[9]

219 38 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







"Maukah kau menungguku?"

Sojung menoleh segera, manik mata hitam Sojung menilik Sinb disebelahnya.

"Kau adalah yang terpikirkan pertama kali olehku saat aku menerima surel dari Mathieu Theis."

Alih-laih menjawab, Sojung malah bangkit dari duduknya, melangkah pelan. Sinb ikut berdiri mengekori langkah Sojung.

Saat berjalan Sojung membuka suaranya, "Guru penulisan naskahku pernah mengajari sesuatu tentang cinta kepadaku. Dia bilang, jika dalam cinta antara pria dan wanita, dramanya akan dimulai ketika mereka putus."

"Benarkah gurumu mengatakan seperti itu? Tapi kenapa dramanya dimulai ketika putus?"

"Tentu saja! Dan jika kupikirkan, ada benarnya perkataan guruku itu. Karena ketika dua orang yang sebelumnya terlibat dalam suatu ikatan yang dinamakan cinta, maka ketika mereka berpisah, segala sesuatunya akan menjadi dramatis. Terlebih jika hubungan tersebut diakhiri dengan sesuatu yang buruk, mungkin bukan saja dramatis tetapi akan menjadi over dramatis."

"Aaiihh, berpikirmu jauh sekali. Kau terlalu berlebihan menilai cinta Sojung-ssi. Cinta itu tidak untuk dipikirkan secara berlebihan, tetapi dirasakan dengan seksama. Kau tidak perlu mengantisipasi rasa sakit sedemikian rupa, jika nyatanya kau tidak berani mencoba memulai."

"Aniyo, aku hanya tak ingin menyia-nyiakan waktu penting di masa mudaku dengan hal-hal yang sepele seperti cinta."

"Geurae, aku mengerti maksudmu. Lalu mengapa kau menangis tadi?"

Sojung menarik nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan Sinb. "Aku menangis karena lagi-lagi mimpiku bertabrakan dengan kenyataan. Hari ini terasa amat sulit bagiku."

"Sejujurnya, aku pun menghadapi beberapa kesulitan hari ini." Sahut Sinb.

"Eo? Mianhae, aku tidak tahu. Aku menyesal, nampaknya ucapanku membuat harimu semakin buruk."

"Gwenchana, kau sudah memberikan jawaban yang jelas atas permintaanku untuk menunggu." Sinb menunjukkan wry smile.

________























Keesokan harinya

~

Sinb mengajukan pengunduran dirinya dari Coffee Shop. Moonbin sempat menahannya, dan meminta Sinb untuk memikirkan ulang keputusannya. Namun Sinb tetap pada pendiriannya, mengambil kesempatan untuk pergi ke Swiss.

Usai berpamitan dengan rekan kerjanya Sinb pun meninggalkan Coffee Shop. Di luar Coffee Shop, sudah ada Yuju menunggunya. Yuju mengajak Sinb mengunjungi rumahnya.

Sesampainya di rumah Yuju, Yuju menawarkan Sinb beberapa barang antik koleksinya. Dan ia juga meminta Sinb membuatkannya hot americano. "Sinb-ssi, karena kau sudah berhenti dari pekerjaanmu, kurasa ini saat yang tepat untuk kau membuka Coffee Shop bersamaku."

Choice Of Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang