"Ck... Ck... Ck..."Hari Minggu. Masih pagi, jam 5 mungkin? Tapi kan sudah waktunya bangun.
Pemuda itu berdecak. Ish.... disini dia anak bungsu, adiknya. Seharusnya ia yg di bangunkan. Tapi kenapa sekarang dia yg harus membangunkan sang kakak?
"Kak bangun~~"
"Mrhmrmnrmm" hanya gumaman tak jelas yg pemuda itu dapatkan.
"YAK AGUS BANGUNLAH!!" Okey ini cara terakhir setelah lebih dari 36 menit mencoba membangunkan seorang manusia kucing berjiwa kerbau.
"Mwo?!! Yash jangan Memanggilku seperti itu bodoh!!" Sang kakak bangun dengan mata melotot horor, seperti mau lepas saja. Hihihi.....
"Jangan tertawa!!"
"Kak Galang kenapa sih? Pagi - pagi sudah ribut" itu sang ibu, datang dengan membawa pisau dengan nafas terengah. Sepertinya ia habis berlari.
"Tau tuh adek. Tiba - tiba datang trus teriak - teriak" sang kakak mengadu.
"Pala kau!! Baru datang?! Kakak kira adek udah bangunin kakak berapa menit?!!" Geram nya.
Galang—sang kakak— mengendikan bahunya "Ntahlah, sudah aku mau mandi"
"Ya-YA!!"
.
.
.
Di ruang makan—ε=ε=ε=ε=┌(; ̄◇ ̄)┘—
.
.
."Adek kenapa wajahnya di tekuk seperti itu?" Sang ayah bertanya.
"Mh~" anak itu merengut kemudian duduk di hadapan bunda nya. "Besok sudah Senin, dan juga hari pertama adek"
Ayah mengerut kan alisnya "Loh? Bukannya adek sudah tidak sabar? Kemarin saja sampai memaksa kakak untuk ikut ke mall" kekeh nya.
"T-tapi, tapi, tap—
"Kebanyakan tapi kamu dek" celetuk Galang.
"Ish- Diem!! Adek ga ngomong sama kakak!!" Galang merotasi kan matanya.
"Terserah adek saja deh"
"Adek malu..."
"Kenapa malu dek?" Tanya Galang.
"Sikap adek masih seperti anak kecil ya ma?"
T
B
C
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love With Senior (KV) Ending
Roman pour AdolescentsLokal in your area. Yah... semua orang percaya kalau konflik selalu menyertai setiap orang. Tidak.. konflik dengan pelakor dan perusak rumah tangga itu sudah biasa. Konflik dari manusia. Tapi(?) jika konflik itu dari kecerobohan kita? Tidak tidak! B...