Bryan merangkul Angel memasuki rumah, Ferdi sudah menunggu nya sedari tadi, waktu sudah menunjukan hampir tengah malam.
"Udah pulang?"
Bryan dan Angel berhenti tepat di belakang Ferdi duduk, suara Ferdi datar dan dingin.
"Udah bang" ucap Angel pelan.
"Anterin ke kamar, abis itu langsung turun. Gue mau ngomong sama lo" ucap Ferdi tegas.
Bryan lembali merangkul Angel, membawa ke kamar nya.
"Gue langsung ke bawah ya, abis mandi langsung tidur"
"Langsung pulang aja deh, enggak usah nemuin abang" ucap Angel khawatir.
"Enggak bisa gitu sayang, sama aja gue lari dong dari masalah. Nih, selain abang lo itu calon abang ipar gue, dia juga ketua yang harus gue hormati" jelas Bryan.
"Lo takut sama abang?"
"Enggak, gue cuma menghormati. Gue udah siap kok pukulin sama abang lo, karna gue salah" ucap Bryan sambil terkekeh.
"Tuh, pulang aja deh"
Bryan mengecup kening Angel singkat, dan menatap nya dalam.
"Udah ya, enggak usah khawatir, lo mandi sekarang, gue ke bawah"
Bryan mengacak-acak rambut dan di kecup nya singkat, "Love you" ucap Bryan sambil menatap Angel.
"Love you too" balas nya.
Bryan mengusap pipi Angel lembut, dan berbalik berjalan kekuar kamar, Angel hanya menatap nya khawatir.
Di bawah Ferdi sudah menunggu nya, dengan wajah datar dan tatapan yang tajam, aura nya sungguh mencekam.
"Bang"
Bryan berdiri di samping Ferdi duduk, tatapan Ferdi lurus.
"Duduk!" pinta nya.
Bryan dengan ragu menuruti perkataan Ferdi.
"Gimana urusan lo, udah kelar?"
"Alhamdulillah, semoga aja"
"Gue mau nanya sama lo" Ferdi menatap Bryan tajam.
"Kenapa lo milih adik gue yang begitu, dari pada Gladis yang udah jelas, pinter, cantik dan gampang di atur"
Bryan memberanikan menatap Ferdi, ia menelan ludah nya susah payah, entah kenapa ia selalu gugup di depan Ferdi dari awal kasus nya.
"Gue bukan cowo yang gampang adaptasi sama cewek bang, entah kenapa dari awal gue kenal Angel, dia sosok yang berbeda aja dari cewek kebanyakan"
Ferdi mengangguk dan kembali tatapan nya lurus ke depan.
"Kalo gue bilang, gue ngeliat perdebatan lo tadi siang gimana?" ucap Ferdi lalu melirik penuh dendam pada Bryan.
Bryan membulatkan mata nya sempurna, Ferdi beranjak dari duduk nya dan berjalan ke arah belakang sofa, mata Bryan mengikuti pergerakan Ferdi, Ferdi berdiri dengan kedua tangan di pinggang.
"Lo liat bang?" tanya Bryan gugup.
"Dari awal"
"Bangun lo" suruh Ferdi dengan bada dingin nya.
"Bang, gue bisa jelasin" ucap Bryan mencoba menenangkan Ferdi.
"Enggak butuh!"
"Sini berdiri cepet, gue selalu ngasih lo toleransi, tapi apa?"
"Bang, tapi,"
"Berdiri cepat!!"
Bryan beranjak dari duduk nya dan berjalan ke depan Ferdi berdiri. Mata Ferdi menatap nya tajam, mata nya memerah, tidak ada kata bercanda di raut wajah nya. Sangat menyeramkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE KILLER BOYFRIEND [END]
Teen Fiction📌 KEJAR TAYANG !! Isn't it sad when you get hurt so much, you can finally say "I'm used to it"