur jadwal atasannya.
"Oke kosongkan jadwal saya setelah itu" perintah Danu dengan ketus sembari membuka laptop di mejanya.
Carol mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan bosnya barusan. "Maaf pak pukul 14.00 ada jadwal kunjungan ke pabrik dan meeting dengan manager pabrik.." belum selesai Carol membeberkan serentetan jadwal yang telah dibuatnya bosnya itu menatap Carol tanda menegaskan apa yang ia perintahkan wajib dilaksanakan. "Baik Pak.." seraya mendengus di dalam hati Carol kembali menuju meja kerjanya dan meninggalkan bosnya yang sedang serius menatap laptop dihadapannya.
"Tampang sih boleh lah bikin hati adem, tapi sikapnya itu lo bikin jantung mau copot rasanya" gerutu Carol pelan "Apa kabar istrinya bisa tahan gak ya dengan laki-laki seperti itu" pikiran Carol pun melayang kepada sosok istrinya yang beberapa kalisempat ditemuinya. Kepribadian bosnya yang tertutup membuat tidak banyak hal pribadinya diketahui oleh banyak orang termasuk karyawan di perusahaan itu tidak terkecuali sekretaris pribadinya. Danu Septi Anggoro sangat professional ia tidak pernah dan tidak mau mencampurkan urusan pribadi dengan urusan pekerjaannya. Dengan sikap profesionalnya itu Danu dengan sangat mudah dipromosikan untuk naik jabatan. Kinerjanya pun sepadan, 1 tahun menjabat sebagai Supervisor belum selesai masa kontraknya ia langsung diangkat menjadi wakil Manager Pemasaran selama 1,5 tahun dan 2,5 tahun telah menjabat sebagai manager pemasaran.
Menikah di usia 25 tahun dan kini pernikahannya baru seumur jagung, umur pernikahannya baru masuk 3 bulan. Danu Septi Anggoro merupakan anak sulung 2 bersaudara dari keluarga berdarah Jawa Sunda. Ayahnya Budi Cokro Anggoro yang memiliki darah campuran jawa Belanda dan ibunya berdarah sunda bernama Ai Darsiati Anggoro. Kecantikan Darsi diwariskan kepada kedua anaknya Danu Septi Anggoro dan Devina Septa Anggoro. Tidak heran bila Danu memiliki ketampanan yang cukup memaukau hati para gadis begitupun adik perempuannya yang saat ini sedang menjalani pendidikan di Melbourne, Australi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamimu... Jodohku...
RomanceDanu Septi Anggoro lelaki berparas hampir sempurna menikahi Yovina karena perjodohan oleh keluarga besarnya. Rumah tangga mereka tidak dibangun berdasarkan rasa cinta sedikitpun. Masing-masing dari mereka memiliki kehidupan berbeda dan tak saling pe...