27.Dusta Atau Fakta

252 38 37
                                    

"Mau langsung pulang atau cari tempat makan?" Manajer Kim sudah menggenggam kemudi, tetapi mobil masih belum bergerak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau langsung pulang atau cari tempat makan?" Manajer Kim sudah menggenggam kemudi, tetapi mobil masih belum bergerak.

"Pulang saja ... aku ingin istirahat. Badanku sakit semua," kata Seungwan seraya menyilangkan sabuk pengaman di depan dada. Sebulan ke belakang benar-benar disibukkan dengan perilisan album solo perdananya. Sudah tak terhitung berapa kali menguap sampai-sampai kepalanya tak seimbang, jatuh ke segala arah. Kesadarannya timbul tenggelam, tak terkontrol. Kelelahan benar-benar mengambil alih tubuhnya.

"Oh iya, tadi di tempat parkir ada seorang ahjuma menyerahkan buket bunga, tapi katanya dia hanya disuruh seseorang yang bertemu dengannya tak jauh dari sana."

Mobil mulai melaju membelah jalan. Lampu depan menyala memberi penerangan saat sedan putih itu melaju dalam kecepatan sedang.

Udara terasa agak dingin hingga pakaian tertutup harus dikenakan untuk meredam hawa sejuk menusuk kulit, terlebih untuk Seungwan yang gampang sekali terkena flu.

"Siapa pengirimnya?" tanya Seungwan bereaksi lambat, kelopak matanya sudah sangat berat dibuka, bagai tirai panggung teater usai pertunjukan.

"Tidak ada nama jelas hanya ada nama 'Macan Buas' .... Mwo? Macan buas? Apa ini teror bahaya lagi?" kaget sang Manajer.

Seketika kesadaran Seungwan kembali. Matanya terbelalak kemudian berkedip beberapa kali. "Siapa? Coba ulangi lagi. Apa aku salah dengar?"

"Macan Buas. Apa teror lagi?"

Seungwan tersipu. "Ini tidak seseram yang dibayangkan. Aku tahu siapa pengirimnya. Sekarang di mana bunganya?"

"Ada di kursi belakang."

Seungwan langsung terperanjat, melangkah menuju kursi belakang.

Seikat bunga mawar merah segar merekah, terangkai menjadi buket yang indah. Ada kartu ucapan terlipat di sana.

Air mata haru tergenang saat wanita berlesung pipit itu membaca kartu ucapan dalam hati, tangannya agak gemetar.

-Aku tak di sisimu bukan berarti jauh. Aku dekat, seperti urat nadimu yang denyutnya terasa saat kau menyentuhnya.
(*Macan Buasmu)

Seungwan memeluk buket bunga itu di dada, air matanya berjatuhan tanpa terasa. -Sayang, kau dimana? Aku rindu sekali padamu.

"Memangnya, Macan Buas itu siapa?"

Seungwan agak malu untuk menjelaskannya, pasalnya itu adalah panggilan suaminya saat di ranjang.

"Suamiku. Sudah Manajer, jangan tanya lagi alasannya, aku malu." Pipi chubby Son Seungwan sedikit merona.

Manajer Kim menoleh sekilas ke arah Seungwan. "Sifat kalian itu hampir mirip, mudah terpancing situasi. Hanya, bedanya, kau lebih gampang menyesal, dan dia perlu alasan kuat untuk kembali."

Stay With Me (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang