12.Masa Lalu

293 33 28
                                    

"Sebenarnya, aku pun punya sesuatu yang ingin kusampaikan padamu," kata Seulgi memecah hening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sebenarnya, aku pun punya sesuatu yang ingin kusampaikan padamu," kata Seulgi memecah hening.

"Kalau begitu siapa dulu?"

"Kau saja."

Jongin kembali membeku. Ada keraguan dengan apa yang ingin diungkapkannya. "Aku tidak tahu, kau akan menerimanya atau tidak."

"Katakanlah." Seulgi sudah siap dengan apa pun yang akan dikatakan Jongin.

"Sebenarnya ... aku sudah pernah menikah."

Seulgi kaget dengan pengakuan kekasihnya. Ternyata hal yang disampaikannya lebih mengejutkan dari perkiraan.

"Kau pasti keberatan dengan statusku ini?" Jongin tertunduk, rasa percaya dirinya terbenam karena statusnya, duda. Dalam benaknya tersimpan rasa takut, Seulgi tidak bisa menerimanya.

Seulgi tersentuh dengan kejujuran kekasihnya. Itu pertanda Jongin menginginkan hubungan yang lebih dalam. Lebih terbuka tanpa ada sesuatu yang ditutup-tutupi. Dan statusnya yang paling dikhawatirkan akan menggoyahkan hati Seulgi. Maka dari itu, ia jujur dari sekarang, sebelum hal ini diketahui saat hubungan lebih jauh.

Kim Jongin tiga tahun lebih tua dari Seulgi. Semua sifat yang ada pada Jongin adalah kebalikan dari Seulgi. Dewasa, lembut, dan tenang. Cukup bisa mengayominya yang terkadang keras kepala dan mudah tersulut emosi.

Jongin menatap kekasihnya lekat, harap-harap cemas, jawaban seperti apakah yang akan dikatakan Seulgi.

Seulgi menarik napas dalam kemudian berkata, "Apa penyebab pernikahanmu berakhir?" Seulgi mencoba tersenyum, agar pacarnya paham hal itu bukan masalah baginya.

Melihat reaksi Seulgi yang cukup tenang, timbul kembali keberanian Jongin untuk memaparkan lebih banyak.

"Hal itu terjadi saat usia awal dupuluhan. Kami masih terlalu muda, masih dibutakan cinta. Terlalu terburu-buru. Orangtuaku pun menentang keputusanku ini, tapi kami tetap nekat melakukan pernikahan. Awalnya, semua berjalan baik, tapi semakin hari semakin terlihat sifat asli Ye-eun. Dia hanya terobsesi memilikiku, sangat posesif, hingga semua gerakku terbatas. Setiap jam harus mengabari ada di mana, siapa orang-orang di sekitarku, harus pulang tepat waktu, kalau terlambat sedikit akan marah dan menginterogasiku semalaman. Mengaturku ini dan itu....

Lama-lama aku lelah dan mulai tak nyaman bersamanya. Ye-eun pun menyadari sikapku yang berubah dingin.

Suatu hari, ia berkata mengidap penyakit serius, hidupnya tinggal beberapa bulan lagi. Hatiku terenyuh, tak tega meninggalkannya. Namun, lagi-lagi itu hanya kebohongan semata yang dirancangnya agar aku tak berpaling darinya. Dari sana aku habis kesabaran, aku bilang padanya akan menggugat cerai. Ye-eun tak terima, dia marah besar bahkan menyerang dan melukaiku. Wajahku dicakar, punggungku di pukul menggunakan tongkat baseball. Ye-eun depresi. Sekali lagi aku bertahan demi dia." Jongin menarik napas dengan wajah tertunduk, matanya mulai berkaca-kaca.

Stay With Me (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang