21.Gencatan Senjata

310 42 41
                                    

Berulang kali Chanyeol menghela napas dalam saat masuk ruang perawatan istrinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berulang kali Chanyeol menghela napas dalam saat masuk ruang perawatan istrinya. Perasaannya campur aduk tak karuan; Senang, karena mendengar kabar istrinya kembali hamil. Sedih, karena kecelakaan itu berakibat kondisi janin berisiko keguguran. Marah, kala mengingat penyebab dari semua itu, namun tak mungkin juga terang-terangan menyalahkan semua pada Seungwan yang nekat nonton konser. Dalam hati, Chanyeol bersumpah akan mencari siapa pun orang yang menjadi biang keladi penyebab istrinya celaka. Tak ada belas kasihan lagi, seperti remaja putri yang melempar kepala Seungwan tempo hari, yang diampuni istrinya begitu saja. Kali ini Chanyeol bertekad akan menyelidikinya tanpa sepengetahuan Seungwan.

Netra teduh itu menatap sang istri yang tengah duduk sambil menangis sesenggukan. Hatinya teriris pilu, turut merasakan kesedihan yang ia rasakan.

Mendengar langkah mendekat, Seungwan menoleh. Tak mampu menatap sang suami, kembali tertunduk, isakan tangisnya semakin cepat dan dalam.

Belum ada kata terucap, Chanyeol membelai lembut puncak kepala istrinya. Merapatkan tubuhnya yang gemetar ke dalam dekapan erat.

"Maafkan aku, Sayang," lirih Seungwan di sela isakan tangis. "Aku memang wanita jahat karena selalu membuat buah cinta kita celaka. Ini semua salahku. Aku tak akan memaafkan diriku sendiri bila terjadi hal buruk pada calon bayi kita."

"Ssst ... sudah. Jangan berkata seperti itu. Yakinlah semua akan baik-baik saja, hmm. Tenanglah...." Chanyeol kecup puncak kepala istrinya, mengusap punggungnya, menenangkan.

Langkah kaki dari balik pintu terdengar mendekat, handle pintu pun bergerak. Chanyeol melepaskan pelukannya. Perlahan senyumnya memudar saat kembali berhadapan dengan kakak ipar yang tak pernah senang padanya.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Seulgi dengan wajah datar, mood-nya selalu memburuk bila melihat muka Chanyeol.

"Aku baik-baik saja. Tak perlu kabari Ibu tentang ini, aku tak mau dia cemas," kata Seungwan sambil menyeka sisa air mata.

"Aku tak tahu harus berkata apa menanggapi semua ini. Kau selalu celaka karena ulahmu sendiri, yang bertindak tanpa berpikir. Sudah berapa kali kau keluar-masuk rumah sakit selama setahun ini?" omel Seulgi.

Perkataan Seulgi rupanya disalah-artikan Chanyeol. Padahal Seungwan sudah menganggap itu hal biasa. Sudah tahu karakter Seulgi, seperti itulah cara sang kakak menunjukkan perhatiannya.

Chanyeol berdecak, sudah tak tahan ingin membela istrinya dari kata-kata Seulgi yang terkesan memojokkan di matanya. "Kau jangan berkata seperti itu. Semuanya musibah, pasti tak ada yang menginginkannya terjadi. Kau menghakiminya seolah tak pernah melakukan kesalahan dalam hidupmu." Nada bicara Chanyeol mulai meninggi.

"Chanyeol, sudah." Seungwan menggoncang pelan lengan suaminya, memperingatkan untuk berhenti menberdebat Seulgi.

Melihat situasi yang mulai memanas, Manajer Kim menyerobot bicara, "Sepertinya, dengan kondisimu sekarang, aku harus mengatur ulang jadwalmu."

Stay With Me (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang