CHAPTER III

784 134 10
                                    

Tidak seperti biasanya, Sicheng memakai pakaian yang lebih formal dari biasanya. Itu dikarenakan sebentar lagi ia akan menghadiri pernikahan Lucas dengan seseorang yang telah dijodohkan dengan sahabatnya itu.

Ya, tidak ada yang mengira jika pernikahan Lucas akan dimajukan. Tentu hal ini bukanlah berita buruk, semua rakyat di negeri Cleadra bahagia mendengar kabar ini. Tapi sepertinya kabar bahagia itu tidak berlaku bagi Yifan, setelah istri dan putranya telah selesai berpakaian, ia justru tak kunjung keluar dari kamarnya. Tentu hal ini mengundang tanda tanya bagi keduanya.

"Ada apa Yifan? Tidak biasanya kau seperti ini." Victoria mendekati suaminya yang masih dengan wajah datarnya, ia memeriksa beberapa anggota tubuh sang suami, untuk mengecek apakah Yifan sedang sakit atau tidak.

"Kalian saja yang pergi, katakan pada Minho jika aku sedang tidak enak badan." Jelas Yifan berbohong, karena suaranya sama sekali tidak terdengar lemah saat mengucapkan kalimat tersebut.

Sicheng yang mendengarnya pun mengerutkan alis. "Tapi kenapa? Bukankah raja seharusnya tidak boleh berbohong?" Tanyanya dengan sarkas.

"Kau harus mematuhi perintah dari ayahmu."

"APA ALASANNYA? JIKA SUATU SAAT RAJA MINHO TAU KALAU KAU BERBOHONG, PERTEMANAN KERAJAAN KITA DENGAN KERAJAANNYA AKAN RENGGANG AYAH!" Teriak Sicheng emosi, nafasnya terengah-engah setelah mengucapkan kalimat tersebut. Seumur hidup ia tidak pernah semarah ini dengan ayahnya.

Yifan mengerang kesal, lalu menghela nafas panjang. "Nanti kau akan tau sendiri jawabannya."

Pada akhirnya tidak ada yang bisa Sicheng lakukan selain mematuhi perintah sang ayah. Bukannya Sicheng mengalah, hanya saja tidak ada waktu untuk berdebat. Jika perdebatan ia dengan ayahnya tak kunjung usai, ia bisa terlambat menghadiri pernikahan Lucas, atau lebih parahnya tidak sama sekali.

Karena siapa juga yang tidak malu datang ke pernikahan sahabat kalian setelah acara pemberkatannya selesai? Tidak ada, termasuk juga Sicheng. Maka dari itu ia dan ibunya meninggalkan sang ayah dan segera berangkat menuju kerajaan Cleadra.

---

Pernikahan yang Sicheng hadiri berbeda dari pernikahan biasanya. Sejak kedua mempelai muncul hingga acara pengucapan janji selesai, ia tidak hentinya dibuat heran dengan orang yang dijodohkan dengan Lucas. Sicheng bahkan melirik kanan dan kiri untuk memastikan apakah hanya dirinya dan sang ibu yang melihat orang itu dengan heran, tapi ternyata semua yang berada di dalam gereja menunjukkan wajah biasa-biasa saja.

Tentu Sicheng tidak bisa diam, saat pesta dimulai, ia tidak ragu untuk mendekati Lucas. Jelas ia diperbolehkan mendekati Lucas, karena ia termasuk sahabatnya, jadi orang-orang mengira Sicheng pasti ingin memberi selamat.

Tidak lupa Sicheng terus mengukir senyum tipis agar saat berbicara dengan Lucas nanti, sahabatnya itu tidak tersinggung. "Hey Luke, eemm.. Bisakah kita mengobrol?"

Lucas tertawa pelan. "Sejak kapan ada kata tidak untukmu Sicheng? Tentu saja kau bisa mengobrol denganku."

"Kalau begitu bisakah kita mengobrol—berdua—di taman?" Tanya Sicheng dengan senyuman kikuk, ia takut jika Lucas akan marah karena ia menanyakan hal ini.

"Tentu saja, ayo.."

Setelah meminta izin untuk berbicara sebentar dengan Sicheng, Lucas meninggalkan istrinya dan pergi ke taman kerajaan bersama Sicheng. Sesekali alis Lucas mengerut saat melirik wajah Sicheng, ada raut ketegangan di wajah sahabatnya itu.

Setibanya di taman kerajaan, Sicheng tidak langsung berbicara. Ia memainkan jemari-jemarinya untuk waktu yang sedikit lama, tidak hanya itu, ia juga berusaha menormalkan nafasnya. Setelah merasa tenang, Sicheng pun menatap Lucas dan siap meluapkan rasa penasarannya.

Rules Number II •yuwin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang