19. Perjalanan

118 24 7
                                    

Maaf ya baru update lagi huhu.. ☹️
Niatnya mau update kemarin tapi rada buntu.. takut ceritanya ga menarik, jadi baru update hari ini :')

Ohya, pengen rekomen lagu di atas buat didenger sambil baca hehe..

Happy reading semuaa!! ❤️











Taehyung menggerutu dalam hati, merutuki dirinya yang terlihat bodoh di depan Yoohan. Mati-matian ia berusaha menahan emosinya selama hampir dua puluh empat jam, dan berakhir dengan sebuah pengakuan karena ia terlalu gelisah. Lihatlah Yoohan sekarang, gadis itu terkejut dan cepat-cepat memalingkan wajahnya saat Taehyung menatap dalam netra hitam itu. Meski begitu, Taehyung sebenarnya jujur.

Ia tidak tahan menyimpan perasaan gundahnya lama-lama, apalagi sedari tadi terus memikirkan Yoohan yang menghabiskan waktu bersama Seokjin. Entah kenapa, Taehyung tidak suka.

"Apa maksudmu bicara begitu?" tanya Yoohan segera berdiri dari duduknya. Pipinya merona mendengar ucapan Taehyung, yang entah mengapa membuatnya menaruh harapan. Jantung gadis itu berdebar menunggu jawaban Taehyung.

"Kurasa kau tidak terlalu polos untuk tahu apa arti ucapanku," kata Taehyung lagi. Pria itu ikut berdiri, tepat di hadapan Yoohan, membuat gadis itu memundurkan langkahnya sedikit.

"Apakah aku ada salah?" tanya Yoohan. Kemungkinan kenapa Taehyung jadi memikirkannya ya karena dia punya salah.

"Mungkin kau bisa pikir sendiri apa salahmu." Taehyung melangkah semakin maju, membuat Yoohan kembali memundurkan langkahnya.

"Taehyung, kenapa kau berjalan terus?!" seru Yoohan mulai panik. Sesekali ia menoleh ke belakang, takut menabrak sesuatu dan mencoba mencari celah melarikan diri.

"Kau juga kenapa mundur terus?"

Pria itu tersenyum miring ketika melihat Yoohan menabrak sisi tempat tidur. Dengan segera Taehyung mendorong Yoohan, merebahkan gadis itu di atas tempat tidur. Yoohan berteriak kecil, terkejut setengah mati karena kini Taehyung berada di atasnya, mengukungnya dengan kedua tangan di kedua sisi tubuhnya.

"T-Taehyung!" seru Yoohan, "apa yang kau lakukan?!"

"Sudah tahu apa kesalahanmu?" tanya Taehyung sedikit berbisik. Jantung Yoohan dibuat tak aman olehnya. Terlebih lagi aroma maskulin tercium oleh Yoohan, membuat perutnya bergejolak hebat.

"A-aku tidak tahu," cicit Yoohan, "tolong katakan padaku apa salahku! Ja-jangan membuatku seperti ini!"

Taehyung merendahkan tubuhnya sedikit sementara Yoohan menekan kepalanya ke arah tempat tidur, berusaha menjaga jarak dengan wajah tampan yang terlihat menyeramkan itu. Hembusan napas mulai terasa di wajah Yoohan.

Mati aku, gumam gadis itu dalam hati.

"Apakah aku tidak menarik?"

"... huh?"

Taehyung menghela napas pelan, kembali menatap manik hitam Yoohan. "Apakah aku tidak menarik, sampai-sampai kau tidak tertarik padaku? Dasar tukang bohong."

"Aku tidak mengerti apa maksudmu, Taehyung. Kumohon menjauhlah dariku!"

"Aku tahu kau menyukaiku, Yoohan."

Satu kalimat itu berhasil membuat jantung Yoohan berdegup sangat kencang. Pipinya memanas dan ia yakin Taehyung menyadarinya. Ayolah, Taehyung itu sebenarnya apa?! Kenapa ia bisa menebak isi hati Yoohan yang disimpan baik-baik itu?

"A-apa maksud—"

"Tidak usah pura-pura bodoh. Aku bukan pria yang suka basa-basi. Aku tahu kau menyukaiku karena aku bisa merasakan debaran jantungmu saat menggendongmu. Dan kau tahu? Ucapanmu yang bilang kalau kau tidak suka padaku pada Nenek Sato, membuatku kecewa."

Snow in Hallstatt ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang