4.Tujuh Belas Tahun

521 42 30
                                    

Chanyeol dan Sehun seketika menghentikan pertengkaran karena kedatangan Kim Jiyeon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chanyeol dan Sehun seketika menghentikan pertengkaran karena kedatangan Kim Jiyeon. Dua pria yang sedang bersitegang itu tak mau melihatnya semakin khawatir terlebih dalam kondisi bersedih seperti sekarang.

Senyuman ramah namun sendu terlihat di raut muka ibu kandung Son Seungwan itu. "Sehun, kapan kau datang?" Kim Jiyeon mengenal Sehun karena ibunya teman baiknya.

"Baru saja, Bi. Aku turut prihatin atas peristiwa yang menimpa Seungwan," ucap Sehun sambil menundukkan wajah.

"Terima kasih sudah datang menjenguk. Kita sama-sama berdoa untuk kesadaran Seungwan." Mata wanita paruh baya itu tampak berkaca-kaca, bersedih karena kondisi putrinya yang belum menunjukkan perubahan apa pun.

"Apa aku boleh menemui Seungwan, Bi?" tanya Sehun, meminta izin. Dia tahu persis jika meminta izin kepada Chanyeol pasti tak akan diizinkan.

"Tentu saja boleh, Nak. Kebetulan ini jam besuk yang ditetapkan dokter. Silakan saja kalau kau ingin menemui Seungwan. Doakan yang terbaik untuknya."

"Itu sudah pasti, Bi," pungkas Sehun.

Setelah Sehun pergi, Kim Jiyeon menghampiri menantunya yang sedang duduk tertunduk lesu di kursi panjang ruang tunggu rumah sakit.

Semenjak kehamilan istrinya diketahui ibu mertuanya, Chanyeol jadi agak canggung berhadapan dengannya. Rasa bersalah sekaligus malu ada dibenaknya.

"Kenapa kalian tidak jujur padaku?"
Kim Jiyeon duduk di samping menantunya. Dia sama halnya dengan Seungwan tak pernah bisa marah pada siapa pun, hatinya terlalu lembut.

"Maafkan kami, Bu. Kami tak ada maksud membohongimu. Kami terlalu takut, Ibu akan terpukul dan kecewa. Kami melakukan kesalahan yang cukup fatal. Ini semua memang salahku, Seungwan tak salah apa-apa." Chanyeol masih tertunduk tak berani menatap wajah ibu mertuanya.

Kim Jiyeon menyentuh punggung menantunya diiringi senyuman lembut. "Tak ada yang perlu di sesali, Nak. Semuanya sudah terjadi. Kau pasti sangat terpukul karena harus kehilangan bayi kalian."

Bahu pria itu bergetar, tubuhnya condong ke depan. Matanya terpejam keras, mencoba membendung air mata agar tak keluar, tapi pada akhirnya tak dapat di tahan lagi. "Walau kami belum siap dengan kehadirannya, tapi kami sangat mencintainya. Seungwan juga pasti sedih kalau tahu hal ini."

"Ibu mengerti. Mungkin ini yang terbaik untuk kalian. Tuhan lebih tahu segalanya. Bersabarlah, Nak." Kim Jiyeon terus menenangkan Chanyeol, hatinya pun ikut sedih karena harus kehilangan calon cucu karena keguguran yang dialami Seungwan.

Sehun sudah berada di tempat Seungwan dirawat. Tak akan ada yang tega saat melihat kondisi mengenaskan yang dialami gadis mungil itu. Sekujur tubuhnya di penuhi lebam karena benturan berulang dan keras saat mobilnya terguling beberapa kali.

Sehun duduk di samping Seungwan terbaring, tatapan sendu tergambar jelas di matanya, bahkan sedikit berkaca-kaca.

"Aku tak menyangka kejadiannya akan seperti ini.

Stay With Me (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang