CHAPTER VII

677 123 31
                                    

Jauh di kerajaan Gerania, Yifan sedang menenangkan istrinya yang menangis di dalam kamar, walaupun ia juga merasakan hal yang sama, namun Yifan berusaha untuk tetap terlihat tegar. Karena jika ia ikut menangis, hal itu akan memperburuk suasana.

Sudah 3 minggu lamanya para pengawal mendatangi desa-desa tetangga untuk mencari sang pangeran, tak hanya itu, hutan serta pinggiran sungai pun mereka datangi. Seperti kalimat yang raja mereka ucapkan; jika tidak dalam keadaan hidup, setidaknya mereka bisa menemukan jasad sang pangeran.

Tapi usaha mereka sampai saat ini masih nihil, tak ada satupun barang dari sang pangeran yang mereka temukan. Tentu hal ini membuat sang raja, terutama ratu Victoria semakin sedih. Mereka menyesal karena belum bisa menjadi orang tua yang tegas bagi putra mereka—atau mungkin mereka sudah lelah menghadapi Sicheng yang keras kepala.

Tok Tok Tok

"Yang mulia, ini aku pengawal Wayne."

"Masuklah Wayne." Balas Yifan dengan suara lembut.

Tak lama setelahnya pengawal bernama Wayne itu masuk, ia adalah pengawal kepercayaan Yifan sekaligus pimpinan dari para pengawal. Setiap harinya Wayne selalu menemui rajanya dan memberi informasi mengenai sang pangeran.

"Bagaimana Wayne, apa kau sudah menemukan informasi tentang keberadaan putraku?" Wajah Yifan terlihat cemas, ia takut jika jawabannya masih sama seperti hari-hari kemarin.

Sementara Victoria ikut berdiri dan berada di belakang suaminya, wajahnya juga sama takutnya dengan sang suami. Masalahnya penduduk di hampir semua tempat mengatakan bahwa tidak ada satupun dari mereka yang melihat sang pangeran.

Melihat wajah cemas sang raja dan sang ratu membuat Wayne tersenyum kecil. "Ada satu desa yang belum kami kunjungi yang mulia, kata salah satu penduduk yang desanya kami kunjungi tadi, desa itu dihuni oleh para nelayan. Kami akan mengunjunginya besok, doakan agar disana kami menemukan sang pangeran."

Seketika sebuah senyuman terbit di wajah raja dan ratu itu, setidaknya mereka mempunyai satu harapan lagi untuk yakin jika putra mereka masih hidup.

"Tentu kami akan selalu berdoa untuk keselamatan putra kami Wayne. Dan jika kau berhasil menemukan putra kami disana—siapapun orangnya yang telah menyelamatkan Sicheng kami, tolong bawa dia kemari. Aku akan memberikan hadiah untuknya." Ya, itulah tanda terima kasih dan rasa syukur Yifan jika seandainya putranya berhasil ditemukan di desa nelayan tersebut.

Wayne mengangguk patuh. "Akan aku laksanakan perintahmu itu yang mulia, sekarang aku akan kembali untuk beristirahat, selamat malam."

"Selamat malam Wayne."

Setelah pria bertubuh tinggi itu pergi, Yifan menghadap sang istri, ia menyentuh lengan istrinya dengan wajah yang berbinar. "Masih ada satu harapan lagi sayang, berdoalah agar Sicheng kita ditemukan disana dalam kondisi baik-baik saja."

"Uhm, semoga saja." Victoria memeluk Yifan dan menenggelamkan wajahnya di dada suaminya itu. Untuk malam ini, setidaknya ia bisa tidur dengan nyenyak, karena ia yakin putranya ada di desa tersebut.

---

"Empat!"

"Lima!"

Pagi ini Sicheng kembali meminta ikut untuk membantu Yuta menangkap ikan di sungai. Total sudah 5 ekor ikan yang ia dapat dari hasil memanahnya, setiap kali panahnya berhasil mengenai sasaran, Sicheng menyeringai sombong kearah Yuta, yang kemudian membuat pria tampan itu mendengus.

Rules Number II •yuwin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang