25. Halo, Hallstatt!

125 23 17
                                    

Halo semuaa!!
I'm back!!! 😆

Ga usah lama lama, happy reading semua! ❤️😁











[Yoohan's Eyes]

Jika aku harus melampiaskan emosiku pada seseorang, maka Kim Taehyung adalah orang yang tepat. Meskipun aku menyukainya, ada kalanya aku kesal dengan pria satu ini. Bagaimana tidak? Tanpa angin, tanpa hujan, dia "menculikku" dan membawaku pergi ke Austria, seenaknya sendiri, tanpa berdiskusi denganku, dan tidak membiarkanku membawa keperluanku! Aku tidak bawa pakaian, tidak bawa kebutuhan pribadiku, hanya berbekal tas kecil berisi handphone dan dompet. Meskipun dia bilang, dia akan mengurusi semuanya, tapi tetap saja ... ada keperluan wanita yang tidak bisa kukatakan padanya! (Kalian mengerti maksudku, bukan??)

Kim Taehyung adalah definisi pria egois yang keras kepala dan menyebalkan!

"Kau masih marah padaku?"

Aku memilih memalingkan wajahku ke jendela pesawat yang menampilkan awan-awan berwarna senja kebiruan. Sudah dari beberapa jam yang lalu aku marah-marah padanya karena berbuat seenaknya, dan sekarang, aku memilih untuk mendiamkannya karena aku lelah.

"Hei, Yoohan..."

Kurasakan telunjuknya menekan-nekan pipiku dengan pelan. Aku menepis jemarinya dan mendelik, menatap pria titisan Apollo itu dengan sinis.

"Bisakah kau tidak menggangguku?" balasku malas.

"Hei, aku minta maaf! Sudah sepuluh kali aku minta maaf padamu, masa kau tidak mau memaafkanku?!" kata Taehyung dengan wajah memelas. Kuhela napas panjang, guna mengendalikan emosiku.

"Bagaimana aku tidak marah padamu karena sikapmu yang seperti ini?! Kau tidak bisa bertindak semena-mena mengajakku pergi seperti ini! Ada apa denganmu, eoh?!" ujarku.

"Aku mengajakmu kabur dari ayahku," ujarnya dengan suara nada yang nyaris lirih, tapi aku masih bisa mendengarnya. Aku tertegun mendengar pengakuannya setelah sekian cukup lama dia tidak mengatakannya padaku. "Kau tahu? Butuh perjuangan untuk mendapatkan kembali paspor yang sempat ditahan oleh ayahku. Seokjin sampai harus berbohong pada ayahku agar bisa menyelinap masuk ke ruang kerjanya dan mengambil pasporku."

"Paspormu sempat ditahan oleh Tuan Kim Ryu?? Kenapa?"

"Karena dia melarangku untuk kabur lagi. Dan dia juga melarangku untuk menikah denganmu."

Aku tidak tahu harus berkomentar seperti apa mendengar perkataan Taehyung secara gamblang seperti ini. Tapi yang jelas, jantungku kembali berdegup tak tenang mendengarnya. Kenapa pria ini masih berusaha menikah denganku padahal dengan jelas aku sudah pernah menolaknya. Dan lagi, kenapa dia mengajakku ke Austria, negara yang selalu membuatku mengingat penyesalan dan rasa bersalahku karena telah menolak lamaran dari pria ini.

"Kenapa kau membawaku pergi ke Austria? Kita mau ke Salzburg lagi?" tanyaku.

Taehyung menoleh padaku lalu tersenyum. Sepertinya dia sadar kalau aku sudah tidak lagi marah padanya. "Kita akan ke Hallstatt."

"Hallstatt? Aku baru tahu tempat itu?"

"Itu desa yang indah di Austria. Tempatnya terpencil, tapi indah. Itu juga masuk situs warisan dunia UNESCO sebagai tempat yang cukup bersejarah. Kau akan tahu banyak hal ketika kita sampai nanti," ujarnya.

"Kenapa kau memilih tempat itu?"

Pria itu terdiam sejenak, lalu tersenyum lagi. "Entahlah. Kurasa aku menyukai Austria karenamu."

Snow in Hallstatt ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang