33.Kebahagiaan Tak Sempurna

378 35 50
                                    

Dua kantong belanjaan berukuran besar, penuh dengan bahan makanan mentah di tenteng Seulgi dan Jongin kiri-kanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua kantong belanjaan berukuran besar, penuh dengan bahan makanan mentah di tenteng Seulgi dan Jongin kiri-kanan.

Ketiga adik Seulgi datang menyambut dengan suka cita; Jimin dan Minjeong, juga Jisung yang akhir pekan ini ada di rumah.

"Apa Seungwan belum datang?" Seulgi menyapukan pandangannya ke setiap penjuru rumah.

"Belum, mungkin sebentar lagi," kata Jisung seraya mengambilkan kantung belanjaan. Membawanya ke dapur untuk dimasak.

Sebelum pintu ditutup, dari belakang datanglah sosok yang sedang dinanti.

"Apa kabar semuanya, apa kami terlambat?" sapa Seungwan riang gembira.

Chanyeol menundukkan punggungnya saat berhadapan dengan Seulgi dan Jongin. Kecanggungannya tak pernah terkikis saat berhadapan dengan kakak ipar yang selalu dingin padanya. Tapi Chanyeol berusaha bersikap sewajarnya, lama-lama Chanyeol paham dan bisa menerima karakter Seulgi.

Jongin tersenyum ramah pada Chanyeol seraya menjulurkan tangan menyalaminya. "Park Chanyeol, aku sudah pernah mewawancaraimu sepuluh tahun lalu, waktu grupmu jadi pengisi acra di pembukaan olimpiade musim dingin, apa masih ingat?"

Chanyeol berpikir sejenak dahinya mengernyit dalam. "Ahh! Tentu saja, saat itu kau reporter yang mewawancaraiku. Tak menyangka, sekarang akan menjadi anggota keluarga. Dunia memang penuh dengan kejutan."

"Kau benar, aku dan Seulgi contohnya. Padahal, sudah tak ada kontak selama bertahun-tahun, tetapi pada akhirnya dipertemukan kembali," papar Jongin, sesekali menoleh ke samping Seulgi yang selalu minim ekspresi.

"Itulah yang namanya 'jodoh tak akan ke mana' iya kan, Eonni?" sambung Seungawan seraya menepak pundak Seulgi.

"Ayo kita ngobrol di taman belakang, aku bawa bir dingin," ajak Chanyeol sambil mengangkat beberapa bir kalengan dalam kantong plastik transparan.

Jongin mengangguk setuju, mengekori Chanyeol menuju taman belakang.

Chanyeol sudah tak canggung dengan keluarga istrinya. Pemikirannya memang tidak seperti lelaki Korea pada umumnya, saat usia remaja, Chanyeol sudah berani menemui orangtua Seungawan dan menyatakan keseriusannya. Makanya Kim Jiyeon sudah menganggapnya anak sendiri alih-alih sebagai menantu karena sudah 13 tahun mengenal Chanyeol, walau pun hubungan Seungawan dan Chanyeol pernah putus-nyambung.

Satu jam kemudian semua hidangan sudah tersaji, suasana akrab begitu terasa. Delapan kursi semuanya terisi.

Seungawan duduk di antara Jisung dan Chanyeol. Adik bungsunya yang kini tengah duduk di kelas sembilan itu terus menggelendot di lengan noona-nya. Dari kecil memang Jisung lebih dekat dengan Seungawan dibanding Seulgi.

Kesibukan masing-masing membuat waktu berkumpul seperti ini terasa sangat berharga. Keakraban begitu terasa, hingga tak terasa santap malam pun berakhir.

Stay With Me (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang