42 | MARAH

8.2K 374 29
                                    

Silahkan putar lagu diatas🤙🏼🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Silahkan putar lagu diatas🤙🏼🔥

Btw kalian nemu cerita ini dimana?? Ahayy boleh lah cakap cakap😂

***

Dokter itu menghembuskan nafas sejenak. Ia menatap ketiga pemuda itu dengan tatapan yang sulit di artikan. Sebentar, tiga pemuda? Lalu kemana Adel? Fyi, Adel sudah di antar pulang lebih dulu oleh Arga. Tadinya gadis itu menolak. Namun Arga memaksa.

"Dengan berat hati saya katakan bahwa pasien mengalami koma-"

Bugh..

Semua menatap dokter itu terkejut. Kemudian menatap Devano. "Dev! Gila lo, Ha!" Seru Aldy.

"ANJING LO JADI DOKTER YANG BENER DONG! BANGSAT!" Bentak Devano sambil terus memukuli wajah dokter itu.

Aldy mencoba menjadi penengah, ia menarik bahu Devano agar mundur. "Dev, lo harus tenang. Inget ini rumah sakit!" Kemudian ia membantu dokter itu bangun.

Dada Devano masih naik turun pertanda ia sedang menahan amarah. "TAPI CEWEK GUE AL! CEWEK GUE!"

Arga yang sudah muak dengan tingkah Devano akhirnya memukul rahang cowok itu, keras. "KITA TAU DEV! TAPI GAK SEHARUSNYA LO GEGABAH KAYAK GINI!"

Devano mengusap cairan merah di ujung bibirnya, ia memandang Arga sengit. "Tau apa lo, Ha!"

"Udah! Jangan berantem! Kalian ganggu Zella istirahat tau gak!"

Devano mendengus. Kemudian ia terduduk di lantai, menyandarkan bahunya pada tembok sembari menggosok wajahnya. "Zeell... Aku, aku gak akan maafin diriku sendiri kalau kamu gak selamat. Aku bakalan ikut kamu, itu janji aku"

Lain dengan Aldy, yang sedang membujuk Arga agar meminta maaf. "Ar, gue tau lo kesel. Tapi jangan main fisik juga"

Arga memandang Aldy sekilas. "Gue refleks aja, abisnya dia kekanakan banget"

"Ya udah lo minta maaf geh"

"Hemm"

Aldy memandang Arga bergidik. "Dih, gak cocok lo sok dingin haha" Membuat Arga memutar matanya malas, kemudian bangkit.

Ia menepuk bahu Devano, membuat sang empu mendongak.

"Sorry buat yang tadi"

"Hm"

"Lo mending doa aja semoga Zella cepet sadar dari koma nya" ucapnya. "Lo udah hubungin keluarganya?"

Devano menggeleng lemah. Apa yang harus ia katakan pada calon mertuanya itu. Ia kasian melihat kesehatan Asyila menjadi lemah karena mendengar kabar Zella. Tapi jika tidak di beri tau, dirinya juga salah.

"Lebih baik lo kasih tau, mau gimanapun mereka orang tuanya" saran Arga, kemudian kembali duduk di samping Aldy.

Devano merogoh saku jaketnya. Mencari ponsel, setelah ditemukan ia langsung mencari kontak Mamah Asyila.

Panggilannya sudah terhubung, ia menarik nafas dalam, dan menghembuskan perlahan. Mencoba untuk tenang meski air matanya tak dapat di bohongi.

"Halo nak, ada apa?"

"Ha-halo, mamah udah tidur?"

"Belum, kenapa? Udah ketemu Zella nya?"

"Zel.. Zella.. Zella di rumah sakit mah.." ucap Devano dengan suara lemah. Ia tak sanggup berkata - kata.

Di sana, Air mata Asyila turun seketika. Jantungnya seperti berhenti. Tapi ia mencoba untuk tenang. "Masa sih, kamu jangan bikin mamah khawatir...kamu bohong kan?"

Devano menggeleng, walaupun tak terlihat dari sana. "Engga mah, Devano gak bohong... Zella...Zella koma hiks"

Prak.. telepon dalam genggamannya terjatuh ke lantai. Kakinya lemas seperti jelly. Tidak! Ini calon menantunya pasti bohong. Putrinya pasti baik baik saja.

Angga yang melihat istrinya terjatuh langsung menghampirinya. "Mah, mamah.. kamu kenapa.."

Asyila langsung memeluk tubuh suaminya erat sambil menangis terisak. "Mas.. Zella mas.. hikss.. makanya dari tadi hati aku gak tenang.."

Angga membalas pelukan istrinya. "Zella kenapa Syil.. jangan setengah setengah gini"

"Di-dia koma ... di rumah sakit mass..hiks..." Asyila berkata dengan terbata-bata, akibat tangisannya.

Deg!- Tubuh Angga menegang. Apa? Dia tidak salah dengarkan? Zella? Putrinya ... di rumah sakit?

"Kamu jangan ngaco" ucap Angga mencoba menyangkal.

"Beneran mass ... tadi Devano bilang, kita ... kita kesana sekarang"

"Ya udah kamu tenang dulu, aku ambil kunci mobil sebentar" ucap Angga sambil mengelus kepala istrinya. Asyila melepas pelukannya masih dengan tangisan pilu.

"Cepetan mas..."

***

Devano mendongak lalu berdiri saat melihat kedatangan orang tua gadisnya.

"Zella mana Dev.. anakku mana.." Asyila langsung menanyai Devano sambil mengguncangkan bahu pemuda itu.

"Mah, tenang dulu biar Devano cerita" ujar Angga, mencoba tenang. Tapi tidak dalam hatinya yang terus mengkhawatirkan keadaan putrinya itu.

"Duduk dulu om, tante" ucap Aldy, mempersilahkan keduanya duduk.

Devano pun ikut duduk disamping mereka. Kemudian menceritakan kronologi kejadian yang ia tau. Hal itu membuat Asyila menutup mulutnya dengan tangan, terkejut.

Lalu ia kembali memeluk suaminya erat. Devano pun ikut menangis.

"Udah di bolehin masuk?"

"Kata dokter, besok baru boleh"

Angga hanya mengangguk singkat, dan kembali menenangkan istrinya. "Dev, udah malem banget nih. Gue sama Aldy pamit dulu gapapa kan? Soalnya belum izin juga ke bonyok" ucap Arga.

Devano menoleh kemudian mengangguk. "Thanks ya, udah temenin"

"Santai aja bro"

"Duluan om, tan" pamit keduanya di angguki Angga karena Asyila masih menangis.

***

Hai teman - teman online ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai teman - teman online ku...

Apa kabar??😂 Gimana ya kira kira kelanjutannya??

Kalian tim :

HAPPY ENDING?

OR

SAD ENDING?

Yuk di VOMENT biar aku ngelanjutinnya semangat🔥🤙🏼

Follow : natasya03_

Biar gak ketinggalan berita terbaru

POSESSIVE DEVANO [GS 1] 𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang