2 | TERLAMBAT MASUK

34.7K 1.7K 90
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Morning Mah, Pah," sapa Zella sambil mengecup pipi orang tuanya. Lalu ia mengambil roti isinya, memasukannya kedalam mulut sambil membenarkan dasi.

"Yang bener Zel kalo makan," tegur Asyila— Mamahnya.

"Buru-buru Mah, kasian Devano nungguin didepan," balas Zella ketika roti di mulutnya habis.

"Kenapa gak disuruh masuk kak?" tanya Angga— Papahnya.

"Tanggung, yaudah Zella berangkat ya assalamualaikum," pamitnya menyalimi tangan kedua orang tuanya.

Angga dan Asyila hanya menggelengkan kepalanya, heran dengan kelakuan putrinya. Sementara diluar Zella langsung memakai helm yang disodorkan Devano. Lalu menaiki motor itu walau sedikit susah.

"Maaf ya, jadi kesiangan," ucap Zella sedikit keras dengan memajukan kepalanya. Tangannya memeluk erat pinggang Devano.

"Nggak papa," balas Devano sesekali melirik Zella yang menyandarkan kepalanya di bahu Devano.

Dan benar saja! Sesampainya disana, gerbang sudah tertutup rapat. Devano mencoba mencari cara agar bisa masuk dengan aman. Lalu ia teringat jalan masuk lewat pintu belakang. Motornya ia titipkan diwarung biasa ia nongkrong.

Devano membawa Zella ke belakang sekolah, disitu ada pintu yang terkunci. Untungnya Devano memiliki kuncinya. Zella menatap bingung sang kekasih.

"Kita ngapain?" tanya Zella kepada Devano yang masih sibuk membuka gembok.

"Sekolah lah sayang, masa mau dagang," balas Devano membuat Zella berdecak. "Buruan masuk, tapi pelan pelan,"

Devano masuk terlebih dahulu dengan mengendap-endap diikuti Zella dibelakangnya. Saat dipertengahan koridor, keduanya berpapasan dengan Pak Mimin-Guru piket yang sedang bertugas mengecek keadaan sekolah.

"Nah, kena kalian … ngapain aja baru masuk? Cepat! Lari keliling lapangan dua puluh kali!" sentak Pak Mimin.

"Saya aja Pak, dua kali lipat. Tapi biarin Zella masuk kelas" tawar Devano. Zella yang mendengar itu mendelikkan matanya, lalu menatap Devano. Saat ingin protes, Devano meliriknya sambil mengedipkan mata.

"Kalo bisa dua kenapa cuma satu?!"

Devano mencoba mencari alasan yang masuk akal, "Zella abis sakit Pak, ntar kalo dia pingsan gimana?"

Pak Mimin menatap Zella tajam. "Benar itu Zella?"

Zella yang gelagapan akhirnya menjawab, "Ii-iya pak" Pak Mimin hanya mengangguk.

"Ya sudah, Zella kamu masuk ke kelas. Terus kamu Devano, lari sekarang!" Dengan langkah pelan, Zella memasuki kelas, sedangkan Devano berlari mengelilingi lapangan.

Ia melihat Devano dari kaca jendela. Cowok itu terus berlari dengan keringat yang mengucur deras di dahinya.

"Woy Zel, liat depan … ntar di omelin tau rasa lo," celetuk seorang gadis disampingnya. Ia sahabat Zella. Namanya Adelia Anastasia. Gadis bar-bar juga menyebalkan. Tapi ia sangat menyayangi nya.

POSESSIVE DEVANO [GS 1] 𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang