CHAPTER XXII

632 108 40
                                    

Gerania telah dipimpin kembali oleh raja mereka yang lama, dan tidak ada lagi rakyat yang membicarakan aib mantan raja mereka. Tapi sayangnya Yifan tidak senang dengan hal tersebut, karena ada hal lain yang mengganggu pikirannya.

Akhir-akhir ini ia sering bermimpi buruk! Mimpinya tidak jauh dari jatuh ke jurang ataupun sakit keras. Yang menjadi masalah adalah, ketika ia bermimpi sakit keras, selalu ada siluet disampingnya. Yifan tidak tau siluet itu perempuan atau laki-laki, tapi yang jelas, bentuknya sangat sempurna.

Tak hanya itu, siluet tersebut seolah menjadi penggantinya sebagai raja. Didalam mimpi Yifan samar-samar mendengar celetukan para rakyat yang memuji siluet tersebut. Pujiannya tidak jauh dari kata pemimpin, wajah, dan juga sifat.

Hal inilah yang sering membuat Yifan melamun—seperti sekarang. Hingga sang penasehat cemas melihat rajanya yang sering bertingkah aneh belakangan ini, tingkahnya persis seperti Sicheng 3 bulan yang lalu.

"Yang mulia, anda melamun lagi." Akhirnya sang penasehat menegur rajanya itu.

Seketika Yifan tersadar dari lamunan, ia menghela nafas, lalu memijat pelipisnya. "Aahh.. Maaf, akhir-akhir ini aku selalu diganggu oleh mimpi buruk." Ucapnya dengan wajah sendu.

"Bolehkah aku tau hal apa yang anda mimpikan yang mulia?"

Awalnya Yifan ragu, namun pada akhirnya ia menceritakan mimpi yang telah mengganggunya akhir-akhir ini. Lagipula pria disampingnya ini adalah penasehat, sudah seharusnya sang penasehat menjalankan tugasnya. Barangkali setelah ia mendengar ucapan sang penasehat, pikirannya menjadi lebih tenang.

Setelah mendengar cerita dari rajanya, sang penasehat pun mengangguk paham. Untuk sejenak ia terdiam, hal ini pasti sensitif bagi rajanya, karena berhubungan dengan putranya, Sicheng. Dan Yifan sudah tidak mau lagi membahas putranya itu.

"Yang mulia, sepertinya anda harus menjemput pangeran Sicheng. Karena menurutku.. Sosok itu berhubungan dengan sang pangeran. Aku yakin sosok itu akan membuat Gerania menjadi lebih baik." Ucap sang penasehat dengan memelankan beberapa kata.

Ia memang bukan seorang peramal, namun ia memang merasa jika sosok itu akan menjadi pewaris selanjutnya setelah Sicheng—itupun jika Yifan mau menjemput putranya lagi ke Gerania.

Dan ternyata dugaannya benar, hal ini terdengar sangat sensitif bagi Yifan. Sudah terlihat bagaimana muaknya wajah sang raja setelah mendengar nasehatnya. Bukan hanya sekali Yifan seperti ini, tapi berulang kali! Yifan tetap teguh pada pendiriannya, ia tidak akan mau menerima Sicheng sebagai putranya lagi.

"Aku tidak akan mau menjemput anak itu." Ucap Yifan tegas, tanda jika ia tidak mau lagi nama itu dibahas lagi didepannya.

"Tapi yang mulia.. Rakyat butuh—"

"Darimana kau tau jika rakyat butuh pengganti?!" Potong Yifan dengan suara yang meninggi, ia menatap sang penasehat dengan tatapan tajam.

Tentu hal ini membuat sang penasehat takut, tapi ia berusaha untuk tetap tenang. "Kemarin yang mulia. Aku mendengarnya dari beberapa pengawal, mereka membicarakan rakyat. Sebagian besar rakyat kembali membicarakan.. Pangeran Sicheng, mereka juga membicarakan tentang nasib Gerania setelah anda tiada nanti." 

"Tolong pikirkan yang mulia, Gerania sangat membutuhkan pewaris. Rakyat sudah sangat terbiasa dipimpin oleh raja-raja mereka yang terdahulu, termasuk anda! Apa jadinya jika pemerintahan berhenti di tangan anda? Tidakkah anda berpikir kehidupan rakyat akan terkendali atau tidak setelah anda tiada?"

Namun Yifan tetaplah Yifan, ia sama sekali tidak berniat mengubah pikirannya setelah mendengar ucapan sang penasehat. Sungguh, ia masih malu dengan perbuatan putranya. Tak hanya itu, sebagai seorang ayah ia sudah terlanjur kecewa!

Rules Number II •yuwin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang