Pick up the pace now, wanna be breathless. I wanna lay down all my defenses.
I want you intertwined with me tonight.
(Neisha Grace feat. Natalie Weiss - Lovestruck)🍂🍂🍂
This chapter includes explicit content
Sesampainya di apartemen, Charity berjalan mendahuluiku. Dari gerakan tubuhnya, aku bisa membaca keraguan Charity saat dia membalikkan badan. Dalam sekejap, atmosfer yang menyelimuti kami berubah. Jantungku menabuh tulang rusuk dengan brutal. Seiring semakin terkikisnya ruang di antara kami, aku pun semakin sulit menarik napas.
"Terima kasih untuk hari ini, ya, Zach," bisiknya setelah dia berhenti tepat di depanku.
Aku mendekap wajahnya dengan satu tangan. Saat ibu jariku membelai wajahnya, matanya seketika terpejam.
"Nggak." Jawabanku itu membuat Charity membuka mata. "Saya yang berterima kasih."
Senyum kecil tergambar di wajahnya. Senyum yang selalu menggoda untuk kukecup. Kali ini, aku tidak mencoba menghindari godaan itu. Aku mengangkat dagunya, mengekspos bibir tipisnya yang segera kujadikan sasaran bibirku. Lidah kami saling mengikat, membuatku kian menggilainya. Aku yakin dari caraku menekan bibirnya, dia pasti memahami kalau aku sangat menginginkannya. Namun, aku tahu diri. Charity sudah melewati masa-masa berat saat berhadapan dengan laki-laki. Dia layak diperlakukan secara hormat dan aku ingin menjadi lelaki yang bisa memberinya hal itu.
Sebelum mengalah pada hasrat, aku menarik diri. Napas kami yang patah-patah beradu di udara. Aku merengkuh kepalanya dan menyatukan kening kami selagi aku berusaha menguasai diri.
Charity meletakkan tangannya di dadaku. Jarinya menuruni bagian tengah kemeja, lalu melepas kancing paling atas. Refleks, aku meraih tangannya.
"Charity," ucapku penuh nada peringatan. "Jangan."
"Kenapa?"
"Saya hanya ingin melakukannya kalau kamu sudah siap."
Charity terdiam. Ekspresinya tidak mampu kuterjemahkan. Kalau boleh jujur, memang rasanya sulit sekali menolak gejolak gairah yang merajai diriku saat ini. Akan tetapi, aku juga tidak ingin gegabah. Aku ingin memastikannya nyaman saat melakukan hubungan intim denganku.
"I want you, Zach," ucapnya pelan sambil menatapku lurus. "Sungguh. Saya belum pernah merasa aman seperti ini selain bersamamu. Selama ini, yang kamu lakukan hanya berusaha menjaga saya. Selama lebih dari seminggu ini, saya selalu tidur di dalam pelukanmu dan saya nggak pengin melalui malam-malam selanjutnya tanpamu di samping saya."
"That's what I'm feeling, too. Tapi ..., kamu yakin?"
Dia mengulas senyum lebar. "Iya, Zachary. Saya menginginkanmu."
Aku mengeratkan dekapan di wajahnya, lantas mencium keningnya. "Kalau kamu merasa nggak nyaman, langsung bilang, ya."
Charity mengangguk pelan. Kemudian, bibirku bergerak turun. Meninggalkan kecupan kecil di ujung hidungnya. Ketika pandangan kami bertemu, aku kembali mempelajari kesungguhannya. Ketika dia tidak memberi penolakan, aku langsung memerangkap bibirnya. Charity membalas dengan ciuman menuntut. Jari-jarinya melepas kaitan kancing kemejaku dengan begitu lincah.
Aku membantunya menanggalkan kemejaku. Lalu, kuraih tangannya yang sibuk membuka kancing blus. Aku melingkarkan lengan mungilnya di tengkukku sebelum menggendongnya. Tanpa melepas cumbuan bibir, aku membawanya ke kamarku. Charity melempar atasannya begitu aku menutup pintu kamar. Dengan hati-hati, kubaringkan tubuhnya di atas kasur. Tangannya lantas melucuti roknya dengan cekatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surviving You
RomanceThis story contains: - Adult content and situations (21+) - Swearing - Subject matter that you may find offensive and disturbing - Toxic relationship - Graphic violence It is not suitable for younger readers -- Zach, seorang kepala editor penerbit t...