[13]

210 35 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Dua hari setelah malam itu

~

Sojung lari pagi di sekitaran lingkungan rumahnya, saat ini ia tengah berhenti untuk mengatur nafas sejenak di dekat Hwang Coffee. Dari arah depan ia melihat sebuah mobil SUV hitam melaju melewatinya, dan netranya menangkap jika Sinb lah yang berada dibalik kemudi SUV tersebut. Sojung berlari mengejarnya sambil berteriak memanggil Sinb, hingga akhirnya Sinb menghentikan mobilnya.

Sinb turun dari mobil, lalu berjalan memutar ke belakang mobilnya, dimana Sojung berada. "Ada apa?"

Sojung mengatur nafasnya yang terengah-engah setelah berlari, "Apa kau punya waktu untuk bicara?"

Sinb mengangguk, "Naiklah ke mobil, aku membawa beberapa belanjaan. Kita bicara di Hwang Coffee saja."

Sojung menuruti Sinb, ia masuk ke mobil Sinb dan ikut ke Hwang Coffee. Gedung tempat Hwang Coffee berada terdiri dari dua lantai, dimana lantai dasar digunakan seluruhnya untuk Hwang Coffee, sedangkan lantai atas Sinb gunakan sebagai tempat tinggalnya. Dan ada juga atap gedung, dimana Sinb menyulapnya menjadi taman terbuka yang tak berapa luas.

Sesampainya di Hwang Coffee, Sinb masuk dengan membawa beberapa kantong belanja berukuran besar. Berjalan menuju kitchen, lalu masuk ke dalam ruang penyimpanan persediaan. Sojung mengikutinya dari belakang, dan dengan sengaja menutup pintu ruangan tersebut.

Selagi Sinb memilah-milah bahan-bahan yang dibawanya, Sojung membahas kembali pertanyaan Sinb di malam itu tentang 'mengapa dia merasa sakit dan menyesal, disaat ia memiliki pekerjaan dan pacar yang hebat?'

"Aku tidak memiliki pacar Sinb-ssi." Ucap Sojung yang berdiri beberapa langkah dari Sinb.

Sinb tampak lega mendengarnya, meskipun ia tak berniat untuk memberi tahu Sojung darimana ia mendengar hal tersebut.

"Mengapa kau tidak meneleponku dan menanyakan langsung padaku tentang itu?" Tanya Sojung.

Sinb memasukkan beberapa makanan laut ke dalam freezer. "Kau tidak menjawab teleponku malam itu."

"Ada sesuatu yang terjadi malam itu, jadi aku tak bisa menjawab teleponmu." Sojung beralasan.

"Kebanyakan orang masih bisa menjawab panggilan, walau hanya sebentar, bahkan disaat keadaan sibuk." Sinb menutup freezer.

Ia berjalan ke arah Sojung, lalu berdiri hanya beberapa inci darinya. "Kau tidak kedinginan Sojung-ssi?"

Suhu di ruang penyimpanan tempat mereka berada saat ini memang lebih dingin dari ruangan lainnya.

"Apa kau berharap kita terkunci di dalam sini karena pintunya tertutup? Itu kan yang sering terjadi di beberapa drama?" Sinb memajukan tubuhnya mendekat pada Sojung, semakin dekat, Sojung pun memundurkan tubuhnya, Sinb semakin mendekat hingga punggung Sojung terbentur belakang pintu. Tangannya dimajukan menuju belakang tubuh Sojung, lalu ia meraih knop pintu dan membukanya.


Choice Of Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang