🐰[4]•Tumpangan

98 12 0
                                    

Sudah berapa meter ina berjalan seraya menuntun motornya, menyesal dirinya karna telah menolak bantuan aji, hpnya juga mati, mana uangnya ikutan abis pula, sesampainya lah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah berapa meter ina berjalan seraya menuntun motornya, menyesal dirinya karna telah menolak bantuan aji, hpnya juga mati, mana uangnya ikutan abis pula, sesampainya lah.

Langit sudah mulai mendung, hingga rintik hujan mulai turun membuat ina segera menepikan motornya, menuju toko yang sudah tutup.

Suasana di sekitarnya begitu sepi, tak ada satu orang pun yang ikut menemaninya berteduh.

Seiring menetesnya air hujan, air yang sejak tadi terbendung di pelupuk mata ina kini tumpah begitu saja, apa seperti ini anak-anak jalanan jika hujan tiba, mengapa dirinya kurang bersyukur.

"mamah"gumam ina seraya mengambil posisi lesehan, menutupi tangisnya menggunakan kedua tangan.

"nggak usah nangis"ucap seseorang membuatnya sukses mendongak, menatap tak percaya sosok di depannya.

Ajinamoto?. Batinnya tak percaya.

"ayok, pake jas hujannya, gue anterin lo pulang"ucap aji.

"motor gue?"ucap ina takut jika motornya nanti di curi oleh maling.

"di kunci stang lah hembodi, lo kalo oon jangan kebangetan napa"ucap aji kesal sendiri.

Rasa kagum yang sempat hadir di hati ina kini pupus begitu saja, sekali nyebelin yah tetep nyebelin, di tatapnya tajam sosok yang berdiri di sampingnya.

"mau gue anterin nggak?"tawar aji.

Tak ada balasan dari ina, dirinya terlalu gengsi dan kesal dengan cowok di sampingnya itu.

"nggak mau yaudah sih, katanya di sini ada mba ngesot gitu kalo malem"ucap aji menakut-nakuti ina.

"gue nggak ada bilang nggak mau"dan yap, ina berhasil luluh, dan menurunkan egonya.

"yah terus, mau nggak"

"hm"jawab ina.

"yaudah pake jas lo, motor gue di sebrang"ucap aji.

Dengan cepat ina memakai jas hujan berwarna biru yang di berikan aji untuknya, ralat, di pinjamkan maksutnya.

"udah"ucap ina.

"udah apa?"tanya aji.

"yah udah selesai make jas ujannya"ucap ina mulai gondok sendiri.

"yah terus"

"lo ngeselin banget sih, gue toyor pala lu nih"

"iyah-iyah, emosian lu, awas cepet tua, ayok"ucap aji seraya menarik tangan ina.

Hal itu tak luput dari pandangan ina, demi apapun ina baru sadar jika tangan aji seputih itu.

"ayok naik"ucap aji melepaskan genggamannya.

"lo udah kunci stang motor lo?"tanya aji sekali lagi.

"eh iyah, lupa"ucap ina cengengesan.

"yeee, dah capek-capek gue tarik tangan lo anjir, dah sono balik sendiri ke sana"ucap aji.

•ajinamoto•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang