"Apa maksudmu melakukan semua ini Jae?"
Jaejoong berbalik, lalu tersenyum dengan manis kepada Yunho. "Kau sudah datang?" Berbasa-basi di saat seperti ini cukup menyenangkan bagi orang yang memegang kendali.
"Kenapa kau melakukan ini?" Yunho mengulangi pertanyaannya dengan lebih banyak penekanan.
Bukannya takut, Jaejoong malah terkekeh mendengarnya. "Bukannya kau yang paling mengerti kenapa aku melakukan ini."
SRET
Dengan sekejap Jaejoong telah menancapkan belati perak pada dada kiri Yunho.
"Ini pembalasan dendam ku pada kalian yang telah membunuh semua kaumku." Bisik Jaejoong tajam tepat di samping telinga Yunho.
"Tapi bagaimana bisa kau selamat?" Yunho berusaha keras menahan sakit dan panas di dadanya. Walaupun ia sedang melemah, ditusuk saja tidak akan membuatnya mati. Tapi tetap saja kekuatannya tak cukup untuk melepaskan diri.
"Kau tidak perlu mengetahuinya."
Walaupun menjawab seperti itu, pikiran Jaejoong kembali pada malam purnama 780 tahun lalu.
Ia masih berumur 17 tahun saat itu, remaja muda yang baru belajar sihir. Ia ingat sekali ibunya membangunkannya dengan tergesa-gesa, lalu menariknya turun menuruni tangga dari lantai dua di mana kamarnya berada.
Setelah keluar kamar, Jaejoong melihat para penyihir bergeletakan di lantai, dari lantai dua hingga ujung tangga di lantai satu. Ia masih tak mengerti apa yang terjadi saat ibunya menyeretnya, yang ia tahu mereka sedang ada dalam bahaya.
Saat tengah berlari menuruni anak tangga, tiba-tiba seseorang menyerang mereka dengan kecepatan yang tak pernah Jaejoong bayangkan. Untungnya sang ibu bisa mengalahkan orang itu.
Mata Jaejoong terbelalak ketika ibunya mencabut jantung orang itu. Ketika ibunya kembali menarik tangannya pun Jaejoong masih belum sepenuhnya sadar dari keterkejutannya.
"Jaejoong sayang, makanlah."
Jaejoong menatap ibunya dengan bingung ketika ia disodorkan sebuah jantung yang masih kembang kempis, mereka sekarang berada di balik pintu ruangan rahasia.
"Kau harus memakan ini dan hidup abadi. Balas perbuatan bangsa vampir." Ibunya menarik tangannya dan menyerahkan jantung itu padanya. "Ibu harus pergi."
Sebelum ibunya melangkah lagi, Jaejoong menarik lengannya, menahannya untuk tak pergi. Ia menggeleng ketika ibunya menengok ke belakang.
"Kau harus kuat. Aku sudah mengajarkan semua mantera padamu, kau juga bisa kembali belajar sendiri dengan buku-buku di kastil ini." Ibu Jaejoong melepaskan pegangan anaknya pada pergelangan tangannya, lalu menggenggamnya. "Ingat tetaplah bersembunyi dari mereka sampai kau benar-benar yakin bisa mengalahkan mereka."
Itu adalah kenangan terakhir yang Jaejoong ingat dengan ibunya. Kenangan mengerikan, tetapi juga tak mampu ia lupakan.
ARGH
Jaejoong segera mendorong Yunho ketika merasakan sakit di lehernya. Sial, Yunho memanfaatkan keadaan ketika ia tengah melamun.
Setelah terlepas dari tusukan Jaejoong, Yunho segera pergi dari sana.
Sementara Jaejoong masih memegangi lehernya yang terluka dan memandangi kepergian Yunho dengan kesal. Bagaimana bisa ia melamun dalam keadaan seperti ini.
"Hyung, kau baik-baik saja?" Kibum yang dari tadi hanya memperhatikan akhirnya berani mendekati Jaejoong.
"Hmmm." Jaejoong segera bersikap biasa kembali. Ia tidak ingin hal seperti ini merusak rencananya untuk melahirkan Jaehyun malam ini.
"Kau akan membiarkan ketua vampir itu pergi?"
"Jangan khawatir, dia tidak akan bisa bertahan lama dengan luka seperti itu. Darahku yang dia hisap juga akan menjadi racun untuknya, karena darahku telah tercampur dengan darah vampir."
***
To Be Continued

KAMU SEDANG MEMBACA
[YunJae] The Secret Bite ✔
FanfictionAkhir-akhir ini terjadi banyak kasus pembunuhan yang sangat menyeramkan di Seoul. Tiga dari lima kasus pembunuhan yang terjadi dalam tiga bulan terakhir diduga dilakukan oleh orang yang sama. Hal ini dikarenakan tiga korban tersebut memiliki keadaan...