Setelah berpikir dan merenung serta bertanya pada hatinya, akhirnya Sojung memutuskan untuk pergi menemui manager produksi pada siang menjelang sore, di hari yang cukup terik namun tetap terasa sejuk karena semilir angin yang bertiup.
Sojung melangkah dengan mantap masuk ke dalam ruangan manager produksi. Tak ingin membuang waktu lebih lama, Sojung pun segera mengutarakan maksudnya, "Aku akan mengundurkan diri dari project ini."
Sang manager nampak kurang setuju dengan keinginan Sojung, ia mencoba mengubah pikiran Sojung dengan membujuknya.
Tapi Sojung yang sudah mantap dengan keputusannya, tetap bersikeras untuk berhenti.
"Bagaimana jika kau menyesalinya nanti Sojung-ssi? Tidakkah sebaiknya kau berpikir ulang?" Manager produksi masih mencoba menahan Sojung.
"Mungkin saja benar aku akan menyesalinya dikemudian hari. Tapi untuk sekarang, inilah pilihan terbaik untukku. Aku permisi dulu." Sojung bangkit dari kursinya dan dengan hormat meninggalkan ruangan manager produksi.
Dalam perjalan keluar dari gedung, ia memikirkan ketakutan Sinb tentang dirinya yang mungkin akan bersikap sama seperti beberapa tahun silam. Berpaling menjauh dari Sinb dan mendorong Sinb keluar dari kehidupannya. Selagi ia memikirkannya, Sojung pun meraih ponsel untuk menghubungi Sinb. Namun dua kali percobaan dilakukannya, tak ada satupun panggilan darinya yang dijawab oleh Sinb.
Yuju mendapat kabar dari manager produksi tentang pengunduran diri Sojung, ia pun segera menghubungi Sojung dan memintanya untuk datang ke kantor.
Sekitar satu jam setelah mendapat perintah dari Yuju, Sojung pun tiba di ruangan Yuju.
"Apapun hukuman darimu, aku siap menerimanya. Karena aku sudah benar-benar tak sanggup bertahan dalam project itu." Ucap Sojung terdengar putus asa.
"Aku tidak menyuruhmu datang kesini untuk itu." Sahut Yuju.
"Apa kau tahu betapa sulitnya jika sesuatu yang kau buat dari awal dengan tanganmu sendiri, tapi justru kau tak bisa melihatnya dan memastikannya berakhir dengan baik lewat tanganmu di kemudian hari?"
Yuju diam tak menjawab, ia hanya menatap lekat ke dalam mata Sojung.
"Semua orang menyuruhku untuk bertahan, tapi itu bukan naskahku, bukan naskah yang ku tulis, bukan itu cerita yang ingin ku sampaikan. Tapi semua orang berkata akan baik-baik saja jika aku bertahan. Apakah itu masuk akal menurutmu?" Sojung menghembuskan nafasnya kasar, terasa sangat frustasi.
"Semula aku mengabaikannya, walaupun sebenarnya aku tahu jika semuanya tidak berjalan dengan baik, itu aku lakukan hanya karena aku ingin debut dan melihat namaku ada di layar. Aku menyerah pada cerita yang ingin ku tulis agar aku bisa bertahan. Tapi jika aku tetap bertahan sekarang, ku rasa aku akan kehilangan harga diriku sepenuhnya. Aku tidak bisa! Apa aku salah melakukan itu?" Air matanya mulai berjatuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choice Of Love [END]
FanfictionWonB Fanfiction! || Gender bender! Cerita ini berlatarkan AU (Alternate Universe), dan bersifat fantasi semata. Tidak ada kaitan sama sekali dengan kehidupan nyata para member. Selamat membaca semoga suka! Setelah baca tekan bintangnya ^^ Start 29...