Sasuke menatap gelisah Naruto yang selalu menatap ke bawah.
"Kau benar-benar tidak ingin melihat wajahku ya?",tanya Sasuke mulai kesal. Sasuke juga merasa Naruto cukup puas dengan memberantakkan habis kamarnya.
"Kau tidak ingin memulangkan ku?",tanya Naruto pelan.
"Tidak akan. Sekarang ini adalah rumahmu juga",balas Sasuke dengan tenang.
"Kau tidak takut padaku?",tanya Naruto lagi.
"Untuk apa aku takut padamu?",tanya balik Sasuke.
"Kau membawaku kesini tanpa tahu apapun tentangku ya?",tanya Naruto lagi.
"Aku tahu semuanya. Kau itu terlalu rendah diri pada semuanya",balas Sasuke dengan tegasnya.
"Itu artinya kau belum tahu apapun tentangku",ucap Naruto pelan.
Sasuke memandang Naruto geram, sebelum dirinya memilih kembali terdiam untuk mendengarkan ucapan lanjutan dari Naruto.
"Jika aku menatapmu. Kau akan mati lho",ucap Naruto dengan suara yang sengaja direndahkannya.
"Aku memang diusir dari rumah dan orang-orang disekitarku tapi itu demi keselamatan mereka sendiri",lanjut Naruto begitu menatap genggaman tangan Sasuke yang semakin mengerat.
"Apa kau punya sesuatu yang hidup? Seperti semut kecil misalnya",ucap Naruto lagi begitu menyadari jika Sasuke tak akan berkata apapun.
"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan tapi aku sama sekali tidak berniat mengasihanimu. Aku hanya merasa penasaran",ucap Sasuke sebelum berjalan dengan langkah berat dan menutup pintu kamarnya.
'Aku akan mati jika ditatap olehnya?',pikir Sasuke begitu menutup pintu kamarnya dan pergi ke luar begitu saja.
"Hahh",Naruto segera menghela nafas lega begitu melihat Sasuke pergi.
Naruto kembali mengingat ketika dirinya masih sangat kecil, saat dirinya baru berumur setahun. Naruto kecil menatap ke arah cermin dan tak sengaja cermin tersebut berubah menjadi serpihan-serpihan kecil tak kasat mata.
"Setidaknya cuma ini yang bisa kulakukan untuk melindungi semua orang yang selalu berada di sekitarku",gumam Naruto pelan.
Naruto kemudian menatap ke arah matahari, tak seberapa lama kemudian, matahari yang tadi baru dirinya lihat, sudah menghilang bagai abu.
'Ini sama sekali tidak menyenangkan',pikir Naruto segera hancur berkeping-keping saat itu juga.
*****
Sasuke berlari tak tentu arah hingga sampai di sebuah kedai ramen.
"Sasuke?",panggil Kakashi-sensei.
Sasuke hanya diam menatap Kakashi yang hendak menghampirinya.
"Mengapa kau menghindari Naruto?",tanya Sasuke tiba-tiba bersuara.
"Eh?",kaget Kakashi.
"Hahaha, kau mau kutraktir ramen Sasuke?",tawar Kakashi melanjutkan tujuannya berjalan lebih dekat pada Sasuke.
"Kau bisa mati jika bertanya seperti itu di depan umum",bisik Kakashi pelan.
'Mati? Lagi? Sebenarnya ada apa dengan Naruto?',pikir Sasuke penasaran.
*****
"Hahh, sudah lama sekali tidak melihat anak itu. Bagaimana kabarnya?",gumam Minato, hokage keempat.
'Meski cukup menyeramkan saat melihatnya. Dia bahkan sudah membunuhku sekali. Aku juga tidak bisa mendekatinya lagi secara terang-terangan. Yah, walaupun dia memberiku kesempatan dan mengulang waktu untukku yang seharusnya sudah mati ini',pikir Minato bingung sendiri dengan keputusan apa yang harus dia ambil demi melihat putra kesayangannya itu.
"Minato?",panggil Kushina sang istri begitu mendapati suaminya malah sibuk melamun.
"Kau tidak mengingat anak itu lagi kan?",tanya Kushina curiga.
"Haha, tentu tidak",balas Minato grogi.
"Baguslah",ucap Kushina lega.
Tak lama kemudian pintu ruang hokage terbuka lebar menampakkan Menma yang memasang ekspresi gembira.
Sungguh keluarga bahagia.
'Hahh, keluarga bahagia itu sudah tidak nyata lagi begitu. Dia bahkan tidak mau menunjukkan dirinya lagi di hadapanku, mengirim anbu pun percuma. Dia seperti lenyap ditelan bumi',pikir Minato cemas.
Sabtu, 26 Desember 2020
8:54
KAMU SEDANG MEMBACA
NARUTO SECRET [END]
FantasyAku hanyalah ninja bodoh yang selalu teraniaya. Peringatan: Berhati-hatilah dalam memilih bacaanmu.