Sepulang kerja Sojung memutuskan untuk ke apartemen Sinb. Dia meyakinkan hatinya bahwa Sinb pasti ada disana, karena dia tahu tak ada tempat lain yang menjadi favoritnya untuk tinggal berlama-lama selain apartemennya.
Sojung tiba di apartemen milik Sinb, menekan bel dan menantikan sang pemilik membukakan pintu.
Pintu apartemen Sinb pun terbuka, namun yang dilihatnya bukanlah Sinb ataupun Eommanya, melainkan orang asing yang tidak dikenalnya.
Pria asing yang membuka pintu pun tak kalah heran dengan Sojung, "Maaf, mencari siapa?"
"Sinb, apa Sinb ada di dalam?"
"Tidak ada yang bernama Sinb disini, saya tinggal seorang diri."
"Ne?"
"Saya penyewa baru tempat ini, baru saja tadi pagi masuk."
"Aaahhh begitu rupanya, baiklah. Maaf sudah mengganggu waktu anda." Sojung membungkuk, kemudian pergi meninggalkan apartemen itu.
Pria asing itu pun menutup kembali pintunya.
Sojung berjalan terhuyung-huyung pulang ke rumah, seperti orang linglung. Jarak tempuh yang tidak terlalu jauh, namun terasa amat melelahkan baginya. Tenaganya seperti terkuras habis.
Dengan langkah berat, ia menaiki tangga menuju pintu rumahnya.
Gadis tinggi itu membuka pintu rumahnya dengan kasar, lalu membanting tubuhnya ke atas sofa. Menyalakan televisi dengan volume yang sedikit keras, hal itu sengaja dilakukannya berusaha untuk mengusir sepi.
"The day I thought was destiny, was actually the end, as if it was laughting at me." Sojung bergumam.
Matanya terbuka lebar memandangi televisi yang menyala. Di sela-sela potongan film di layar televisinya, semuanya terlihat gelap bagi Sojung. Seolah buta akan kerinduan, kerinduan pada seseorang yang bahkan belum mengetahui isi hati Sojung yang sebenarnya.
Dalam pandangan yang gelap itu, hatinya bermonolog, 'I thought I'd be fine, if a few seasons passed, come let me love you. I believe, that this story isn't over. If I'm still not complete stranger to you, before my tears dry up, will you come to me?' Sojung menitihkan air matanya.
Pikirannya melayang, memikirkan keputusan bodoh yang sudah diambilnya. matanya mengerjap beberapa kali berusaha menyudahi tetesan air mata yang keluar. Perasaannya sangat kacau, terlebih ketika ia tahu Sinb tak lagi tinggal di apartemennya.
Chanmi adik Sojung, datang ke rumahnya untuk mengambil beberapa barangnya yang tertinggal. Ia melihat Sojung masih dengan pakaian kerja lengkap terduduk di atas sofa, lantas dia berujar, "Berapa lama pekerjaanmu kali ini akan bertahan Unnie?"
Sojung melirik Chanmi sekilas, ia terlalu kesal untuk menanggapi ocehan Chanmi, ia masih tertegun meratapi kisah cintanya yang berakhir bahkan sebelum ia memulainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choice Of Love [END]
FanfictionWonB Fanfiction! || Gender bender! Cerita ini berlatarkan AU (Alternate Universe), dan bersifat fantasi semata. Tidak ada kaitan sama sekali dengan kehidupan nyata para member. Selamat membaca semoga suka! Setelah baca tekan bintangnya ^^ Start 29...