14

7 1 0
                                    

Saat pagi hari dokter sudah mengizinkan Bulan untuk beristirahat dirumah karena kondisinya sudah membaik. Om Adi dan tante Neli belum memberi tau siapapun tentang keadaan Bulan termasuk dengan Bintang.

Di rumah saat Bintang ingin menjenguk Bulan ternyata sudah ada Alam yang duduk diteras rumahnya
"Alam, kamu ngapain kesini sepagi ini?" tanya Bintang heran.
"aku pengen jemput kamu Bi, kamu ingin kerumah sakit kan, ya udah bareng aja" Alam bersikap seolah-olah dia menyukai Bintang.
"ohh ya udah ayok kita berangkat sekarang" jawab cuek Bintang.

Setelah sampai rumah sakit Bintang dan Alam mendapati kamar Bulan yang kosong, Alam dan Bintang panik lalu langsung bertanya kepada petugas rumah sakit. "permisi mbak pasien dengan atas nama Bulan dipindahkan kemana ya" tanya Bintang panik.
"maaf mbak pasien atas nama Bulan sudah pulang pagi tadi" jawab petugas rumah sakit.
"hah pulang" Alam dan Bintang kompak tidak percaya dengan petugas rumah sakit.
"mbak temen saya itu lagi koma kok disuruh pulang sih" Bintang marah.
"sabar Bi, tenang ini rumah sakit jangan marah-marah disini" Alam coba menenangkan Bintang. "maaf mbak pasien atas nama Bulan sudah sadar dari komanya dan sudah dibolehkan pulang oleh pihak rumah sakit" terang petugas rumah sakit.
"hah udah sadar" Alam dan Bintang lagi-lagi kompak tidak percaya dengan perkataan petugas rumah sakit.
"ahhh dari pada gue bingung mending kita kerumahnya aja, ayok Al" Bintang langsung menarik Alam untuk pergi ke rumah Bulan.

Diperjalanan Bintang masih tidak percaya kalau Bulan sudah sadar Bintang melamun disepanjang jalan.
Saat sampai dirumah Bulan, Bintang langsung masuk ke kamar Bulan tanpa mengetuk pintu dan ternyata didalam kamar sudah ada Raja yang sedang menyuapi sarapan kepada Bulan, Bintang cemburu saat itu tapi dia harus menahan rasa kecemburuannya itu demi kesehatan Bulan. Saat Alam juga masuk Alam tampak biasa saja karena ia teringat dengan kesepakatan yang ia buat bersama Raja di danau.
"Lan kenapa kamu ga ngabarin aku sih tentang kondisi kamu sekarang?" Bintang duduk disebelah Bulan menatap Bulan dengan kesal.
"Sorry ya Bi aku lupa ngabarin kamu soalnya aku udah lebih dulu ngabarin Raja dan Raja langsung pergi ke rumah aku dan aku bener-bener lupa deh buat ngabarin kamu" Bulan meminta maaf dengan raut wajah yang sangat lugu.
"ehhhh ada Alam sama Bintang, maaf ya tante sama om belum sempat ngabarin kalian soalnya tante kira Bulan yang udah ngabarin kalian" tante Nopi datang dengan membawa obat Bulan.
"sebegitu ga pentingnya aku ya Lan buat kamu, sampai kamu lupa buat ngabarin aku" Alam sedih karena Bulan lebih mengharapkan Raja dari pada dirinya.

Alam keluar kamar saat Bulan sedang meminum obat dibantu oleh Bintang dan melihat raut wajah Alam yang sedih Raja mengikuti Alam yang pergi menuju halaman belakang rumah Bulan.
Alam duduk dibawah pohon mangga yang saat itu sedang berbuah dengan lebat.
"gue ngerti perasaan lo Al, dan dari pada lo sedih mending kita manjat ni pohon buahnya lebat banget lagi lumayan buat ngerujak" Raja menghampiri Alam dan coba menghiburnya.

Alam menuruti kemauan Raja untuk sama-sama memanjat pohon, saat mereka diatas pohon mereka bercanda dan tertawa dengan lepas seolah-olah tidak ada beban dalam hidup mereka. Mereka mengambil beberapa buah mangga untuk dirujak saat ingin turu Raja terpeleset dan jatuh dari pohon mangga.
"Raja, lo ga papa" Alam buru-buru turun untuk membantu Raja.
"kaki gue sakit, awww" Raja memegang kakinya yang terkilir.

Alam langsung membawa Raja masuk dan melihat itu Bulan dan Bintang langsung panik.
"Raja kamu kenapa" Bulan mendekati Raja.
"jangan bilang kamu manjat pohon" Bintang seperti ingin memarahi Raja. Mendengar perkataan Bintang Raja hanya diam dan memegang kakinya yang terkilir.
"iya Bi tadi kita manjat pohon mangga yang ada dibelakang rumah" Alam menjelaskan kejadiannya pada Bintang.
"udah tau ga jago manjat kenapa nekat sih" Bintang memarahi Raja sambil memijit kaki Raja yang terkilir.
Bulan yang membawa teh dari dapur langsung duduk di dekat Raja dan menyuruh Raja berbaring dipangkuannya. Raja sempat menolak karena ga enak sama Alam tapi Bulan memaksa akhirnya Raja menuruti permintaan Bulan untuk duduk dipangkuannya.
Bintang saat itu semakin cemburu dan Raja juga merasa ga enak sama Bintang, Bintang yang merasa kesal karena kejadian itu membuatnya terlalu menekan kaki Raja yang terkilir sehingga Raja teriak kesakitan. "aaawwww" teriak Raja spontan karena kesakitan, mendengar itu Bintang jadi terkejut
"ehh maaf Ja aku ga sengaja" Bintang meminta maaf pada Raja karena terlalu kencang memijit kaki Raja.
"Bi hati-hati dong kasian Rajanya" Bulan semakin perhatian pada Raja.

