BRAK
Yunho masuk ke kamar Changmin tanpa permisi. Dia benar-benar jengkel pada adiknya saat ini.
"Aku telah memperingatkanmu untuk berhati-hati." Ucap Yunho dengan nada yang dalam, ia ingin membuat Changmin mengerti kalau ini merupakan hal yang serius.
"Aku tidak sengaja."
Ya, Changmin tahu alasan kemarahan Yunho. Ia berada di hutan ketika Jaejoong menemukan papan namanya. Benda itu tak sengaja terjatuh ketika ia tengah mencari keberadaan Boa yang kebetulan tak berselang lama dengan kedatangan anggota tim Yunho.
Yunho memandang Changmin dengan marah. Mudah sekali anak itu mengatakan tak sengaja. "Kau tidak seharusnya mendatangi hutan itu."
"Bagaimana aku bisa begitu? Boa adalah salah satu keluarga kita. Kita hanya tersisa enam orang dan kau sebagai ketua tidak peduli dengan itu?" Changmin menarik nafas dalam, ia juga sangat kesal kepada Yunho saat ini. "Aku hanya berusaha mencari petunjuk atas hilangnya salah satu keluargaku ketika sang ketua hanya memperdulikan kekasihnya." Sindirnya.
***
Sementara itu di kantor kepolisian, Junsu tengah mondar-mandir, dia memikirkan segala kemungkinan dari fakta-fakta yang baru mereka temukan. "Jaejoong hyung, bagaimana jika dugaanku benar tentang Changmin-ssi?"
Jaejoong yang juga tengah berfikir di mejanya mengalihkan pandangannya pada Junsu. "Entahlah, aku juga sangat mencurigainya. Bagaimana bisa benda ini ada di hutan." Ucapnya sambil mengacungkan papan nama milik Changmin.
"Apakah kita bisa menginterogasinya dengan hanya bukti itu?"
"Hmm aku tidak yakin." Jawab Jaejoong ragu.
"Tapi ini kesempatan bagus, kita tidak tahu kapan lagi hal seperti ini terjadi." Seperti biasa, Junsu selalu menggebu-gebu. "Bagaimana kalau kau membujuk Yunho Hyung?"
"Dia bukan orang yang mudah dibujuk."
"Tapi kau kan kekasihnya, pasti lebih mudah bagimu."
Jaejoong memandang Junsu dengan miris ketika mendengar kalimatnya.
"Kalian belum juga jadian?" Tebak Junsu ketika menyadari maksud dari ekspresi Jaejoong.
Jaejoong hanya mengangguk lemah untuk menjawabnya. "Kami memang sudah sangat sering menghabiskan waktu bersama, dia selalu datang jika aku memintanya, tapi dia tidak pernah menjawab pertanyaanku tentang status." Hembusan nafas berat di akhir membuat perkataan Jaejoong lebih dramatis.
"Hey apa pentingnya status, yang penting dia selalu melakukan semua kemauanmu itu sudah cukup." Hibur Junsu, ia merasa bersalah telah menanyakan hal tadi.
"Hah, sudahlah aku akan mencoba membujuk Yunho."
***
Changmin tengah duduk dengan santai di ruang interogasi kepolisian. Jaejoong berhasil menyeretnya ke sini dengan bujuk rayunya pada Yunho.
"Aku tidak pernah ke hutan itu, apalagi pada bulan purnama." Elak Changmin.
"Lalu bagaimana kau menjelaskan ini, papan namamu kami temukan di hutan."
"Mungkin itu orang lain yang membawanya kesana." Jawab Changmin dengan santai.
"Changmin-ssi." Jaejoong mulai tidak sabar dengan tingkah Changmin yang seperti meremehkannya.
"Papan namaku hilang."
"Bagaimana kami bisa percaya itu?"
Changmin mengeluarkan sesuatu dari map berkas yang dibawanya.
"Aku sudah membuat laporan kehilangan dan bahkan papan nama barunya sudah ada di tanganku." Jawabnya sambil mengacungkan dua benda yang membuat Jaejoong tak bisa berkata-kata. Changmin menyeringai, ia sangat puas telah mengalahkan benalu di kehidupan Yunho.
Jaejoong menjadi sangat kesal karena tidak berhasil mengkambinghitamkan Changmin.
***
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
[YunJae] The Secret Bite ✔
FanfictionAkhir-akhir ini terjadi banyak kasus pembunuhan yang sangat menyeramkan di Seoul. Tiga dari lima kasus pembunuhan yang terjadi dalam tiga bulan terakhir diduga dilakukan oleh orang yang sama. Hal ini dikarenakan tiga korban tersebut memiliki keadaan...