Biasanya saat sepasang kekasih menjalin hubungan dan salah satu dari mereka sakit. Maka, akan ada yang paling khawatir. Namun, sudah tiga hari Cyra berbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan infus ditangan kanannya yang tidak pernah absen. Abimanyu tidak ada tanda-tanda menjenguknya.
Cyra merasa Abimanyu terlalu sibuk dengan dunianya sendiri akhir-akhir ini. Tetapi, panggilan vidio call yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam mematahkan pikiran negatif Cyra tentang kekasihnya itu. Ternyata, selain berlibur kini Abimanyu membantu pamannya yang memiliki restauran seafood di bali.
Pejuang LDR memang berat Cyra akui itu. Penuh dengan kecurigaan dan perasaan waswas. Mau percaya seratus persen saja sulit. Dan Cyra berharap setelah libur semester habis tidak ada lagi LDR dengan waktu lebih dari satu minggu.
Kegiatan di rumah sakit juga sangat membosankan. Rebahan dan scroll media sosial. Makananya juga tidak membuat Cyra bersemangat, rasanya seperti aneh dilidahnya. Cyra ingin pulang namun dokter mengatakan harus menunggu sampai besok. Kalau hasilnya memang cukup baik, maka Cyra diizinkan pulang.
Kejadian rumah sakit ini membuat Cyra kapok dan bersyukur sekaligus. Bersyukur bisa melihat wajah tegang Ilham saat Cyra mimisan, membuat Cyra yakin Ilham juga masih memiliki perasaan yang sama padanya. Tapi jika dipikir ulang memangnya dulu Ilham pernah sayang Cyra lebih dari teman?
Dering diponselnya membuat Cyra buru-buru melihat siapakah orang yang menghubunginya? Ternyata Adinda-sahabat SMP hingga saat ini, bukan Abimanyu seperti yang Cyra harapkan. Tapi, tidak apa-apa sudah lama sekali Cyra tidak bergosip bersama Adinda. Perempuan itu ratunya gosip!
"Halo.... masih sakit?" Suara cempreng milik Adinda membuat Cyra memanyunkan bibirnya. Brisik sekali!
"Heh. Gue ini lagi sakit lu orang biasa aja dong ngomongnya!" Protes Cyra yang ditanggapi acungan jempol yang kini memenuhi seluruh layar ponsel.
Adinda memang ratunya gosip tapi dia tidak terlalu menonjol di universitas, berbeda dengan Cyra satu angkatan bisa mengenal dirinya. Adinda ini pemalu sekali dengan orang baru. Hebohnya Adinda hanya pada Cyra. Sedangkan Cyra heboh setiap saat. Cyra ini tipikal teman untuk semua orang dan Adinda teman yang baik jika sudah mengenal dekat.
"Roman-romannya ada yang lagi bahagia nihcccc!" Ledek Cyra. Pipi Adinda semakin bersemu merah.
"Kemarin gue liburan bareng doi!" Katanya heboh.
Cyra menyatukan alisnya, berpikir dan mengingat nama-nama lelaki yang tengah dekat dengan sahabatnya itu. Namun, tidak ada. Adinda tidak pernah cerita akhir-akhir ini sedang dekat dengan orang lain. Dia kan gagal move on!
"Siapa? Kok lu kagak cerita sama gue tentang cowok yang lagi deket sama lu? Ah gak asik!"
"Ini PRIVASI. Entar lah kalo doi udah berani mutusin ceweknya baru aku cerita!"
"Loh punya pacar?"
"Iah!"
Dengan entengnya Adinda menjawab. Sedangkan Cyra menggelengkan kepala. Perempuan yang anti dengan perselingkuhan itu tidak suka dengan apa yang di lakukan sahabatnya. Sesama perempuan harus saling menjaga perasaan. Mencintai seseorang itu memang tidak bisa diprediksi sebelumnya. Tetapi, kalau harus merusak hubungan orang lain Cyra lebih baik mundur. Dan perlahan mengikhlaskan.
"Gak bisa gituh!" Sewot Cyra. Terlalu blak-blakan memang dirinya ini.
"Kenpa?" Jawab Adinda dengan nada tak kalah sengit. "Lagian doi gue bilang ceweknya ini terlalu nuntut dan dia lebih nyaman sama gue. Apa salah kalau gue memperjuangkan perasaan gue yang udah lama sama dia?"
Cyra menarik napas pelan. Mencoba meredakan emosinya setelah mendengar perkataan Adinda. Cyra harus melihat dari sudut pandang Adinda. Jangan sampai hanya melihat dari pengalamannya saja tentang perselingkuhan. Mungkin, Adinda sedikit dapat dibenarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga Tapi Nikah (END)
EspiritualBELUM DI REVISI. Kisah ini berawal dari seorang Bunda yang menginginkan putrinya yang sudah menginjak usia 20 tahun bisa mengaji. Kehadiran Ilham kembali setelah empat tahun menamatkan pendidikannya di luar kota, membuat Bunda memaksa Cyra mengikuti...