Chapter 17

433 93 4
                                    

Yunho memperhatikan Jaejoong yang tengah berdiskusi dengan Junsu dari mejanya. Sejak bulan purnama terakhir, Changmin selalu membahas tentang Jaejoong yang mencurigakan, ia sedikit terpengaruh oleh itu.

Vampir yang tersisa sekarang hanya empat orang, Yunho harus benar-benar hati-hati dalam melindungi bangsanya. Ia tidak ingin vampir lenyap seperti bangsa-bangsa lain yang manusia sekarang memanggilnya sebagai makhluk mitologi.

Kejanggalan sedikit saja harus ia perhatikan dengan seksama, termasuk Jaejoong. Sebenarnya sejak kejadian dimana Boa menghilang, Yunho sudah merasa sangsi dengan kesaksian Jaejoong. Tapi ia tidak menemukan hal lain yang mencurigakan darinya sampai kejadian purnama sebelumnya terjadi.

Donghae yang mengejar Jaejoong berakhir terbunuh. Bagaimana bisa? Ditambah aroma darah penyihir yang ia cium. Apakah yang selama ini membunuh para vampir adalah penyihir? Tapi mana mungkin, Yunho sendiri yang telah memastikan semua penyihir terbunuh malam itu. Semua teka-teki tak berujung ini membuatnya sangat pusing.

"Yun... Yunho."

Yunho tersadar dari lamunannya ketika Jaejoong memanggilnya berulang kali.

"Ini. Aku telah menyusun berkas penutupan kasus yang harus segera kau tandatangani. Besok pagi Pak Kepala menginginkannya sudah berada di mejanya. Periksalah." Jaejoong menyodorkan berkas tebal berisi kasus pembantaian yang tak berhasil mereka selesaikan.

Kasus ini telah ditangani selama lebih dari setengah tahun tanpa bukti yang jelas. Ditambah tiga bulan terakhir tak ada korban baru. Pembunuhan berantai yang tiba-tiba berhenti bisa saja mengindikasikan pelakunya telah meninggal atau terkurung di suatu tempat. Pelaku dalam kasus seperti ini tidak mungkin berhenti, kecuali ia dikurung atau tubuhnya tak bisa digunakan lagi untuk membunuh. Sudah waktunya kasusnya ditutup dan mereka beranjak menangani kasus lain.

***

"Bersulang."

Keempat anggota tim detektif kepolisian Seoul sekarang tengah berada di tempat makan untuk merayakan penutupan kasus yang mereka tangani. Soju dan daging panggang menu mereka kali ini.

"Menyebalkan sekali kita harus menutup kasus tanpa bisa menyelesaikannya. Ini mematahkan rekor kita." Junsu menggerutu dengan sebal. Tim mereka memang tidak pernah tidak memecahkan kasus-kasusnya. Mereka selalu bisa membawa pelaku kejahatan ke dalam jeruji besi.

"Saking frustasinya aku sampai berharap ada korban lagi supaya kasusnya tak ditutup." Junsu meracau lagi.

"Tak jangan sembarangan." Teguran Jaejoong berhasil membuat Junsu memanyunkan bibirnya.

"Tapi hyung, apa kau tidak sebal? Bayangkan saja pembunuh yang suka mengambil jantung korbannya masih berkeliaran di luar sana. Aku benar-benar ingin menangkapnya."

"Tentu saja aku sebal, tapi mengharapkan ada korban baru sama biadabnya dengan pembunuh itu."

Junsu makin merengut mendengar hal itu. Ia tak bermaksud jahat, hanya saja sangat tak adil bagi para korban jika pembunuhnya tak ditangkap.

"Dua hari lagi bulan purnama, bagaimana jika ada korban lagi?" Junsu tetap tak ingin menyerah.

"Jika memang korban itu mirip dengan korban-korban sebelumnya, kasusnya bisa saja dibuka kembali." Yunho yang dari tadi hanya dia akhirnya bersuara juga.

"Yes!."

"Yak Kim Junsu!"

Junsu kembali menciut saat Jaejoong menegurnya karena ia merasa senang akan penjelasan Yunho.

Sementara Yunho kembali memikirkan perkataan Junsu. Vampir sekarang hanya tinggal empat orang termasuk dirinya. Ia tidak boleh gegabah kalau tidak ingin ada yang terbunuh lagi.

***

Dua hari berselang setelah penutupan kasus itu selesai. Kini bulan dengan bulatan sempurna terlihat di langit.

Yunho dan ketiga vampir lainnya bergerilya di tengah kota Seoul. Mereka berempat berburu bersama-sama untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Yunho memimpin di paling depan, diikuti oleh Changmin lalu terakhir Kyuhyun dan Krystal beriringan.

"ARGHHH"

Yunho dan Changmin otomatis menghentikan langkah mereka dan menoleh ke belakang.

"Jaejoong."

***

To Be Continued

[YunJae] The Secret Bite ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang