CHAPTER XVII

618 104 21
                                    

Mature Content

Pernikahan ini benar-benar membuat Sicheng muak! Bahkan setelah menyentuh Chengxiao, orang tua serta mertuanya terlihat belum puas.

Mau tak mau Sicheng harus berpura-pura bersikap manis pada Chengxiao di depan mereka. Dan yang paling menyebalkan, ia harus memanggil istrinya itu dengan sebutan sayang. Ya, Sicheng sangat membenci hal tersebut, ia tidak suka melakukan hal tanpa kemauannya sendiri.

"Kau sedang melamunkan apa yang mulia?" Sang penasehat kerajaan bertanya dengan nada cemas. Belakangan ini ia melihat rajanya itu sering melamun.

Tentu ia mencemaskan 2 hal; pertama adalah kesehatan raja sementara yang kedua adalah rakyat. Bagaimana bisa jika sang raja memimpin kerajaan dalam keadaan sakit, atau lebih tepatnya tidak siap? Keadaan ini bisa membuat kehidupan rakyat menjadi tidak teratur.

"Sesuatu yang—tidak begitu penting." Sicheng tidak tau harus menjawab apa. Tidak mungkin ia menjawab seseorang yang sedang berada di desa nelayan! Sang penasehat pasti sudah menebak jika orang itu adalah Yuta.

Sang penasehat menghela nafas. Sekarang bukan waktunya ia penasaran dengan apa yang sedang rajanya lamunkan, ia harus melaksanakan tugasnya sebagai penasehat. "Tampaknya anda stress yang mulia. Kenapa anda tidak mengambil libur dulu untuk beberapa hari?" Ya, saran yang tepat. Mudah-mudahan setelah berlibur rajanya kembali normal.

"Bolehkah?" Tanya Sicheng tak yakin.

"Tentu saja boleh yang mulia." Jawabnya disertai senyuman.

Wow, baru pertama kalinya Sicheng menyukai kedudukan ini! Ia tidak perlu lagi meminta izin ke ibu atau ayahnya jika hendak bepergian. Saat ini ia sudah menjadi raja, jadi ia memang berhak mengambil libur—sesuai dengan usul yang diberikan penasehatnya.

Sicheng tidak perlu berpikir lagi akan pergi kemana, jawabannya sudah jelas menemui Yuta. Tapi ia harus menutupinya dengan membawa busur, agar orang-orang mengira ia pergi ke tempat berlatih.

Dengan wajah berbinar Sicheng menemui kuda kesayangannya di halaman belakang kerajaan. Akhirnya, setelah sekian lama, ia kembali merasakan waktu bebasnya ketika masih menjadi seorang pangeran! Dan jangan lupa, sebentar lagi rindunya pada Yuta akan terobati.

---

Tatapan orang-orang di desa nelayan seketika tertuju pada Sicheng. Hal ini membuatnya merasa canggung, mengingat ayahnya pernah berbuat buruk pada Yuta. Jadi, bisa saja para penduduk disini sudah mengetahui hal itu bukan? 

"Apa yang kau lakukan di tempat ini?" Salah satu penduduk bertanya dengan nada sedikit kasar.

Benar kan, mereka pasti sudah tau—entah siapa yang memberitau. Atau mungkin Yuta sendiri yang mengatakan kebenarannya? Ah, tidak juga. Sicheng tau Yuta sangat menghormati dirinya, jadi pria tampan itu pasti menutupi kebenarannya, walaupun pihak kerajaan tidak memintanya.

"A-aku sedang mencari Yuta.."

Orang itu berdecih. "Setelah kau usir lalu dicari lagi? Apa yang sebenarnya kau inginkan dari anak malang itu? Ingin kau jadikan budak huh?" Tanyanya sarkas. Hal ini membuat Sicheng menggeleng pelan.

Seketika Sicheng semakin dikerumuni oleh penduduk dari desa tersebut. Mereka adalah orang-orang yang tidak percaya dengan ucapan Yuta waktu itu—yang yakin jika Yuta telah diusir dari Gerania. Wajah mereka terlihat menunjukkan kebencian, terutama para pria.

Rules Number II •yuwin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang