09. Ninth

244 31 1
                                    

Belle yang daritadi cemberut kini menahan senyumannya sejak turun dari mobil dan berjalan menuju lift ke ruangan kakaknya, Arash Nelson. Ia tak sabar membuat Arash terkejut dengan perkembangannya. Belle bahkan lupa tidak memberitahu Christian ketika mereka bertemu di perusahaan Vantae. Ketika lift terbuka, ia menahan senyumnya ketika sampai didepan ruangan sang kakak.

Arash yang ada didalam ruangan merasa suntuk dan memilih meletakkan kepalanya diatas meja tak peduli dengan tumpukan dokumen didepannya. Sungguh menjadi pengusaha itu membosankan, lebih baik jika ia berada dirungan bawah tanah mansion keluarganya dulu. Sampai seseorang mengetuk pintunya, Arash semakin bosan dan menyuruh orang yang sudah pasti sekretarisnya itu masuk. "Aku istirahat sebentar, nanti aku lanjut Harry. Tidak usah mengomel dan tutup saja mulutmu" keluhnya.

"Siapa Harry disini?" Tanya Belle dengan senyuman yang sudah ia tahan sejak tadi.

Mengenali suara tersebut, Arash mendongak menatap adiknya, lebih terkejut lagi ketika Belle manisnya itu berdiri didepannya sembari tersenyum manis seperti biasanya. "Kau? BELLE KU BISA BERJALAN!!!" Hebohnya berlari memeluk Belle erat. Sangat erat hingga Belle harus menahan nafasnya.

Belle membalas pelukan kakaknya tak kalah erat, selain merindukan sang kakak, kasih sayang Arash selalu saja bisa meredakan segala permasalahan yang ia punya. Ia terkekeh kala Arash menatapnya bahagia, senyumannya tak luntur barang sedetik saja. Setelah ini ia pasti akan sering mendengar keluhan jika pipi sang kakak sakit karena tersenyum terlalu lama.

"Bagaimana bisa? Sejak kapan kau bisa berjalan!? Aaah... Aku sangat bahagia" oceh Arash melepas dan memeluk Belle berkali-kali.

Belle tertawa mendengar ucapan sang kakak, "sejak kemarin. Paman Lee mengerjai ku di kursi roda, dan aku reflek melompat dan berdiri" jelasnya singkat.Masih mengikuti alur Arash yang kembali memeluknya.

"Aaah yatuhan aku sangat bahagia melihat kau bisa kembali berjalan" seru Arash terus menerus. "Kau tidak lelah? Duduklah lebih dulu. Kau baru bisa berjalan! Jangan gegabah dan memaksakan diri dengan banyak berjalan! Kau itu masih rentan! Duduklah! Duduk, biarkan kakimu rileks" Oceh Arah membuat Belle terkekeh.

"Kakak bisa menyuruh Christian kemari? Aku lupa memberitahunya. Suruh dia membawa pizza dan milkshake!" Seru Belle.

Arash dengan cepat menelpon Christian, terlalu bahagia melihat sang adik hingga tak berpikir dua kali untuk menuruti permintaan sepele dari Belle. Arash menyuruh pemuda itu datang menemuinya di telepon dalam waktu 15 menit. Christian yang sibuk jelas menolak, tak hilang akal, Arash mengancam sahabat dekat sang adik hingga oemuda itu dengan cepat mematikan teleponnya.

Beralih pada Christian yang saat ini tengah mengumpat karena perintah Arash yang seenaknya. Menyuruhnya membeli milkshake dan pizza kemudian mengantarkan makanan itu sampai ke ruangannya. Arash bahkan punya sekretaris sendiri untuk melakukan hal yang kini ia lakukan. Batas waktu 15 menit untuk sampai ke Nels Entertainment yang butuh waktu 20 menit untuk sampai membuat Christian gila. Belum lagi ia membuang waktu 10 menit untuk memesan milkshake. Dan sejak kapan manusia dingin pecinta kopi itu menyukai milkshake!?.

Christian memilih memesan pizza online karena malas menunggu dan memperlambat perjalanannya. Ancaman mengerikan yang dikatakan Arash adalah mengusir dan menyuruh Vantae agar memindahkannya ke salah satu perusahaan di Eropa. Dengan begitu dia tidak akan bertemu Belle meskipun gadis itu memiliki suami.Christian jelas tidak mau, Belle itu cinta pertama dan calon istri seandainya Vantae s*alan itu tidak merebut Belle lebih dulu.

Sampai di perusahaan Arash Nelson, Christian memilih berlari menuju lift sebelum batas waktu yang diberikan Arash habis. Manusia kutub random satu itu selalu serius dengan ucapannya. Jika Arash menginginkan megalodon sebagai piaraan, ia akan menyuruh para penyelam profesianal agar menemukan megalodon untuknya. Sampai didepan ruangan Arash, Christian mengetuk pintu dan menunggu suara Arash yang mempersilahkan dirinya masuk. Melihat pintu yang terbuka dari dalam, Christian heran, tak biasanya orang pemalas seperti Arash mau merepotkan diri dengan membukakan pintu untuk suruhannya.

Memories [REVISI END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang