Chapter 15

425 93 7
                                    

Saat ini Yunho berada di apartment milik Jaejoong. Setelah tadi Changmin mengatakan Donghae mengejar Jaejoong sebelum ditemukan tak bernyawa, ia segera menelepon Jaejoong untuk memastikan keberadaannya.

Jaejoong mengatakan ia tengah berada di kelab saat di telepon dan Yunho segera menghampirinya. Ternyata Jaejoong benar-benar ada di sana seperti yang dikatakannya. Dia tengah berpesta dengan berbagai macam minuman beralkohol, pria androgini itu memang sangat menyukai minuman seperti itu.

Sejak menghampiri Jaejoong, Yunho tidak pernah meninggalkannya sedetikpun. Dia ingin benar-benar memastikan bahwa Jaejoong bukanlah pelakunya.

"Duduklah Yun."

Jaejoong yang melihat Yunho berdiri di ambang pintu dapur segera memintanya untuk duduk di kursi meja makan. Sementara dirinya masih sibuk menyiapkan mi instan.

Tak perlu diperintah dua kali, Yunho segera menduduki salah satu kursi di sana. Matanya memperhatikan Jaejoong yang hanya memakai kemeja miliknya yang terlihat kebesaran. Mereka memang baru saja menyelesaikan sesi panas dan sekarang keduanya mengeluh lapar, sebenarnya hanya Jaejoong tapi Yunho juga ingin bergabung.

Saat fokus melihat pergerakan Jaejoong, ponselnya menampilkan notifikasi dari Changmin.

'Tubuh Donghae telah lenyap.' Kalimat itulah yang tertulis di sana.

Entah mengapa Yunho merasa lega saat ini. Salah satu kelurganya berpulang, ia malah merasa lega. Bukannya ia mengharapkan Donghae segera menghilang, tetapi ia lega karena ini membuktikan Jaejoong bukan pelakunya. Jaejoong bersamanya sejak tadi dan dia saat ini sedang mengaduk mi, bukan memusnahkan jantung vampir.

'Pelakunya bukan Jaejoong, aku bersamanya sekarang.' Tulisnya sebagai jawaban untuk Changmin.

***

P

agi-pagi sekali setelah Yunho meninggalkan apartmentnya, Jaejoong segera berkendara menuju selatan kota Seoul, tempat kastilnya berada.

Setibanya di sana Ia segera menuju ruangan bawah tanah tempat kuncup bunga kesayangannya berada.

"Kau sudah memberinya makan kan tadi malam?" Tanya Jaejoong pada Kibum sesaat dia sampai di sana.

Semalam, setelah membunuh Donghae, Jaejoong segera memberikan jantungnya pada Kibum yang kali ini ikut dengannya. Ia telah merencanakan aksi semalam supaya tak diketahui para vampir.

"Tentu saja, aku tidak akan mungkin membuat sepupuku kelaparan." Kibum menjawabnya dengan rasa bangga dan sedikit sombong.

"Bukan hanya kelaparan bodoh, bayiku akan mati jika kau tidak memberinya jantung vampir pada bulan purnama."

"Dia sudah berumur lima bulan dan masih akan mati saat tak makan jantung vampir? Bukankah dua bulan lagi dia akan lahir?"

"Ya, begitulah. Walaupun tubuhnya telah terbentuk sempurna, tapi kekuatannya masih belum stabil, ia masih memerlukan jantung vampir hingga kelahirannya."

"Tapi dua bulan lalu kita tidak memberinya jantung dan dia baik-baik saja?" Tanya Kibum yang tidak mengerti dengan hal-hal seperti ini. Walaupun ia merupakan setengah penyihir, tapi Kibum sangat malas belajar hal-hal berbau penyihir, ia ingin bersantai seperti manusia biasa.

"Karena aku memberinya darah Yunho. Darah dari ayah bayi keturunan vampir sebanding dengan jantung milik vampir lain."

Jaejoong menerawang pada kejadian dua bulan lalu, dimana ia melihat bangsa vampir berburu dengan berkelompok. Hal itu menyulitkannya untuk membunuh salah satu dari mereka tanpa ketahuan.

Dalam waktu singkat ia berusaha mencari jalan keluar demi kelangsungan hidup bayinya. Satu-satunya ide yang terpikirkan olehnya adalah memancing Yunho untuk mendatanginya dan mengambil darah ketua vampir itu.

Setelah berhasil membawa Yunho ke apartmentnya, Jaejoong mencakar dan menggigitnya saat bercinta, bermaksud untuk mengeluarkan darah yang dibutuhkannya. Dengan kekuatan penyihir miliknya, Jaejoong melafalkan mantera yang membuat darah itu melayang di udara dan memasuki sebuah botol di lemarinya. Untung saja Yunho tak menyadari hal itu.

Kibum mengangguk-anggukan kepalanya, ia mencoba memahami semua proses membesarkan bayi ini. "Jika Yuno bisa selalu meminum darah ayahnya, tidak perlu ada korban."

Jaejoong menatap Kibum dengan nyalang, "kau tidak suka perbuatanku? Kau harus ingat bangsa mereka telah membunuh seluruh bangsa kita termasuk orang tua mu."

"Dan nama bayiku bukan Yuno, berhenti memanggilnya seperti itu. Namanya Jaehyun." Setelah mengatakan hal itu, Jaejoong langsung beranjak pergi meninggalkan Kibum.

"Padahal Yuno lebih bagus, mirip dengan nama ayahnya." Cibir Kibum dengan suara pelan, ia masih takut pada Jaejoong.

***

To Be Continued

[YunJae] The Secret Bite ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang