***
Pagi ini Zella berangkat sendiri menggunakan ojek online. Saat berjalan di koridor ia tak sengaja melihat dengan cowok yang menemuinya di perpus hari lalu. Zella menghampiri cowok itu. "Lo yang kemaren di perpus kan?"
Wildan! Ya, itu namanya. Wildan yang sedang membaca pun mendongak lalu tersenyum. "Iya."
Zella memegangi kedua tangannya gugup, menatap Wildan dengan tatapan penyesalan. "Gue minta maaf soal cowok gue kemarin ya, dia emang gitu. Posessive kalo urusan gue."
Wildan tersenyum canggung sembari mengangguk. "Iya santai aja, gue juga gak papa kok."
"Oh yaudah, gue masuk kelas dulu ya. Sekali lagi, sorry." Zella kemudian berjalan memasuki kelas.
Percakapan keduanya tak luput dari pandangan seseorang yang berada diujung koridor. Ia melihat semuanya, tangannya terkepal kuat, rahangnya mengeras. Ia pasti akan memberikan pelajaran pada cowok yang tadi berbicara dengan gadisnya.
Devano! Ya, seseorang itu Devano. Ia tadi tak sempat mengantarkan Zella karena ada urusan yang harus ia urus. Membasmi tikus jalanan yang berkeliaran bebas. Devano tersenyum smirk, ia sudah menyiapkan pelajaran yang tepat untuk cowok itu.
Devano melanjutkan jalannya memasuki kelas. Sesampainya dikelas ia langsung mendudukan bokongnya dikursi sambil terus menatap kearah Zella yang sedang berbicara dengan Adel.
"Dev, lo kenapa kemarin nggak ikut kelompokan?" tanya seorang cewek. Devano menoleh kesamping.
"Sibuk," jawabnya singkat. Lalu matanya kembali terpusat pada Zella.
"Selamat Pagi semua," sapa Bu Riska. Masih ingatkan? Guru yang memarahi Zella karena sibuk memperhatikan Devano dilapangan.
"Pagi Bu."
"Siapkan satu lembar kertas diatas meja, kita mulai ulangannya."
Selama berjalannya ulangan, Arga sedari tadi terus berbisik memanggil Devano. Sedangkan cowok itu hanya terus fokus mengerjakan.
"Psstt, Dev. Nomer dua belas apaan, woy," panggil Arga lirih. Sambil menghadap belakang.
"Lo berisik banget sih, ah," celetuk Adel yang merasa terganggu, karena posisi cewek itu dibelakang Arga. Sedangkan Devano dibelakangnya. Arga lalu melirik Adel sinis, "Ngapa lo? Iri gak ada temen contek?"
Adel yang tak terima pun mendelikan matanya tajam, "Enak aja, walaupun gue gak ada temen contek, tapi nilai gue selalu memuaskan."
"Masa nilai lo bagus? Coba gue nyontek, kalo nilai gue nantinya bagus, berarti lo pinter," ucap Arga masih terdengar pelan. Adel yang senang dipuji pintar pun dengan bodohnya memberi tau isi jawabannya pada Arga. Sedangkan cowok itu hanya tertawa jahat dalam hati.
"ARGA! HADAP DEPAN! Ngapain kamu liatin Adel gitu?" sentak Bu Riska. Buru-buru Arga membalikan badannya menghadap depan.
"Enggak Bu, tadi saya pinjam bolpoin," alibi Arga.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESSIVE DEVANO [GS 1] 𝐄𝐍𝐃
RomanceYANG SUKA SWEET, BUT POSESSIVE SILAKAN MAMPIR ‼️ [ Part Privat‼️ ] [BIASAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA!! AGAR PART TIDAK HILANG-HILANGAN] *** 𝐃𝐢𝐚 𝐃𝐞𝐯𝐚𝐧𝐨. 𝐂𝐨𝐰𝐨𝐤 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐨𝐬𝐞𝐬𝐬𝐞𝐢𝐯𝐞 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐦𝐚𝐧𝐢𝐬 𝐝𝐢 𝐬𝐚𝐚𝐭 𝐲�...