Maap yak baru update 😭
Sibuk bener minggu ini..Oke, happy reading!! ❤️❤️
Seokjin melirik Yoohan yang masih larut dalam pikirannya ketika mereka sampai di sebuah restoran bernuansa Eropa. Pria itu menghela napasnya sedikit kecewa karena gadis itu masih larut dalam lamunannya sejak lima belas menit yang lalu.
"Kita sudah sampai," tegur Seokjin, membuat Yoohan akhirnya kembali dari lamunan. "Sepertinya pikiranmu berat sekali sampai-sampai aku diabaikan seperti tadi."
Yoohan menggigit bibir bagian dalam, sedikit meringis karena baru sadar sikapnya sedari tadi. Ia semakin merasa bersalah karena Seokjin tetap tersenyum padanya.
"Ah ... maafkan aku, Jin," kata Yoohan lirih.
"Hei, tak apa. Ayo, kita makan dulu. Setelah itu, kau bisa istirahat. Maaf aku mengajakmu pergi lagi padahal seharusnya kau istirahat," kata Seokjin lagi.
"Ah, tidak, tidak. Aku juga ingin makan dari tadi karena lapar!"
"Kalau begitu, ayo!" Seokjin pun turun dari mobil, tak lupa dengan cepat ia membukakan pintu mobil untuk Yoohan. Gadis itu tentu saja tertegun, tak menyangka perlakuan Seokjin sangat lembut dan perhatian sekali. Berbanding terbalik dengan Taehyung, tentu saja. Diam-diam Yoohan mulai membandingkan dua pria bermarga Kim itu.
Mereka pun masuk ke dalam restoran yang membuat Yoohan terperangah kagum. Benar-benar restoran dengan bernuansa Eropa klasik, dengan ornamen-ornamen keramik serta kayu yang menghiasi dinding restoran. Jendela-jendela kayunya pun terasa sangat indah bagi Yoohan. Meskipun Yoohan pernah melihat restoran seperti ini di London, tapi tetap saja berbeda karena ini Austria! Keduanya pun memesan steak sebagai menu utama karena tergoda dengan aroma daging panggang itu saat masuk restoran ini.
"Bagaimana kabarmu selama di Jepang?" tanya Seokjin membuka percakapan kembali sembari menunggu pesanan mereka tiba. Entah kenapa pria itu senang momen ini akhirnya tiba lagi, bisa makan bersama sambil berbincang dengan Yoohan.
"Aku baik," jawab Yoohan. "Tapi Taehyung tidak."
"Kenapa? Taehyung tidak naksir gadis di sana? Kudengar dia pergi ke desa yang banyak gadis cantiknya," kata Seokjin.
Yoohan menghela napas. "Ada gadis yang suka padanya ... bahkan melamar Taehyung langsung."
Seokjin terperangah. Dia baru tahu informasi ini dan tentunya mengejutkan. Meskipun banyak gadis yang meminta jadi pacar Taehyung, tapi kalau melamar, ini yang pertama!
"Gila! Taehyung dilamar seorang gadis?!" seru Seokjin memajukan tubuhnya dengan suara teriak yang tertahan. "Lalu, lalu? Bagaimana?!"
"Seperti yang bisa kau tebak sekarang. Taehyung menolaknya. Padahal gadis itu cantik, anggun, manis, tipe idealnya Taehyung sekali!" Yoohan sedikit kesal mengingat pujian Taehyung pada gadis bernama Mizuki itu.
"Ah ... mungkin karena gadis itu terlalu agresif," komentar Seokjin lagi. "Taehyung tidak suka gadis yang agresif."
Yoohan terdiam sejenak lalu membulatkan bibirnya kecil setelah mendengar ucapan Seokjin. "Mungkin juga."
"Jadi, Taehyung kali ini ke sini untuk mencari gadis lagi?" tanyanya. Yoohan hanya bisa mengangguk. Dalam hati sebenarnya ia merasa berat untuk membicarakan Taehyung lebih lanjut.
"Untuk apa dia mencari lagi," gumam Yoohan. "Sudah ada Seulgi yang menunggunya sekarang. Aku tidak habis pikir dengan pria itu."
Seokjin menghela napas. "Aku juga masih berusaha memecahkan misteri pola pikir Taehyung selama dua tahun terakhir sejak ia diputuskan oleh mantan kekasihnya. Aku sudah menyuruhnya untuk membuka hatinya agar bisa menerima orang lain. Tapi yang ia lakukan selama ini adalah melarikan diri, mencari pelampiasan. Ia berusaha mencari sosok yang mirip Sohyun, padahal itu adalah hal yang mustahil."
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow in Hallstatt ✔️
Romantik[SPIN-OFF OF "SILENCE LOVE"] Dia pria aneh yang misterius. Terkadang ia banyak bicara, terkadang ia diam seribu bahasa. Ia kelam bagaikan malam. Ia dingin bagaikan salju. Tidak bisa dengan mudah kuterka dirinya. Sosok pria yang bisa tersenyum lalu...