Langit jingga memayungi Olympic Gymnastic Hall begitu megahnya. Konser puncak Purple Line di Seoul akan segera dimulai. Wajah-wajah antusias terlukis nyata, menyertai langkah tertib para penggemar memasuki arena konser.
Antrean mengular menurut kelas tiketnya.
Seungwan berada di barisan penenonton kelas VIP mengantre menuju pintu masuk. Walau harus merogoh kocek lebih dalam, tak jadi masalah baginya, karena setimpal dengan apa yang didapat; tempatnya strategis, juga bisa menonton pertunjukan lebih jelas.Apa jadinya jika ribuan penggemar tahu ada 'Son Seungwan' di sana, beberapa di antara pasti ada sasaeng yang akan nekat menumpahkan kebencian padanya.
Walau berusaha tenang, tetap saja ada keresahan di hati. Selama mengantre, berulang kali tangannya meremas tali tas selempang karena terlalu cemas. Berulang kali pula membetulkan maskernya yang hampir melorot karena wajahnya yang terlalu mungil.
Pada akhirnya Seungwan dapat memasuki venue konser. Hal yang pertama dilakukan tentu saja mengeluarkan lightstick dari dalam tas. Dilakukan pula oleh ribuan penggemar lain. Penerangan yang minim disinari ribuan cahaya ungu lavender dari lightstick bagai bintang berkilauan.
"Purple Line! Purple Line! Purple Line!" Teriakan riuh rendah ribuan penggemar yang memenuhi Olympic Gimnastic Hall menggema, membuat merinding siapa pun yang mendengarnya.
Personil Purple Line keluar dari bawah panggung berputar bersamaan dengan suara musik mengentak. Penggemar semakin berteriak histeris saat bias pujaan yang sudah ditunggu-tunggu akhirnya muncul, membawakan lagu debut mereka "By Your Side" dengan energic sebagai lagu pembuka.
Seungwan terbawa hanyut suasana, tangan yang memegang lightstick tak henti-hentinya diacung-acungkan di atas kepala, meneriakan fanchant sepanjang lagu hingga masker yang menghalangi terasa mengganaggu, ingin rasanya dilepas agar lebih bebas mengekspresikan histerianya.
Setelah "By Your Side" disambung lagi dengan "Confession" mengingatkan Seungwan pada awal-awal debut suaminya saat mereka kembali berjumpa setelah sekian lama. Tak terasa setitik air mata terjatuh.
Sayang, kita sudah sampai hingga titik ini. Sepuluh tahun bukanlah waktu yang sebentar. Bisa bertahan di industri ini, sungguh pencapaian luar biasa. Cita-cita masa remaja kita bisa terwujud begitu manis, walau keringat dan air mata terkadang menyertainya.
Kita sudah sama-sama bekerja keras....
Maaf, bukannya aku tak mematuhi perintahmu, aku hanya ingin membuktikan janji kita, akan saling mendukung lebih nyata lagi.
Aku sangat mengagumimu, walau saat di panggung, kau milik penggemar. Dan aku yang cemburu, tak mau kalah ... aku pun bisa berdiri di sini sebagai seorang fans yang begitu memuja penampilanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me (TAMAT)
FanfictionTidak mudah menjalani kehidupan rumah tangga sebagai idol di Korea, berbagai cobaan merintangi keutuhan rumah tangga Seungwan dan Chanyeol, seperti; sasaeng, haters, orang ketiga, komentar jahat, skandal, musuh dalam selimut, dan sebagainya. Mampuka...