Saat ini Yunho dan Jaejoong berada di apartement sederhana milik Jaejoong. Setelah mendatangi toko buku tua bersama Junsu dan Yoochun, mereka memutuskan untuk pulang lebih awal.
Jaejoong bergelung dipelukan Yunho, mereka tengah menonton sebuah film. Yunho terlihat tidak tertarik dengan apa yang dia tonton. Pandangannya hanya memang layar televisi dengan kosong dan tangannya yang tak berhenti mengusap bahu Jaejoong. Mereka berdua menduduki sofa besar disana.
"Yun, bagaimana kalau kita memiliki anak-anak lucu seperti mereka?"
Layar menunjukkan balita yang tengah bermain di taman. Kaki-kaki kecil mereka melompat-lompat dengan lucu diatas rerumputan hijau.
"Aku tahu aku laki-laki, tapi apa salahnya jika berandai-andai?" Jaejoong segera mengatakan hal tersebut ketika Yunho menatapnya intens.
"Jangan mengandaikan hal yang tidak mungkin."
Ck, selalu saja dingin.
Hubungan mereka mengalami perkembangan pesat sejak enam bulan yang lalu. Jaejoong yang putus asa karena selalu menerima perlakuan dingin dari Yunho berusaha menggodanya dan untungnya berhasil. Mereka berakhir melakukan hubungan badan, hingga sekarang.
Walaupun Yunho tidak pernah mengatakan apapun tentang hubungan mereka, tetapi Jaejoong sudah cukup senang karena dia tak menjauh darinya. Bahkan hubungan mereka sekarang sudah lebih dari cukup menurut Jaejoong. Yunho yang tidak menolak bermesraan dengannya, Yunho yang sering menghabiskan waktu dengannya, itu sudah cukup baginya. Walaupun masih dingin, Jaejoong tahu Yunho peduli padanya.
"Kau tidak asik." Jaejoong memajukan bibirnya, merajuk.
Cup
Mata Jaejoong membulat ketika mendapat kecupan tiba-tiba dari Yunho.
"Curang! Kau selalu tahu bagaimana membuatku tidak marah lagi."
Yunho kembali menyambar bibir Jaejoong, kali ini tidak hanya kecupan singkat, ia melumatnya dengan bergairah. Perang lidah terjadi diantara mereka. Bahkan Jaejoong telah berpindah kepangkuan Yunho.
Benang tipis terlihat ketika mereka mengakhiri sesi panas tersebut. Jaejoong menatap Yunho dengan pandangan sayu.
"Bahumu tidak sakitkah? Semalam aku mencakar bahkan beberapa kali menggigitnya?"
"Tidak."
Tentu saja tidak akan sakit. Bahkan bekasnya pun telah menghilang.
***
Yunho menghampiri Changmin yang telah menunggunya di perpustakaan mansion. Dia tengah membaca buku tua disana.
"Jaejoong mencurigaimu."
Ucapan Yunho tersebut membuat Changmin menghentikan kegiatannya.
"Lalu?"
"Dia mungkin akan menyelidikimu diam-diam."
"Tentu kau bisa menghentikannya kan?"
"Berusahalah tidak mencolok dan atasi masalahmu sendiri."
"Kau lebih memilih dia daripada aku?"
Pandangan Yunho menajam, seperti mengatakan 'apa maksudmu?' dengan matanya.
"Kau terlalu sering menghabiskan waktu dengannya. Bahkan kau lebih sering bersamanya daripada berada di mansion ini. Apa kau jatuh cinta pada manusia itu?"
"Berhenti berbicara omong kosong."
"Aku serius. Jangan sampai kau berakhir seperti Hangeng hyung."
Hangeng adalah kakak mereka berdua yang jatuh cinta pada seorang manusia, tepatnya manusia penyihir.
"Itu tidak mungkin terjadi." Elak Yunho.
"Kau tahu, Hangeng hyung juga tidak menyadarinya sampai ia jatuh terlalu dalam. Bahkan dia bersedia ikut mati dengan penyihir itu daripada memimpin bangsa kita. Menyedihkan."
"Kau takut aku membuang bangsa kita dan berakhir sepertinya?"
Changmin mengangguk.
"Jangan khawatir, aku tidak melibatkan perasaan dengannya. Aku hanya bosan."
Setelah mengatakannya Yunho berjalan keluar, meninggalkan ruangan penuh buku itu.
Sementara Changmin yang masih tinggal disana menatap kepergian Yunho dengan sangsi. Gelagat kakak keduanya itu sangat mirip dengan mendiang kakak pertamanya ketika berhubungan dengan kekasihnya. Mereka sama-sama dingin dan tidak mengakui melibatkan perasaan, tapi tenyata kenyataannya berbeda.
***To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
[YunJae] The Secret Bite ✔
FanfictionAkhir-akhir ini terjadi banyak kasus pembunuhan yang sangat menyeramkan di Seoul. Tiga dari lima kasus pembunuhan yang terjadi dalam tiga bulan terakhir diduga dilakukan oleh orang yang sama. Hal ini dikarenakan tiga korban tersebut memiliki keadaan...