12

6 1 0
                                    

Di sekolah Raja berpapasan dengan Alam mareka saling menatap tajam seolah-olah ada dendam diantara mereka.
Raja memandangi Alam karena Raja marah dengan Alam karena Alam mencintai Bulan tetapi juga mendekati Bintang. Sementara tatapan tajam yang ditunjukan oleh Alam karena Raja mengetahui kalau dia mencintai Bulan dan tidak ada satu orang pun yang tau termasuk kedua orang tuanya Bulan.

Saat dikelas Bintang terlihat murung dan Pelangi mencoba menghibur Bintang namun Bintang tetap diam dan murung sampai akhirnya Alam dan Raja sampai dikelas dan menghampiri Bintang
“Bi lo ga papa?” Raja memegang pundak Bintang.
“lo ga usah pegang-pegang gue” Bintang menyingkirkan tangan Raja dari pundaknya.
“udah puas lo bikin Bulan koma, andai aja malam itu lo ga ngomong kayak gitu mungkin pulang sekolah gue masih bisa ngelihat dia ketawa Ja” Bintang membentak Raja didepan semua murid.

Bintang saat itu ingin keluar kelas namun tangannya ditarik oleh Alam dengan kencang dan Bintang pun tertarik dan memeluk Alam, Alam langsung merangkul Bintang dengan mata yang berkaca-kaca
“gue ngerti perasaan lo Bi, tapi dengan lo marah ke Raja dan ngebentak dia itu ga akan ngerubah apa-apa” Alam mencoba menenangkan Bintang dipelukannya.

Seketika Raja terkejut karena Alam tiba-tiba memeluk Bintang dengan sengaja didepan semua orang. Sementara Cahaya langsung pergi keluar kelas karena tidak tahan dengan kejadian itu, lalu disusul oleh Neta dan Meri.

Setelah Bintang tenang, Bintang menoleh kearah Raja yang saat itu tepat dibelakangnya
“Raja” panggil Bintang panik karena takut Raja cemburu dan mengira Bintang suka sama Alam.

Raja langsung pergi meninggalkan kelas
“Raja lo mau kemana” panggil Gema
“Raja” Bintang menyusul Raja.

Saat itu Raja menuju ke gudang sekolah dan cahaya yang berada di bawah pohon dekat gudang pun langsung  mengikuti Raja.
Di dalam gudang Raja membanting semua barang yang ada didekatnya, Raja emosi, marah bercampur sedih karena rasa bersalah yang selalu terbayang-bayang di fikirannya.

“Raja lo kenapa, lo ga boleh kaya gini Ja dengerin gue lo harus tenang?” Cahaya panik karena Raja tidak henti-hentinya membanting barang dan juga berteriak. Sampai akhrinya Raja tertimpa kardus yang berisikan buku-buku lama. “aw” Raja kesakitan dibagian kepala
“Raja lo ga papa” Cahaya membantu menyingkirkan kardus dan membereskan buku-buku yang berantakan.
Raja menangis dengan keadaan baju kotor tangan merah dan pakaian yang tadinya rapi menjadi seperti anak jalanan yang tidak terurus, Cahaya mencoba mendekati Raja
“Ja gue tau lo sakit hati sama Bintang karena kejadian tadi walaupun begitu lo ga boleh nyiksa diri lo sendiri kayak gini” Cahaya coba menenagkan Raja
“gue juga punya hati Ay gue ga bisa bohongin perasaan gue sindiri kalau ngeliat cewek yang gue sayang itu bertindak mesra dengan cowok lain didepan gue…, gue ga bisa terlihat baik-baik aja. Gue marah, gue cemburu, gue pengen hubungan gue sama Bintang kayak dulu lagi” Raja menangis berbicara dengan lantang menatap ke arah mata Cahaya hingga membuat Cahaya gugup.
Mendengar cerita Raja yang mungkin sedikit Cahaya mengerti, Cahaya langsung merangkul dan memeluk Raja.

Tanpa Raja dan Cahaya tau ternyata Bintang melihat serta mendengar semua pembicaraan mereka. Bintang merasa tertekan dengan keadaan ini, bintang tertunduk menangis, duduk menyandarkan kepala di pintu dengan tangan yang memukuli lantai keramik yang kusam.

Sepulang sekolah semua berencana untuk pergi ke rumah sakit bersama-sama tapi mereka kehilangan Raja dan Alam
“Alam sama Raja kemana?” tanya Gema yang habis dari toilet
“oh iya dari tadi gue ga ngeliat Alam sama Raja, mereka kemana ya” lanjut Meri ikut menanyakan mereka
“mungkin mereka udah duluan” sambung cuek Neta.