Alam hanya diam tidak bicara apapun sampai datang Pelangi dan Gema yang juga ingin menjenguk Bulan.
"wahh udah pada ngumpul disini aja nih, kita ketinggalan nih yank" Gema datang dengan ekspresi yang sangat senang karena semuana sudah kembali normal.
"iya nih yank kita ketinggalan banyak momen nih" Pelangi menggoda Bulan yang saat itu masih memangku Raja.
"eh Raja kaki lo kenapa kok bengkak" tanya Pelangi. "Raja abis jatuh dari pohon mangga" jawab singkat Alam.
"lo manjat pohon? astaga Raja, Bintang kan udah sering ingetin lo buat ga manjat pohon lagi abis lo jatuh dari pohon Rambutan belakang sekolah" semua diam saat Pelangi berbicara seperti itu.
"aduh Pelangi ngapain ngungkit-ungkit kejadian itu sih" kesal Raja dalam hati.
"kok diem? gue salah ngomong ya" Pelangi heran. "ehh udah-udah ga usah terlalu didengerin omongannya cewek gue mending sekarang kita ngerujak kan mangganya udah ada nih" Gema coba mengalihkan pembicaraan. "nah iya tuh mantep gue sama Pelangi bikin bumbunya dulu ya kalian mending ngupas mangganya" Bulan mengajak Pelangi kedapur.
"Bi makasih ya udah mijitin kaki aku" Raja mencoba mengajak Bintang berbicara, Bintang hanya tersenyum simpul pada Raja.

Saat mereka mengupas mangganya tangan Bintang terkena pisau dan berdarah "Bi kamu gapapa?" tanya Raja panik.
"Ja mending lo ambilin Bintang plaster itu dilemari sebelah sana" Alam menunjuk ke arah lemari sebelah dapur.
Saat yang bersamaan pula Bulan juga terkena pisau didapur dan Raja yang melihat hal itupun langsung bingung siapa yang akan dia obtain terlebih dahulu. Karena tidak ingin Bulan curiga Raja akhirnya mengobati Bulan duluan. "duh Raja mana sih ngambil plaster aja lama banget kasian nih bintang kesakitan" melihat Raja yang tidak kembali lagi keruang tengah akhirnya Alam menyusul mengambil kotak obat dimeja dekat dapur, lalu Alam melihat Raja yang sedang mengobati tangan Bulan.

Alam tidak bisa menahan lagi persaannya yang begitu sakit melihat Bulan memandangi Raja dengan penuh cinta, Alam menangis didepan pintu dapur saat Raja sudah selesai mengobati Bulan ia langsung pergi dan saat itu ia melihat Alam yang baru saja menghapus air matanya.
"sorry Al kalau gue udah bikin lo sedih tapi kita terjebak dalam keadaan yang begitu rumit" ucap Raja
"lo udah selesai ngobati tangan Bulan Ja?" Alam bersikap selolah-olah tidak terjadi apa-apa.
"iya udah, dan sekarang gue minta lo yang ngobatin tangan Bintang" Raja memberikan kotak obat kepada Alam.
"kenapa harus gue Ja?" Alam bingung.
"supaya Bintang terlatih buat nerima lo Al, meluluhkan hati Bintang itu ga mudah dan lo harus belajar dari sekarang" terang Raja.

Alam mengobati tangan Bintang dan Gema yang melihat itu semua semakin tidak mengerti dengan Raja Bintang dan juga Alam. "sebenarnya apa sih yang mereka rencanain" Gema melirik alam yang masih lanjut mengupas mangga dan tidak memperdulikan Alam yang sedang mengobati Bintang.
"hai gays nih kuahnya udah jadi nih, mangganya udah belum?" Pelangi dan Bulan kembali ke ruang tamu.
"Bi tangan kamu kenapa?" Bulan yang melihat tangan Bintang diplaster.
"dia sama kayak kamu kena pisau" jawab Raja.
"ya elah luka aja pake barengan segala" kata Gema yang geram dengan Bulan dan Bintang yang selalu punya kesamaan.
"udah mending kita makan rujaknya udah ga sabar ni pengen nyobain mangga yang udah bikin Raja jatuh" candaan Alam mencairkan suasana yang tegang.

Saat semuanya pamit pulang "hati-hati di jalan sayang.., kita sekarang udah pacaran kan" Bulan memberanikan diri menanyakan hal itu kepada Raja didepan semuanya.
Semua yang mendengar hal itu menjadi tegang dan Raja tidak tau harus menjawab apa.
"iya kalian udah pacaran Lan, kan Raja nembak kamu udah lama, pas waktu dirumah sakit" jawab Bintang gugup.
"kita pamit pulang dulu ya" akhirnya semua pamitan untuk pulang.

Cinta Raja antara Bulan dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang