[Yoohan's Eyes]
Aku tidak paham dengan isi pikiran seorang Kim Taehyung. Bisa-bisanya dia bilang tidak tertarik dengan gadis cantik bernama Mizuki itu. Padahal, Mizuki memenuhi kriteria gadis idaman Taehyung.
Dia cantik, anggun, berpenampilan menarik, jauh berbeda dengan gadis kebanyakan. Aku saja yang seorang gadis mengakui aura Mizuki itu sangat anggun!
Namun sepanjang kami berjalan mengitari jalan setapak pedesaan, Taehyung tak kunjung bicara sama sekali. Dia hanya diam sembari berjalan di depanku, dan aku tidak berani mempertanyakan alasan lebih lanjut kenapa dia menolak Mizuki. Bagaimana ya perasaan gadis cantik itu?
Aku hanya bisa memperhatikan punggung Taehyung yang terlihat ... kesepian? Entahlah, aku hanya menyimpulkannya saja. Sepertinya pria itu sedang punya pikiran berat di kepalanya.
"Ki-kita mau ke mana?" tanyaku pada Taehyung karena sepertinya kami sudah berada di tengah-tengah desa ini. Keadaan jalan-jalan mulai ramai oleh para turis. Kulihat mereka berjalan ke arah sebuah kuil yang terlihat sepuluh meter dari posisi kami berdiri.
"Seperti yang kau lihat di hadapanmu," kata Taehyung kembali melangkah menuju kuil itu. Semakin dekat, aku mulai terpukau dengan keindahan kuil ini. Meskipun kuilnya kecil, tapi hal yang paling memukau di sini adalah gapuranya. Gapura kuil ini sangat indah dengan bentuk khas Jepang sekali, serta ada tiga gantungan berbentuk lonceng besar di tengah-tengahnya, menambah kesan spiritual saat melihatnya. Aku mengikuti Taehyung yang berjalan masuk ke kuil dan melihat orang-orang mulai berdoa di salah satu kuil yang terlihat ramai.
"Sekarang sedang ada festival Doburoku Matsuri," kata Taehyung mengalihkan konsentrasiku.
"Festival apa itu?"
"Di musim ini, ada festival di mana seluruh masyarakat desa ini beramai-ramai berdoa kepada dewa gunung atas hasil panen yang melimpah. Beberapa dari hasil panen itu kemudian dibuat sake. Bukan sake pada umumnya, karena sake itu tidak bisa dibuat sembarangan," jelas Taehyung sembari berjalan pelan ke sebuah kuil kecil lainnya. Kami berdiri di belakang orang-orang yang sedang berdoa. "Nanti sore menjelang malam, mulai ada festival kegiatan lainnya di pasar malam tadi, sama seperti kemarin."
Aku mengangguk-angguk menanggapi Taehyung. Pria itu kemudian mendekat ke arah kuil, menyatukan kedua telapak tangannya, lalu menunduk dan memejamkan matanya. Sikapnya, membuatku mengikutinya.
Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan dalam doa kali ini. Tapi hanya satu keinginan yang terlintas di hatiku, dan hal itu membuat perasaanku menghangat saat mulai mengutarakannya dalam doaku.
Semoga Taehyung mendapatkan kebahagiaan yang ia inginkan.
Setelah kalimat itu meluncur dari hatiku, aku segera membuka mata, mengakhiri doaku. Kulirik Taehyung yang masih pada posisi yang sama. Kurasa, ada banyak hal yang ingin ia ceritakan dalam doanya. Aku hanya bisa tersenyum tipis melihatnya. Tidak lama kemudian, Taehyung membuka matanya dan menatap altar di hadapan kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow in Hallstatt ✔️
Romance[SPIN-OFF OF "SILENCE LOVE"] Dia pria aneh yang misterius. Terkadang ia banyak bicara, terkadang ia diam seribu bahasa. Ia kelam bagaikan malam. Ia dingin bagaikan salju. Tidak bisa dengan mudah kuterka dirinya. Sosok pria yang bisa tersenyum lalu...