Ternyata Alam dan Raja sudah janjian untuk bertemu di danau
“gue gamau di antara kita punya kesalahpahaman Ja, gue pengen cerita semuanya ke lo dan gue harap setelah ini kita bisa berteman baik” Raja semakin penasaran dengan crita yang Alam maksud
“semoga setelah ini kita bisa berteman baik” Raja menjawab cuek ucapan Alam.
“gue udah lama banget suka sama Bulan Ja, dari awal kita kenal kita udah deket banget dia selalu ceritain ke gue kisah persahabatan dia sama Bintang. Dan tanpa gue ngeliat itupun gue bisa ngerasain kalau persahabatan mereka itu luar biasa. Waktu itu hari saat pertama gue masuk SMA gue ngajak Bulan ke sekolah baru gue.., gue kenalin dia ke temen-temen baru gue, gue ajak dia ke kantin, gue temenin dia ke perpustakaan karna dia suka banget baca buku dan gue ngelakuin itu semua biar dia bisa ngerasain juga rasanya bisa sekolah sama seperti remaja-remaja yan lain” Alam menangis dan menghentikan sejenak ceritanya karena dia teringat Bulan yang saat ini terbaring koma dirumah sakit.
“lo kuat Al gue tau itu” Raja coba menghibur Alam walau dia juga menahan air mata. “gue boleh kan ngelanjutin ceita gue” Alam mencoba tertawa walau dia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya
“iya boleh Al gue bakal dengerin” Raja pun juga ikut tertawa untuk mencairkan suasana.
“waktu di perpus gue ngeliat Bulan sedang membaca buku yang bertemakan jantung, gue ngeliat itu kayak ngerasa ingin mendonorkan jantung gue buat dia supaya dia bisa hidup kembali normal lagi kayak dulu waktu pertama kali gue kenal sama dia, tapi gue ga bisa Ja.. gue ga bisa apa-apa dan setelah pulang sekolah gue mutusin buat nyatain perasaan gue ke dia suapaya gue ga akan sungkan lagi pengen ngejagain dia 24 jam. Gue ngajak dia ke pantai waktu itu hari udah menjelang sore dan matahari juga udah mulai turun gue bilang mungkin ini waktu yang tepat buat gue nembak dia tapii…,” Alam menghentikan ceritanya
“tapi apa Al?” Raja bingung.
“tapi dia cinta sama lo Ja” Alam sedikit melanjutkan ceritanya dengan sedikit kecewa
“apa ini semua salah gue ya, coba aja dulu gue ga usah ngikutin Bulan sama Bintang ke danau tiap hari, mungkin Bulan ga akan kenal siapa gue, tapi kalau gue ga pernah ketem sama mereka mungkin gue juga ga bakal jatuh cinta sama Bintang” Raja semakin merasa kalau masalah yang mereka hadapi ini sangatah berat.
“bukan salah lo dan bukan salah kita semua Ja, ini udah takdir dari Allah dan kita ga bisa milih takdir mana yang bakal kita jalani kedepannya” Alam mencoba tegar
“oh iya Al, lo datang kesini karena disuruh sama Bulan buat dikenalin sama Bintang doang ? atau ada maksud lain?” tanya Raja
“waktu Bulan pamit ke gue kalau dia mau balik kesini buat nemuin sahabatnya, gue pernah bilang ke dia kalau gue mau nyusul tapi ga tau kapan dan Bulan ngelarang karena dia nyuruh gue buat ga jauh dari orang tua gue dan gue ga pernah nolak perintah apapun dari Bulan. Sampai akhirnya Bulan nyuruh gue kesini buat dikenalin sama Bintang dan gue seneng banget tapi gue bukan seneng karena ingin dikenalin sama Bintang tapi gue seneng karena gue bisa ketemu lagi dan deket sama Bulan” Alam tersenyum saat mengakhiri ceritanya.
“gue cinta sama Bintang tapi gue harus sama Bulan dan lo cinta sama Bulan tapi lo harus sama Bintang. Percintaan macam apa ini? kenapa kita ga bisa bersama orang yang kita cintai kenapa kita harus bersama orang yang tidak kita cintai” Raja seakan-akan menyerah dengan keadaan.
“Raja gue mohon jagain Bulan, buat dia bisa punya semangat penuh untuk sembuh dan bahagiain dia, due juga bakal ikut bahagia kalau dia bahagia” pinta Alam pada Raja
“gue juga titip Bintang Al, lo bisa tenangin dia saat emosinya ga stabil dan gue yakin lo juga bisa bahagiain Bintang. Jadi sekarang ga ada lagi yang salah paham tentang apapun dan kita sahabat” Raja menjulurkan tangan ke Alam untuk mengajak tos sebagai tanda bahwa sekarang mereka sudah bersahabat.

Cinta Raja antara Bulan dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang