"Hyung menurutmu untuk apa pembunuh itu mengambil jantung para korban?" Junsu menggeser kursi beroda yang ia duduki mendekati Jaejoong, meja kerja mereka bersebelahan.
"Entahlah" Jaejoong terlihat tetap fokus pada berkas-berkas yang tengah diperiksanya.
"Apa mungkin seperti yang dikatakan orang-orang? Pembunuh itu melakukan ritual mistis dan syaratnya adalah jantung manusia." Junsu bergidik membayangkan perkataannya sendiri. "Hih menyeramkan."
"Aku tak peduli dengan apa tujuan si pelaku, aku hanya ingin menangkapnya." Jaejoong kembali menjawab dengan datar.
"Kau tidak asyik Hyung."
Jaejoong tidak menghiraukan Junsu untuk kali ini, terlalu sering ia mendengar komentar seperti itu dari rekan kerja yang lebih muda darinya ini.
"Ah iya, malam ini kau jadi datang ke kelab kan?"
"Hmm" gumaman dan anggukan jaejoong berikan sebagai jawaban.
Hampir setiap akhir pekan Jaejoong memang selalu menghabiskan malam di kelab untuk bersenang-senang, kali ini Junsu dan Yoochun mengusulkan diri untuk bergabung. Ia tidak keberatan, ada teman yang menemaninya mungkin bisa lebih menyenangkan. Tentu saja akan lebih seru kalau Yunho bisa bergabung, ah tapi dia tidak mau berharap banyak.
"Mau pergi bersama?"
"Tidak, ada sesuatu yang harus aku kerjakan terlebih dahulu. Kalian pergilah duluan."
"Tapi Hyung, malam ini adalah bulan purnama."
Akhirnya Jaejoong melepaskan pandangannya dari berkas kasus yang rumit, kini ia memandang Junsu dengan bingung. Ada masalah apa dengan bulan purnama?
"Kau lupa? Sungguh?"
"Aish apa sih? Apa yang aku lupakan?" Ucap Jaejoong tak sabaran.
"Hyung, semua korban dalam kasus yang kita tangani ditemukan pada pagi hari setelah bulan purnama dan diduga mereka meninggal pada tengah malam. Bisa-bisanya kau melupakan hal itu." Junsu gemas sekali dengan hyung-nya ini, ketidak peduliannya pada banyak hal terkadang merepotkan. Andai para fans dari detektif kepolisian ini tahu sifat aslinya.
"Maksudmu aku harus berhati-hati karena malam ini bulan purnama?"
Junsu mengangguk sebagai jawaban.
"Tenang saja, aku kesana akan naik mobil dan sampai dengan selamat. Lagipula aku menguasai bela diri."
"Tetap saja aku khawatir, setidaknya datanglah sebelum tengah malam."
***
Jaejoong melirik jam tangan sederhana yang di pergelangan tangan kirinya, pukul 11:23 pm. Ternyata urusannya memakan waktu lebih lama dari yang ia bayangkan.
Tanpa membuang waktu lagi, Jaejoong segera menaiki mobil yang setiap hari menemaninya di jalanan dan melesat menuju tempat yang telah disepakati dengan Junsu dan Yoochun.
Di sepanjang perjalanan tidak terjadi hal-hal aneh. Malah jalanan terlihat ramai, wajar saja ini malam minggu, kebanyakan orang keluar untuk melepas penat setelah hari kerja yang padat.
Sialnya, saat mencapai tujuan Jaejoong tidak mendapat tempat parkir. Sepertinya kelab penuh malam ini. Mau tak mau ia harus mencari tempat parkir di gedung terdekat.
Setelah berputar-putar cukup lama, akhirnya Jaejoong menemukan basement yang kosong di gedung tepat belakang kelab tujuannya. Cukup jauh memang jika melewati jalan utama, tapi ia tidak punya pilihan lain.
"Aish kenapa Itaewon harus seramai ini di akhir pekan." Gerutunya sambil menutup pintu mobil.
Karena tidak ingin berjalan terlalu jauh, Jaejoong memutuskan untuk melewati gang yang samping gedung ini yang akan langsung tembus ke jalanan depan kelab tujuannya.
12:07 am, itu yang terbaca di arlojinya.
"Sial, gara-gara mencari tempat parkir aku jadi menghabiskan banyak waktu."
Tanpa ragu Jaejoong kemudian melangkahkan kaki memasuki gang sempit yang gelap. Pencahayaan disana hanya bersumber dari cahaya bulan purnama.
Gang ini termasuk gang yang panjang, tentu saja besar gedung tempatnya tadi parkir ditambah gedung kelab di belakananya membuat gang ini seperti tak berujung.
Samar-samar Jaejoong mendengar rintihan dari arah depan. Hal itu membuatnya menghentikan langkahnya, mewaspadai segala kemungkinan yang tengah terjadi. Sekarang ia melangkah dengan perlahan mendekati sumber suara tadi.
Disana, sekitar lima meter dari tempatnya berdiri, ada seorang pria yang tengah menenggelamkan wajahnya pada leher seorang wanita. Jaejoong bisa melihat si wanita menggerak-gerakkan kakinya dengan tidak nyaman, atau mungkin dia sedang memberontak?
Di belakang si pria terdapat dua orang wanita yang tengah memperhatikan mereka berdua. Sepertinya dua penonton itu menikmati apa yang mereka lihat.
SREK
Mata Jaejoong membulat ketika menyadari ia telah melakukan kesalahan fatal. Kakinya tak sengaja menginjak plastik. 'Sial kenapa aku harus ceroboh di saat seperti ini.'
Dua penonton wanita dan si pria menengok ke arahnya. Bisa Jaejoong lihat mata mereka merah menyala, bibir dan dagu si pria penuh dengan darah. Ia juga melihat taring milik si pria karena mulutnya yang terbuka.
Mencium bau bahaya Jaejoong segera berlari ke arah berlawan dari orang-orang menyeramkan itu, kembali menuju jalanan depan gedung tempat mobilnya terparkir.
BRAK
Saking takutnya, Jaejoong sampai tak memperhatikan sekelilingnya hingga menyebabkannya menabrak seseorang.
"Yunho?"
***
To Be Continued
Jangan lupa dengerin lagu baru Jj yang ost buat drama private lives di platform resmi ya (◠‿◕)
KAMU SEDANG MEMBACA
[YunJae] The Secret Bite ✔
FanfictionAkhir-akhir ini terjadi banyak kasus pembunuhan yang sangat menyeramkan di Seoul. Tiga dari lima kasus pembunuhan yang terjadi dalam tiga bulan terakhir diduga dilakukan oleh orang yang sama. Hal ini dikarenakan tiga korban tersebut memiliki keadaan...