21. Jalan Yang Berbeda

115 23 13
                                    

Long time no see hehe.
Maaf baru bisa update lagi.

Happy reading! ❤️


Kim Taehyung adalah pria sempurna di mata seluruh wanita yang mengenalnya. Dia kaya (putra pewaris Kim Group yang terkenal di korea), dia terkenal karena perusahaan fashion yang ia bangun, nilai lebih lainnya; dia tampan.

Sangat. Tampan.

Para pria ingin sekali menjadi seorang Kim Taehyung yang memiliki semua hal. Kaya, tampan, dan digandrungi wanita-wanita. Hanya saja mereka tak tahu bahwa hidup seorang pria sempurna tak selamanya berjalan dengan baik.

Kim Taehyung pernah putus dengan kekasihnya dan hal itu membuatnya stres dan memilih untuk tidak berhubungan dengan wanita selama hampir dua tahun. Memang seharusnya Taehyung bisa mencari wanita lain yang tentu sudah mengantri untuknya. Tapi Taehyung adalah orang yang sangat menghargai seorang wanita, apalagi jika terkait masalah asmara.

Dan kali ini, hal yang menyakitkan harus terjadi pada pria itu.

Ditolak lamarannya oleh gadis yang sudah berhasil membuatnya jatuh cinta untuk kedua kali.

Taehyung sekali lagi tak habis pikir dengan gadis yang sudah menolak lamarannya dua hari yang lalu itu. Alasannya pun sangat klasik dan membuat Taehyung muak.

Kau terlalu baik untukku, Taehyung. Aku bukanlah gadis yang pantas untukmu.

Dengan jawaban seperti itu, tentu saja Taehyung langsung mundur. Ia tak mau harga dirinya dipertaruhkan lagi jika ia berusaha membujuk Yoohan. Maka setelah perjalanan mereka hari itu di Salzburg, Taehyung memutuskan untuk pulang ke Korea hari itu juga. Yang artinya, ia harus melakukan perjodohan dengan Seulgi, sesuai keinginan ayahnya. Dan setelah penolakan itu, baik Taehyung dan Yoohan belum bertemu dan bicara sama sekali meskipun mereka tinggal di satu atap yang sama.

"Kau belum tidur?"

Taehyung mengangkat kepalanya pelan, menatap Seokjin yang masuk ke dalam kamarnya di saat ia sedang membuka beberapa berkas pekerjaan—sekaligus memikirkan soal lamarannya yang ditolak.

"Ada apa?" tanya Taehyung kembali fokus pada layar di hadapannya.

"Harusnya aku yang tanya padamu, ada apa denganmu, Tae? Kau tiba-tiba minta pulang ke Korea lalu memutuskan untuk melakukan pertunangan dengan Seulgi!"

"Jika kau mau membahas itu, lebih baik keluar dari kamarku, Jin. Aku lelah," balas Taehyung dengan malas. Seokjin menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan kasar.

"Besok Ketua Kim akan mengadakan makan siang bersama keluarga Seulgi. Apakah kau akan datang?"

Taehyung terdiam sejenak. Pembicaraan ini mulai membuatnya kesal. Ia berusaha melakukan pekerjaan hingga larut malam agar ia bisa melupakan rasa kecewa dan marah, tapi Seokjin terus mengungkit hal ini.

"Aku akan datang. Jadi sekarang pergilah. Aku butuh waktu sendirian untuk mengerjakan pekerjaanku!" kata Taehyung sembari melepaskan kaca mata antiradiasi dan memijat pangkal hidungnya.

"Baiklah kalau begitu. Aku permisi," kata Seokjin sembari mengangguk pelan. Pria itu pun keluar dari kamar Taehyung. Saat turun dari tangga, ia melihat Yoohan yang sedang duduk sendirian di taman belakang. Pria itu tersenyum simpul lalu perlahan mendatangi gadis itu.

"Kenapa belum tidur?" tanya Seokjin, membuat Yoohan menoleh karena sedikit terkejut.

Seokjin pun menduduk di sebelah Yoohan yang kini hanya tersenyum tipis. "Kau sendiri kenapa belum pulang, Jin?"

Snow in Hallstatt ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang