batal

544 72 9
                                    
















Bug


Haruto jatuh tersungkur karena pipinya ditonjok seseorang dengan kuat dari belakang. Haruto pun memegangi pipi kirinya dan berusaha melihat orang yang barusan menonjok-nya. Tapi dia tak bisa melihatnya karena pencahayaan yang minim. Orang tadi jongkok di sampingnya seperti ingin menyampaikan sesuatu.


"Lu gila ya, bulan depan lu udh nikah sama Wony. Tapi bisa-bisanya lu udh ngehamilin anak orang duluan" Ucap orang itu

"Hahah, ini bukan urusan lu" Balas Haruto tanpa rasa peduli

Orang tadi menonjok Haruto lagi dengan tenaga yang sama kuatnya dengan yang tadi. Darah pun mulai keluar dari hidung Haruto.

"Ini urusan gua juga, karena menyangkut Wonyoung"

"Gua ga peduli"

Orang tadi menarik kerah Haruto dan berbisik padanya.


"Sekarang lu bilang ke orang tua lu, batalin pernikahan lu sama Wonyoung. Dan lu urus cewe yang udh lu hamilin"


"Gua gamau, pokoknya gua bakalan tetap nikah sama Wonyoung"


Orang tersebut menarik Haruto supaya berdiri lalu menonjok Haruto berkali-kali. Haruto benar-benar di buat tak bisa berkutik olehnya. Orang tersebut pun menjatuhkan Haruto ke bawah, dan dia setengah menginjak leher Haruto hanya sebagai ancaman.


"Telfon sekarang, atau" Orang tersebut menggantung kalimatnya dan sedikit menginjak leher Haruto.

Haruto yang sudah babak belur pun memukul tanah sebagai tanda untuk berhenti. Orang tersebut langsung memberi ruang untuk leher Haruto. Haruto segera bernafas dan merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya.


"Pa, batalin pernikahan aku sama Wonyoung"


Terdengar ayahnya memberi banyak pertanyaan kepadanya.

"Tinggal batalin aja, pa"


Haruto menutup telfonnya dan bernafas lega karena orang tersebut menyingkirkan kaki dari lehernya.

Orang tersebut merapikan pakaiannya dan berjalan meninggalkan Haruto di gang kecil tersebut.





































Wonyoung membuka pintu rumahnya, dia melihat kedua orang tuanya yang sedang duduk di sofa sambil memasang wajah cemas. Wonyoung pun melepas sepatunya dan menaruhnya di rak.


Kedua orang tuanya sadar akan kedatangan Wonyoung. Mereka langsung menghampiri Wonyoung dan memeluk Wonyoung.

"Kenapa ma? Pa? "

"Wony, kamu kemana aja. Kita udh telfon kamu"

"Hp-ku lowbat ma, makanya ga angkat"

"Maaf Wony"

"Maaf kenapa, pa? Aku gapapa kok"

"Selama ini kita udh ngebiarin kamu deket sama bahaya"

"Hah? "


Wonyoung bingung terhadap orang tuanya. Dia tak mengerti apa yang orang tuanya katakan dan tak tau apa yang baru saja terjadi.


Mereka pun duduk di sofa dan ayahnya segera menjelaskan semuanya ke Wonyoung. Wonyoung sedikit terkejut dengan apa yang di jelaskan ayahnya. Tapi dia juga mensyukuri hal itu, karena kehidupannya tak jadi rusak.























Aneh • 2kim | AnnyeongzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang